Pasbana - Pernahkah Anda berhenti sejenak di tengah riuhnya hidup, lalu mengucapkan: “Astaghfirullah”?
Sederhana memang, hanya satu kata. Tapi siapa sangka, di balik kalimat pendek itu tersimpan lautan hikmah yang luar biasa. Rasulullah SAW—sosok paling mulia yang dijamin masuk surga—bahkan mengucapkannya lebih dari 70 hingga 100 kali setiap hari.
Lantas, apa sebenarnya rahasia di balik istighfar? Kenapa kita dianjurkan untuk membacanya sesering mungkin, bahkan dijadikan amalan rutin?
Istighfar, Permohonan Ampun yang Menjadi Obat Hati
Istighfar berasal dari bahasa Arab “ghafara”, yang berarti menutupi atau mengampuni. Dalam konteks spiritual, istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah atas dosa-dosa, baik yang disadari maupun tidak.Cukup dengan membaca:
“Astaghfirullah” (Aku mohon ampun kepada Allah)
Mudah, bukan?
Namun jangan salah, kalimat ini bukan sekadar formalitas. Ia adalah bentuk pengakuan dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya.
Kapan Waktu Terbaik Membaca Istighfar?
Meskipun bisa dibaca kapan saja, ada beberapa waktu utama yang sangat dianjurkan, antara lain:- Setelah shalat fardhu (5 waktu) Di sepertiga malam terakhir, terutama setelah tahajjud hingga datangnya waktu Subuh.
- Saat sedang diuji, gelisah, atau menghadapi kesulitan
Dalam Al-Qur’an surah Az-Zariyat ayat 18, Allah menyebut ciri orang bertakwa adalah mereka yang “beristighfar di waktu sahur”.
Lima Manfaat Ajaib dari Istighfar
Berikut ini beberapa manfaat istighfar yang dijelaskan dalam berbagai riwayat hadits dan juga dibuktikan melalui pengalaman hidup banyak orang:1. Menghapus Dosa
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari setiap kesedihan, kemudahan dari setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim)
2. Menjauhkan Diri dari Bahaya
Istighfar melindungi kita dari mara bahaya yang tak kasat mata. Dengan memohon ampun, kita memperkuat benteng spiritual dari hal-hal yang membahayakan jiwa dan raga.
3. Mendatangkan Rezeki yang Halal dan Berkah
Dalam Surah Nuh ayat 10-12, Allah menjanjikan:
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan yang lebat atasmu, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula untukmu sungai-sungai.”
Rezeki itu bukan hanya uang. Bisa berupa ketenangan batin, kesehatan, hingga ide-ide yang mengubah hidup kita.
4. Menghilangkan Kesusahan
Ketika merasa dunia terasa sempit, cobalah mengucapkan istighfar. Amalan ini menenangkan batin, melepaskan beban, dan membuka hati untuk solusi.
5. Menjemput Nikmat dan Keberkahan
Istighfar bukan hanya menjauhkan keburukan, tetapi juga menarik kebaikan. Hidup jadi lebih lapang, hubungan lebih harmonis, dan keputusan terasa lebih mudah.
Kenapa Rasulullah yang Suci Masih Beristighfar?
Ini menjadi pertanyaan reflektif yang menarik. Jika Rasulullah SAW yang maksum (terjaga dari dosa) saja terus beristighfar, maka kita—yang setiap hari tak luput dari khilaf—sudah sepantasnya lebih rajin melakukannya.Imam al-Ghazali menyebut bahwa istighfar adalah cara menyucikan hati dari penyakit-penyakit batin seperti sombong, riya, dengki, dan lalai.
Ringan di Lisan, Berat di Timbangan Amal
Istighfar adalah amalan murah, mudah, dan dahsyat. Tak perlu waktu khusus, tak perlu modal apapun, hanya keikhlasan dan kesadaran. Satu kata, satu langkah menuju ketenangan, keberkahan, dan kedekatan dengan Sang Maha Pengampun.Mulai hari ini, mari biasakan ucapkan:
“Astaghfirullah…”,
Dengan hati yang lapang dan niat untuk memperbaiki diri.
Karena siapa tahu, satu istighfar hari ini bisa menjadi penyelamat di hari yang kita tidak sangka.(*)