Pasbana - Pejalan Nagari Walk
(PNW) #2 akan digelar pada 22 Juni 2025 mendatang di 4 nagari, kecamatan IV
Koto, Kabupaten Agam. Nagari tersebut meliputi Koto Gadang, Sianok Anam Suku,
Guguak Tabek Sarojo dan Koto Tuo. Even ini diinisiasi oleh Asosiasi Pejalan
Kaki Sumatera (APKS) atau Sumatran Walkers Association. Sebuah komunitas
yang didirikan di Bukittinggi, Februari 2024.
“APKS membawa
semangat Stride for Nagari atau Langkah untuk Nagari. Nagari punya
banyak potensi baik alam maupun budaya. Melalui gerakan sederhana yaitu jalan
kaki, kita coba mendorong pariwisata nagari yang berkelanjutan, pemajuan
kebudayaan, dan pola hidup sehat,” ujar Dedi Novaldi, ketua APKS. (25/05)
PNW tidak sekedar
jalan kaki biasa. Rute PNW akan melewati jalan raya, perkampungan warga, sawah,
hutan, sungai dan rawa yang ada di 4 nagari tersebut. Peserta juga akan melewati rumah dari para
tokoh bangsa kelahiran Koto Gadang seperti Roehana Kudus, Oesman Effendi, dan
Agus Salim.
Selama perjalanan,
peserta bisa berswafoto sepanjang rute yang dilalui, berinteraksi dengan warga
lokal, melihat situs atau benda peninggalan sejarah, dan menikmati keindahan
alam.
Ada 3 rute yang
ditawarkan yaitu 5 km, 10 km, dan 20 km. Peserta bisa memilih rute sesuai
dengan kebutuhan. Even jalan kaki ini tidak bersifat perlombaan (race), jadi
istilah menang ataupun kalah. Setiap peserta berjuang hingga garis finish dan
meraih medali sebagai tanda telah berhasil menyelesaikan tantangan di rute
tersebut.
Ini yang membedakan
aktivitas PNW dengan even running dan even walking tour pada
umumnya. Harapannya, even ini bisa berkembang jadi ajang sport tourism skala
internasional.
“ Jumlah peserta
mencapai 300 orang. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia, beberapa
dari luar negeri,” ujar lelaki yang kerap disapa Chaink ini.
Demografi asal peserta
antara lain Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Agam, Sawahlunto, Padang Panjang,
Solok, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat, Tanah Datar, Lima Puluh Kota,
Dharmasraya, Jakarta, Pekanbaru, Depok, Tanggerang Selatan, Medan, Singapura
dan Malaysia.
Riset Stanford
University – California (2017) menyebutkan Indonesia menjadi negara yang
penduduknya sangat jarang berjalan kaki. Orang Indonesia berjalan kaki
rata-rata hanya 3.513 langkah per hari. Data ini didapat dari 700.000 orang di
seluruh dunia yang menggunakan Argus, aplikasi pemantau aktivitas yang ada di
telepon selular.
“ Tentunya PNW juga
punya semangat agar orang Indonesia lebih termotivasi untuk jalan kaki. Jalan
kaki punya banyak manfaat diantaranya meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi
risiko penyakit jantung, menjaga berat badan dan memperkuat tulang serta otot.
Secara mental, bisa membantu mengelola stress dan meningkatkan kualitas tidur,”
jelas Chaink.
Kolaborasi
Membangun Nagari lewat PNW
PNW #2 menggandeng
Pokdarwis Nagari Koto Gadang dan Pokdarwis Nagari Sianok Anam Suku sebagai
penyelenggara. Palang Merah Indonesia, UPTD Puskesmas IV Koto, dan Rumah Sakit
Tentara Bukittinggi, dan Universitas Fort De Kock juga terlibat sebagai tim
kesehatan.
“PNW adalah ruang
belajar bersama. Sport tourism di Sumatera Barat bisa terbangun lewat
partisipasi bermakna komunitas lokal. Lepas even ini, kita punya pengetahuan
dan ide baru untuk mempromosikan potensi nagari, “ ujar Syukra Maulana, Program
Manajer PNW.
Syukra melihat potensi
keberlanjutan dari aktivitas ini. Ke depan melalui gerakan kolaborasi, PNW akan
merangkul nagari lainnya yang ada di Sumatera Barat. Sumatera Barat memiliki
lebih dari 1.035 nagari yang bisa dieksplorasi dan dikembangkan secara
kolaboratif lintas sektoral melalui program jalan kaki.
Selain berjalan
kaki, peserta juga akan dihibur oleh berbagai penampilan dari anak nagari. Ada
Tambua Koto Gadang RMJ MTNI - grup musik tambua tansa dari remaja Mesjid Koto
Gadang, Sanggar Seni Palanta Gantiang – Nagari Koto Gadang, Sanggar Anam Suku –
Nagari Sianok Anam Suku, Sanggar Seni Intan Sarojo – Nagari Guguak Tabek
Sarojo, Saandiko – Bukittinggi, Circle Breath – Padangpanjang, Panca Ragam
Sakato – Padang, dan Gantorio – Padang.
Ada lapak nagari di
mana UMKM lokal akan menyuguhkan berbagai jenis kuliner tradisi. Jadi peserta
bisa berwisata kuliner mencicipi kuliner khas Minangkabau. Lalu, juga ada pameran
produk lokal seperti sulaman dan perak, serta workshop kerajinan. Sulaman dan
perak merupakan produk kerajinan Koto Gadang yang telah diekspor ke berbagai
negara sejak ratusan tahun yang lalu.
“ Pada workshop
kerajinan, peserta diajak mengenal bagaimana sulaman Koto Gadang dan kerajinan
perak dibuat. Ini sebuah pengalaman menarik karena peserta juga berkesempatan
untuk mempraktekannya langsung di tempat,” jelas Syukra.
Penyelenggaran PNW
tentunya memiliki dampak positif bagi perkembangan ekonomi kreatif yang di
Sumatera Barat. Syukra berbagi info, homestay di Nagari Koto Gadang yang dikelola
oleh warga telah penuh dibooking oleh peserta menjelang tanggal
pelaksanaan. Peserta lainnya juga ada memilih menginap di penginapan sekitar
Bukittinggi – Agam. Tentu ini akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi di
bidang jasa homestay dan perhotelan. Berbagai kebutuhan even juga dibeli dari
UMKM yang ada di sekitaran Agam dan Bukittinggi.
“Kerja semacam ini
merupakan gerak bersama untuk mendukung kemajuan nagari. Sehatnya dapat,
ekonomi meningkat, dan potensi budaya serta alam nagari diperkenalkan ke
khalayak luar,” tutup Syukra.
Bagi yang ingin mendapatkan pengalaman yang
tak terlupakan ini bisa mendaftar pada kanal website www.pejalannagariwalk.com.Pendaftaran
PNW #2 masih dibuka sampai tanggal 31 Mei 2025.
Contact person:
Dedi Novaldi / Chaink ( Ketua Asosiasi Pejalan
Kaki Sumatera: 0852-7474-2300)
Syukra Maulana (Program Manager Pejalan Nagari
Walk: 0813-7418-6445)