Notification

×

Iklan

Iklan

Keajaiban Waktu Malam: Kisah Sang Imam dan Pencuri yang Bertaubat

27 Agustus 2025 | 07:34 WIB Last Updated 2025-08-27T00:51:58Z


Pasbana - Di tengah keheningan malam, yang biasanya menjadi waktu terlelapnya banyak orang, seorang pencuri diam-diam memasuki rumah Imam Malik bin Dinar. 

Dengan harapan menemukan harta berlimpah, ia menggeledah setiap sudut rumah. Namun, yang ia temukan justru bukan emas atau perak, melainkan sang Imam yang tengah khusyuk menjalankan shalat malam.

Ketika menyadari kehadiran sang pencuri, Imam Malik tidak marah, bahkan menyapa dengan lembut: "Engkau ingin mencuri harta, itu hanya kebahagiaan dunia. Sudahkah kau curi waktu malam untuk menyiapkan kebahagiaan akhiratmu?"

Pencuri itu tertegun. Ia mengira akan diteriaki atau dikejar, namun alih-alih, Imam Malik memberinya segelas air dan melanjutkan shalatnya. 

Pencuri yang mulai merasa malu, akhirnya duduk bersila, terpana melihat kesungguhan sang Imam. 

Pagi harinya, mereka berdua berjalan menuju masjid untuk shalat berjamaah, meninggalkan banyak orang yang bertanya-tanya.

"Imam yang paling mulia berjalan ke masjid bersama pencuri yang paling terhina. Apa rahasianya?" tanya masyarakat.
Imam Malik bin Dinar menjawab dengan bijak, 

"Ketuklah pintu langit di malam hari, sebab Dia-lah yang menggenggam hati setiap manusia."

Shalat Malam: Ketika Waktu Terbaik Menjadi Milik Allah


Kisah ini mengingatkan kita akan betapa berharganya waktu malam, yang sering kali terlewat begitu saja. Dalam Islam, waktu malam merupakan saat yang sangat istimewa. 

Rasulullah SAW sendiri mengajarkan umatnya untuk mengisi malam dengan qiyamul-lail (shalat malam), sebagai persiapan untuk menjalani tugas kenabian yang berat.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, "Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah di malam hari, kecuali sedikit darinya." (QS Al-Muzammil: 1-2). 

Di ayat ini, Allah menyebutkan betapa pentingnya bangun malam sebagai waktu yang paling tepat untuk khusyuk dalam beribadah.

Manfaat Kesehatan dan Spiritual dari Shalat Malam


Selain memberikan kedekatan spiritual dengan Allah, shalat malam juga membawa manfaat kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh. 

Melakukan shalat malam secara rutin terbukti dapat meningkatkan kualitas tidur, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan jantung. 

Dr. John M. Grohol, seorang psikolog dan pendiri situs kesehatan mental Psych Central, menjelaskan bahwa kegiatan yang membawa ketenangan, seperti doa atau meditasi, memiliki efek positif dalam menurunkan kadar hormon stres (cortisol) dalam tubuh.

Namun, seperti yang diajarkan dalam Al-Qur'an, Islam juga menekankan keseimbangan hidup. Shalat malam bukan berarti kita harus terjaga sepanjang malam, melainkan mencuri sebagian waktu dari tidur kita untuk merendahkan hati dan bermunajat kepada Allah.

Rasulullah SAW dan Sunnah Qiyamul Lail
Rasulullah SAW sendiri menunjukkan contoh sempurna tentang bagaimana mengatur waktu tidur dan shalat malam. 

Beliau tidak hanya berpuasa dan shalat malam, tetapi juga tidur dengan cukup, beristirahat, dan melaksanakan tugas-tugas lainnya. 

"Aku berpuasa dan berbuka, shalat malam dan tidur, serta menikahi wanita. Siapa yang membenci sunnahku, bukanlah golonganku," sabda Rasulullah SAW (HR. Al-Bukhari-Muslim).

Para ulama juga menjelaskan bahwa shalat malam tidak diwajibkan bagi umat Islam, tetapi sangat dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. 

Bahkan, dalam beberapa keadaan, seseorang bisa merasa lebih dekat dengan Allah setelah melakukan qiyamul-lail, karena saat itu adalah waktu yang paling khusyuk untuk berdoa.

Doa yang Didengar Allah


Kisah Imam Malik dan pencuri itu mengajarkan kita tentang pentingnya waktu malam sebagai waktu yang paling mendekatkan kita kepada Allah. 

Pada saat itu, ketika dunia terlelap dalam mimpi, doa kita akan lebih mudah didengar oleh-Nya. Seperti yang pernah dijelaskan oleh Rasulullah SAW ketika ditanya oleh seorang sahabat, "Doa di waktu apa yang paling didengar oleh Allah?" Beliau menjawab, "Pada penghujung malam."

Tidak hanya itu, Allah SWT pun sangat mencintai hamba-Nya yang merendahkan hati, merengek, dan meminta ampunan di waktu malam. 

Imam Ibnul Qayyim pernah berkata, "Hamba yang paling dicintai Allah adalah yang paling banyak meminta dan membutuhkan-Nya." (Madārij al-Sālikīn, 1/218).

Sebuah Renungan: Menangislah di Malam Hari


Begitu istimewanya waktu malam, sehingga banyak orang bijak mengatakan bahwa air mata yang jatuh di tengah malam memiliki kekuatan luar biasa. "Air mata memang tak memiliki berat timbangan. 

Tetapi sekali ia terjatuh, beribu kilo beban kehidupan terasa terlepas," kata seorang bijak. Dengan menangis dalam doa, kita membuka hati untuk menerima rahmat dan kasih sayang Allah.

Shalat malam bukan hanya tentang ibadah fisik, tetapi juga tentang mengalahkan ego dan rasa riya. Imam Ibnul Qayyim mengingatkan, "Tertidur di atas ranjangmu dan menyesal lebih baik bagimu daripada bangun untuk shalat malam lalu merasa bangga dengan amalmu."

Dengan kata lain, saat kita merasakan kekhusyukan dalam shalat malam, kita benar-benar berserah pada Allah tanpa ada rasa pamer atau riya. 

Inilah keindahan yang diajarkan oleh Imam Malik bin Dinar dan Rasulullah SAW—menjadi pribadi yang tawadhu dan dekat dengan Allah di tengah malam yang sunyi.

Akhirnya, waktumu adalah milikmu, dan waktu malam adalah waktu terbaik untuk mendekatkan diri pada. 

Saat dunia terlelap, cobalah untuk bangun, menangis dalam doa, dan rasakan kehadiran-Nya yang penuh kasih sayang.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update