Di balik pria sukses, ada perempuan hebat yang selalu mendoakan dalam diam. Tapi jangan salah, suami pun bisa jadi penopang luar biasa bagi istri yang sedang mengejar impiannya.
Pasbana - Dalam hidup berumah tangga, cinta bukan sekadar bunga-bunga kata di awal pernikahan. Ia tumbuh menjadi kekuatan yang nyata saat pasangan saling menguatkan, terlebih dalam masa sulit. Di situlah istilah “support system” menemukan maknanya yang paling dalam.
Menurut psikolog keluarga, Aulia Sani, M.Psi, dukungan emosional dari pasangan bisa menjadi kunci ketahanan mental seseorang dalam menghadapi tekanan hidup, termasuk tekanan ekonomi.
“Istri yang merasa bahagia dan didukung, cenderung akan lebih mudah mendukung balik sang suami. Energinya positif, dan itu menular,” ungkapnya dalam sebuah seminar psikologi pernikahan di Jakarta.
Bukan Hanya Tentang Uang, Tapi Tentang Energi
Pernahkah kita melihat seorang suami yang tetap semangat mencari nafkah meskipun sedang banyak masalah? Bisa jadi, karena ada istri yang menyambutnya pulang dengan senyum dan pelukan, bukan beban tambahan. Begitu pun sebaliknya.Ketika istri tengah menghadapi dilema pekerjaan atau tugas domestik yang melelahkan, suami yang hadir secara emosional bisa menjadi penyemangat yang luar biasa.
Dukungan ini bisa sesederhana menyediakan waktu untuk mendengarkan, mengapresiasi usaha satu sama lain, atau memberi semangat saat salah satu sedang merasa gagal.
Psikolog Amerika, John Gottman, dalam bukunya The Seven Principles for Making Marriage Work menekankan pentingnya pasangan menjadi “teman baik” satu sama lain. “Pernikahan yang awet adalah pernikahan yang saling mendukung dan tidak saling menghakimi,” katanya.
Data Bicara: Support System Berpengaruh pada Kesuksesan
Sebuah studi dari Carnegie Mellon University (2017) menunjukkan bahwa pasangan yang mendapat dukungan aktif dari pasangannya—misalnya dalam mengambil keputusan penting karier—memiliki peluang lebih besar mencapai tujuan yang diimpikan.Studi ini melibatkan 163 pasangan dan menyimpulkan bahwa dukungan emosional yang konsisten meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian mengambil peluang.
Tak heran jika banyak pengusaha, atlet, atau tokoh publik yang menyebut pasangan mereka sebagai “kunci sukses”. Tengok saja kisah Najwa Shihab, jurnalis dan tokoh publik yang kerap menyebut peran besar suaminya, Ibrahim Sjarief Assegaf, dalam mendukung langkahnya di dunia media yang keras.
Atau Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, yang berkali-kali memuji istrinya, sebagai sumber kekuatan sekaligus penyeimbang dalam hidupnya.
Kebahagiaan Istri, Rezeki Suami
Ungkapan "kebahagiaan istri adalah rezeki suami" bukan sekadar kata-kata manis. Di baliknya, ada filosofi mendalam bahwa pasangan bahagia cenderung menciptakan rumah yang nyaman, produktif, dan penuh energi positif. Rumah yang nyaman akan menjadi tempat “recharge” terbaik bagi siapa pun yang lelah di luar sana.Di tengah zaman yang serba cepat, rumah tangga bukan lagi sekadar tempat tinggal, tapi zona aman emosional. Suami bisa curhat tanpa takut dihakimi. Istri bisa menangis tanpa perlu merasa lemah. Di situlah, keduanya menjadi pelindung dan penyemangat satu sama lain.
Menjadi Support System Itu Pilihan dan Proses
Menjadi support system terbaik tidak datang otomatis hanya karena status sebagai suami atau istri. Itu adalah hasil dari komunikasi yang jujur, kemauan saling memahami, dan latihan berempati setiap hari.Karena seperti kata pepatah Jepang, “Kebersamaan itu seperti teh panas di hari hujan. Tidak menyelesaikan masalah, tapi membuat semuanya terasa lebih hangat.”
Kisah cinta sejati tak selalu mewah dan penuh drama. Kadang ia berwujud dalam secangkir kopi hangat buatan istri, atau pijatan lembut suami di malam hari.
Keduanya saling menopang, bukan menuntut. Karena dalam rumah tangga, yang terbaik bukanlah siapa yang paling sempurna, tapi siapa yang paling bersedia hadir—di saat senang maupun susah.
Jadi, siapa support system terkuatmu hari ini?
(Sanitsaka)