Notification

×

Iklan

Iklan

Kurikulum Seni Budaya SMP: Diarahkan Sesuai Tuntutan Industri 4.0 Dan FLS2N (?)

19 Maret 2019 | 16.10 WIB Last Updated 2019-03-19T09:10:38Z
Oleh: Zulkarnaen, M.Sn *)

Pasbana.com --- Kurikulum awalnya digunakan untuk bidang olah raga, berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curere berarti jarak tempuh lari. Jarak yang dimulai dan disudahi dikenal dengan istilah start dan finish. 

Istilah ini digunakan dalam pendidikan. Curere diartikan jarak yang ditempuh dari start hingga finish. Sementara itu di Indonesia kurikulum menurut UU SISDIKNAS Nomor 20 tahun 2003, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara atau metoda yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara pendidikan untuk mencapai tujuan .

Seni budaya sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah, sebut saja di SMP, merupakan pelajaran seni yang berlatar budaya, tidak semata-mata murni seni. Seni budaya, sederhananya kesenian yang berlatar budaya, semua yang dibuat manusia tentang cara hidupnya yang memiliki keindahan.  

Salah satu contoh seni budaya Indonesia adalah tari Saman yang diakui UNESCO sebagai daftar Representatif Budaya tak benda warisan manusia di dalam siding ke-6 Komite Antar Pemerintah untuk perlindungan Warisan Budaya tak Benda Unesco di Bali, 24 Nopember 2011.

Presiden RI, Jokowi dalam banyak kesempatan menyatakan: Seni budaya merupakan kekayaan nyata Indonesia, kita kalah dengan negara lain soal teknologi, industri mobil, pesawat dan lain-lain. 

Namun satu yang dibanggakan Indonesia di luar negeri, yaitu seni budaya. Kalimat seperti ini penulis dengar langsung pada 4  September 2018, oleh Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud, dalam kuliah umum di ISI Padangpanjang. Sebagai guru seni budaya, penulis merasa tepat berada dibidang yang menjadi kekayaan Indonesia, yang belum terkalahkan oleh negara lain.

Yang menggelitik penulis selama mengajar seni budaya di SMP adalah kemana arah seni budaya SMP? Sementara kita sudah berada di industri 4.0, seperti pidato Prof. Novesar, Agustus 2018, dalam acara wisuda ISI Padangpanjang, bahwa industri 4.0 suatu persaingan global yang melibatkan kreatifitas seni, kebutuhan pasar dan infrastruktur internet yang dikenal dengan big data.

Saatnya kita, masyarakat Indonesia memikirkan kurikulum terbaik buat anak bangsa, dibidang seni budaya SMP, pikirkan kebutuhan seni budaya untuk lingkungan sekolah, masyarakat budaya setempat, dan pemasaran yang menggunakan internet super cepat. Kurikulum seni budaya tak melulu “menyusahkan” guru hingga menghambat kreatifitas seni budaya, melulu pada administrasi, hingga lupa akan kebutuhan pasar, yang mengglobal, dan pada akhirnya seni budaya Indonesia diambil orang.

Ada baiknya kurikulum seni budaya SMP lebih disederhanakan, tidak mengikat seperti sekarang ini, kalau bisa seperti KTSP yang kemudian diserahkan kepada guru masing-masing. Perangkatnya cukup silabus, bentuk karya dan penilaian. Demikian sederhana, namun padat pada karya. Penilaian pun tak serumit K13 seperti sekarang ini. Pemikiran sederhana ini, setidaknya menghasilkan guru-guru seni budaya yang kreatif dan tujuan akhirnya anak-anak bangsa Indonesia tumbuh dalam lingkar seni budayanya sendiri dan tahu akan budaya orang lain. 

Pada akhir tulisan ini, penulis ingin kurikulum seni budaya diarahkan pada kebutuhan seperti, apa yang dibutuhkan masyarakat dan apa yang dilombakan. Ini dapat dilihat, pada kegiatan keagamaan, pariwisata, perkawinan, adat istiadat, peresmian dan seterusnya. 

Kemudian setiap tahun Kemendikbud menyelenggarakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional,  ke arah sana hendaknya kurukulum dibuat. Jika boleh, mengadopsi pikiran Festival Seni Budaya di Solok Selatan yang kini hangat dibicarakan yang fokus pada seribu rumah gadang. 

Ada simbol seni budaya daerah masing-masing ditampilkan kepermukaan. Hingga kurikulum seni budaya membawa impersi bagi anak-anak bangsa Indonesia.
Sumber: berbagai media.

*). Penulis adalah guru seni budaya SMPN Binsus Kota Dumai, penulis buku, jurnal ilmiah, artikel diberbagai media.
×
Kaba Nan Baru Update