Pasbana - Bayangkan berjalan di tepian sungai yang tenang di pagi hari, saat kabut masih menggantung tipis di atas air. Tiba-tiba, dari kejauhan muncul bayangan bergerak di permukaan air. Sekilas tampak seperti sebatang kayu... tapi tunggu, ia bergerak melawan arus. Ya, itu buaya — sang penguasa rawa yang diam-diam mengintai dari kejauhan.
Konflik antara manusia dan buaya memang bukan cerita baru, terutama di wilayah yang berbatasan langsung dengan habitat alami mereka. Di Sumatera Barat, misalnya, beberapa kasus penyerangan buaya terhadap manusia kembali terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Ketegangan ini mengingatkan kita bahwa kita hidup berdampingan dengan hewan liar, dan itu butuh pemahaman serta kehati-hatian.
Dalam sebuah dialog radio bertajuk 'Padang Pagi Ini' yang disiarkan Pro 1 RRI Padang pada Sabtu (17/5/2025), Hendrisman, Plt. Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, mengajak masyarakat untuk lebih mengenal karakteristik buaya.
“Buaya itu hewan pendahulu, sudah ada sejak 95 juta tahun lalu. Mereka telah melihat zaman dinosaurus datang dan pergi,” ungkapnya.
Ya, benar. Buaya adalah "fosil hidup" yang bertahan hingga hari ini. Dan seperti makhluk purba lainnya, mereka hidup dengan naluri kuat dan insting bertahan hidup yang tinggi. Tapi apa yang membuat mereka kadang berkonflik dengan manusia?
Berikut ini beberapa fakta unik yang perlu kita ketahui tentang buaya, khususnya buaya muara yang banyak ditemukan di perairan Indonesia:
7 Fakta Tentang Buaya yang Wajib Kamu Tahu
1. Mereka perenang ulung
Dengan ekor yang kuat dan tubuh ramping, buaya bisa berenang cepat dan diam-diam, membuat mereka sulit terdeteksi oleh mangsa.
2. Hewan teritorial sejati
Buaya akan mempertahankan wilayahnya dari makhluk asing. Jadi, saat manusia memasuki area itu — entah saat memancing, mandi, atau beraktivitas di tepi sungai — mereka bisa dianggap ancaman atau... santapan.
3. Soliter tapi mematikan
Buaya hidup menyendiri dan sangat mampu bertahan hidup tanpa bantuan kelompok. Ini berbeda dengan hewan sosial seperti kera atau serigala.
4. Pemakan oportunis
Tidak pilih-pilih makanan, buaya akan menyambar apa pun yang bergerak di dekatnya — ikan, unggas, anjing, bahkan manusia.
5. Buaya muara: sang raksasa agresif
Dibandingkan jenis buaya lainnya, buaya muara bisa tumbuh hingga lebih dari 6 meter dan terkenal karena sifatnya yang agresif.
6. Induk buaya punya naluri keibuan
Meski tampak menyeramkan, induk buaya menjaga sarang dan telurnya dengan sangat protektif. Jangan pernah mendekati sarang buaya!
7. Mereka dilindungi oleh hukum
Sesuai Peraturan Menteri LHK No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018, buaya adalah satwa dilindungi. Jadi membunuh atau menangkapnya bisa berujung pidana.
Kunci utama dalam menghindari konflik ini, kata Hendrisman, adalah dengan pintar-pintar berbagi ruang dan waktu. Artinya, manusia harus menghindari aktivitas di daerah yang diketahui sebagai habitat buaya, terutama saat pagi dan sore hari — waktu di mana buaya paling aktif.
“Buaya adalah hewan berdarah dingin dan mereka akan lebih aktif saat suhu mulai hangat,” jelasnya.
Itulah sebabnya, warga yang tinggal di sekitar sungai diimbau untuk selalu waspada, menggunakan perahu saat menyeberang, dan tidak membuang sampah organik atau bangkai di sungai yang bisa menarik perhatian buaya.
Pemerintah, melalui BPSPL dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), terus melakukan edukasi dan patroli untuk mengurangi konflik. Beberapa daerah bahkan telah memasang rambu-rambu peringatan dan membentuk tim mitigasi konflik satwa liar.
Selain itu, masyarakat juga bisa melaporkan kemunculan buaya atau potensi konflik ke kanal resmi seperti aplikasi SIAGA BBKSDA atau layanan pengaduan Kementerian LHK.
Alih-alih takut berlebihan, masyarakat diajak untuk lebih tahu dan paham tentang hewan ini. Dengan begitu, kita bisa tetap aman tanpa harus mengusik kehidupan satwa liar yang juga punya hak atas habitatnya.
Karena pada akhirnya, buaya bukanlah makhluk jahat. Mereka hanya menjalankan naluri alami — bertahan hidup. Dan seperti pepatah lama bilang: "Kita tidak bisa mengusir buaya dari rawa, tapi kita bisa belajar tidak bermain air di sana." (rel/*)