Notification

×

Iklan

Iklan

Kemendes PDTT Gelar Workshop tentang Model Pengembangan Masyarakat Pedesaan yang Inovatif

22 Oktober 2018 | 18.43 WIB Last Updated 2018-10-22T11:43:46Z


Yogyakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Bagian Kerjasama Luar Negeri pada Biro Humas dan Kerjasama menyelenggarakan kegiatan sharing pengetahuan dan pengalaman dalam membangun masyarakat pedesaan yang inovatif bersama dengan perwakilan negara-negara di Asia yang tergabung dalam Asian Productivity Organization (APO). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 22 – 26 Oktober 2018.

APO merupakan organisasi kerjasama multilateral. Organisasi ini bergerak dalam bidang program peningkatan produktivitas. Indonesia sendiri bergabung menjadi anggota APO sejak tahun 1968. Saat ini ada 20 negara anggota APO. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Pakistan, Pilipina, Singapura, Sri Lanka, Bangladesh, Kamboja, China, Fiji, Hong Kong, India, Iran, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Mongolia, Nepal, Thailand dan Vietnam.

Kegiatan yang dikemas dengan tema Workshop on Innovative Rural Community Development Models itu dihadiri oleh 14 negara anggota sebagai peserta dan  menghadirkan narasumber dari 3 negara yaitu Korea, Jepang, dan New Zealand.

“Dalam beberapa hari ke depan, kita akan berdiskusi mengenai model dan pendekatan inovatif dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat perdesaan kita,” kata Kepala Biro Humas dan Kerjasama Bonivasius Prasetya Ichtiarto saat membuka workshop tersebut, Senin (22/10).

Satu hal yang menarik bagi kami di Indonesia, lanjutnya, bukan hanya karena kami memiliki 74.957 desa, tetapi juga meyakini bahwa dalam tiga tahun terakhir kami telah mengkaji, mencoba, dan menerapkan sejumlah model terobosan yang ternyata cukup sukses dalam pengembangan komunitss pedesaan kami.

Dalam kesempatan sama, Direktur Alternate National Productivity Organization (NPO) Kunjung Masehat mengatakan bahwa hadirnya era industri 4.0 merupakan tantangan bagi kita semua dalam proses pengembangan masyarakat perdesaan. “Tantangan bagi kita semua, bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk pengembangan masyarakat pedesaan. Untuk itulah dalam forum ini kita akan melakuan sharing pengalaman, bagaimana globalisasi telah mempengaruhi model pembangunan di negara masing-masing,” paparnya.

Sementara itu, Project Manager APO Jisoo Yun berpesan agar workshop ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Dengan latar belakang budaya, pengalaman, dan aspek yang berbeda dalam membangun di negaranya, ini akan menjadi bahan yang menarik untuk berdiskusi di sini,” katanya.(dyko/ril)
×
Kaba Nan Baru Update