Padang, pasbana – Harapan lama masyarakat Sumatera Barat untuk memiliki akses jalan yang cepat dan layak antara Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) dan Kabupaten Solok kini mendekati kenyataan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mulai melanjutkan pembangunan jalan tembus yang menghubungkan kedua daerah tersebut, tepatnya melalui kawasan Bukit Binuang, Nagari Muaro Aia, Kecamatan Bayang Utara, Pessel.
Jalan baru yang membelah perbukitan ini diproyeksikan memangkas waktu tempuh secara signifikan.
Bila sebelumnya perjalanan dari Pessel ke Solok memakan waktu hingga empat jam, kini cukup satu jam saja. Dampaknya, selain mempercepat mobilitas antarwilayah, jalur ini juga diperkirakan akan memperkuat konektivitas antar kabupaten lain di Sumbar seperti Dharmasraya, Solok Selatan, Sawahlunto, dan Sijunjung menuju Pessel dengan waktu tempuh yang lebih efisien.
Pada Selasa, 3 Juni 2025, tim teknis telah melakukan pengukuran awal sebagai bagian dari kelanjutan proyek pengaspalan. Tim dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumbar sudah melakukan pengukuran di lapangan. Seminggu sebelumnya, tim pengawas juga turun untuk melihat kondisi eksisting.
Proyek ini merupakan salah satu program prioritas strategis karena dinilai memberikan dampak luas, baik bagi sektor ekonomi, transportasi maupun pariwisata. Harapannya tidak hanya membangun jalan, tapi juga membuka akses pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan di Sumbar.
Peningkatan infrastruktur ini diyakini akan memacu perputaran ekonomi regional. Para petani sayur dari Solok akan lebih mudah menjangkau pasar di Pessel, sementara nelayan Pesisir Selatan dapat memasok ikan segar ke Solok dalam waktu singkat.
“Selama ini kami harus menempuh waktu lama dan medan yang berat untuk menjual hasil pertanian ke Pessel. Jika jalan ini benar-benar tuntas dan mulus, kami sangat terbantu. Biaya angkut turun, hasil panen segar sampai lebih cepat,” kata Roni (38), petani asal Lembah Gumanti, Solok.
Di sisi lain, sektor pariwisata pun akan turut merasakan manfaat. Kabupaten Pesisir Selatan yang dijuluki Negeri Sejuta Pesona memiliki kekayaan alam dan bahari yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Akses yang mudah dan cepat tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong.
Pemkab Pessel optimis pembukaan jalan ini akan menumbuhkan destinasi baru, memudahkan wisatawan menjelajah Pessel tanpa menghabiskan banyak waktu di jalan.
Pemerintah provinsi telah mengalokasikan dana puluhan miliar rupiah untuk proyek ini. Menurut data yang dihimpun dari Dinas PUPR, pembangunan jalan ini menargetkan aspal hotmix sepanjang belasan kilometer dengan standar konstruksi tahan longsor dan banjir.
“Sudah lama kami berharap jalan ini dibangun dengan layak. Selama ini kami tetap memaksakan lewat, meskipun jalan belum diaspal dan berbahaya. Tapi itu satu-satunya jalur tercepat,” ungkap Yusril, pedagang ikan asal Bayang, yang biasa mengantar dagangannya ke Solok menggunakan sepeda motor.
Para pelintas seperti Yusril menggambarkan situasi tersebut bukan sebagai penderitaan, tetapi bagian dari perjuangan mencari nafkah. “Resiko itu kami hadapi setiap hari. Tapi sekarang kami merasa perjuangan kami tidak sia-sia karena akhirnya jalan ini akan diselesaikan dengan baik,” tambahnya.
Pembangunan jalan tembus Pessel–Solok bukan sekadar proyek infrastruktur biasa. Ini adalah wujud dari pemerataan pembangunan dan jawaban atas impian masyarakat yang telah lama mendambakan akses yang layak dan efisien.
Dengan semangat kolaborasi dan ketekunan warga, jalan ini diharapkan selesai sesuai jadwal dan standar mutu.
Jika proyek ini berjalan lancar dan tepat waktu, maka Sumatera Barat akan memiliki jalur strategis baru yang menjadi nadi pergerakan ekonomi dan wisata, mempercepat distribusi, dan memperkuat integrasi antarwilayah.
“Sekali gas, sampai di Pessel”, bukan lagi sekadar slogan, melainkan kenyataan yang bisa dinikmati semua kalangan.(*)
