Padang, pasbana — Di tengah geliat ekonomi yang mulai bangkit pascapandemi, sebuah semangat gotong royong perlahan tumbuh di Kampung Dalam, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Namanya: Koperasi Merah Putih. Meski terbilang baru, koperasi ini membawa harapan besar bagi warga untuk membangun usaha dari potensi lokal yang selama ini terabaikan.
Dipimpin oleh Ilham, sosok muda yang penuh semangat, Koperasi Merah Putih tak sekadar hadir sebagai wadah simpan pinjam. Lebih dari itu, koperasi ini ingin menjadi motor penggerak ekonomi berbasis kebutuhan warga.
"Kami ingin memulai dari hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Jadi kami memilih jadi agen gas, buka kios pupuk, dan pembibitan ikan," ujar Ilham saat ditemui usai acara peluncuran resmi koperasi di Youth Centre Padang, Kamis (17/7/2025).
Langkah Ilham bukan tanpa alasan. Di kawasan tempat ia tinggal, mayoritas warga adalah petani dan peternak kecil. Selama ini, mereka kerap kesulitan mengakses pupuk dengan harga terjangkau dan bibit ikan berkualitas. Dengan koperasi, diharapkan masalah-masalah itu bisa diatasi secara mandiri.
Gagasan koperasi bukan barang baru di Indonesia. Sejak masa Bung Hatta—Bapak Koperasi Indonesia—kita sudah diajarkan bahwa koperasi adalah jalan ekonomi yang mengedepankan kebersamaan. Namun, di era modern ini, konsep koperasi terus berkembang dan disesuaikan dengan tantangan zaman.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang, Fauzan Ibnovi, menyebut bahwa saat ini pihaknya tengah mendorong koperasi agar tidak hanya bergerak di sektor konsumsi, tapi juga berinovasi dalam pengelolaan potensi lokal.
"Kami arahkan koperasi untuk masuk ke sektor strategis, termasuk ekonomi sirkular seperti budidaya maggot yang kini mulai dilirik sebagai solusi sampah organik," kata Fauzan.
Budidaya maggot, atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF), kini memang tengah naik daun. Selain efektif mengurai sampah organik, maggot juga menjadi pakan alternatif yang kaya protein untuk ikan dan ternak. Inovasi semacam ini menjadi contoh nyata bagaimana koperasi bisa berperan sebagai pelopor solusi lingkungan sekaligus penggerak ekonomi.
Wali Kota Padang, Fadly Amran, yang hadir langsung dalam acara peluncuran, mengapresiasi geliat koperasi di tengah masyarakat. Ia menyebut koperasi sebagai "tiang tengah" perekonomian warga.
"Sudah terbentuk 104 Koperasi Merah Putih di Kota Padang. Tugas kita sekarang adalah menjaga semangat kekeluargaan, memilih pengurus yang kompeten, dan menjadikan koperasi sebagai ruang kolaborasi yang berkelanjutan," ujar Fadly.
Dalam catatan Dinas Koperasi Kota Padang, sebagian besar koperasi di kota ini bergerak di sektor sembako, distribusi gas, logistik, dan simpan pinjam. Namun, menurut Fadly, sudah saatnya koperasi naik kelas—tidak hanya jadi tempat menyimpan uang atau belanja sembako, tapi juga menjadi penggerak wirausaha lokal, penyelamat lingkungan, dan ruang edukasi ekonomi warga.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemko Padang melalui Dinas Koperasi dan UKM memberikan penghargaan kepada koperasi-koperasi yang dinilai sukses dan inspiratif. Beberapa di antaranya:
Kategori Konsumen Terbaik:
I: Koperasi Konsumen Keluarga Besar Semen Padang
II: KPRI Fakultas Ekonomi Unand
III: KPRI Pegawai RSUD dr. Rasidin
Kategori Simpan Pinjam Terbaik:
I: KSP Adipura Padang
II: KSP RS Yos Sudarso
III: KPRI SMPN 21 Padang
Mereka tak hanya mendapat piagam, tapi juga hadiah uang tunai: Rp10 juta untuk terbaik I, Rp8 juta untuk terbaik II, dan Rp6 juta untuk terbaik III. Hadiah ini diharapkan jadi penyemangat bagi koperasi lain untuk terus berinovasi dan memperluas manfaat.
Ketua Dekopinda Kota Padang, Irwan Basir, juga mengingatkan pentingnya profesionalisme dalam mengelola koperasi. Menurutnya, koperasi bukan hanya soal niat baik, tapi juga soal manajemen yang sehat dan visi jangka panjang.
"Kalau koperasi dikelola asal-asalan, cepat atau lambat akan stagnan. Tapi kalau profesional dan melibatkan semua pihak, koperasi bisa jadi penopang utama ekonomi masyarakat," tegasnya.(rel/tsa)