Notification

×

Iklan

Iklan

Tiga Pesan Nabi Muhammad SAW yang Patut Kita Pedomani

07 September 2025 | 10:17 WIB Last Updated 2025-09-07T03:33:10Z


Pasbana - Pesan-pesan Nabi Muhammad SAW tak lekang dimakan waktu. Sabdanya bukan hanya panduan spiritual, tetapi juga pengingat praktis yang bisa menuntun langkah kita dalam kehidupan sehari-hari. 

Ada tiga hal yang menurut Beliau harus segera dilakukan, tiga hal yang tidak boleh dijadikan bahan candaan, dan tiga perkara yang boleh “diiri” tanpa dosa. 

Mari kita tengok makna di baliknya.

Segera, Jangan Ditunda


Pertama, menikahkan anak gadis. 

Dalam sebuah hadis, Nabi menekankan pentingnya menikahkan perempuan dengan lelaki berakhlak baik. Menunda pernikahan tanpa alasan jelas, kata para ulama, bisa menimbulkan fitnah sosial. 

Di masa kini, pesan ini bisa dimaknai sebagai dorongan untuk mempermudah jalan menuju pernikahan yang sehat—bukan malah mempersulit dengan standar materi.

Kedua, menyolatkan jenazah.

Rasulullah menyebut, pahala orang yang ikut menyolatkan jenazah setara dengan “gunung yang besar”. 

Pesan ini menegaskan pentingnya solidaritas terakhir bagi sesama Muslim, sekaligus mengingatkan kita akan kefanaan hidup.

Ketiga, membayar utang. 

Hutang, menurut Nabi, bahkan bisa “menahan” ruh seorang mukmin meski sudah wafat. 

Tidak heran para ulama menekankan agar umat Muslim menghindari hidup berlebihan dengan cara berutang konsumtif, apalagi di era digital sekarang ketika akses pinjaman begitu mudah.

Serius, Jangan Dijadikan Mainan


Nabi juga berpesan, ada tiga perkara yang meski diucapkan main-main, hukumnya tetap sah: nikah, talak, dan rujuk

Dalam tradisi Islam, ucapan pernikahan tak bisa dianggap remeh—sekadar bergurau saja bisa berdampak nyata. 

Sama halnya dengan talak, yang meski halal namun sangat dibenci Allah. Begitu pula dengan rujuk, yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan disaksikan, agar tidak menjadi permainan perasaan.

Relevansi di Masa Kini


Meski sabda ini muncul lebih dari 14 abad lalu, esensinya tetap segar. 

Sosiolog agama K.H. Musthofa Bisri pernah menekankan, pesan Nabi bukan sekadar ritual, tetapi juga ajakan menjaga harmoni sosial dan tanggung jawab pribadi. 

Di tengah arus modernitas yang serba cepat, pesan ini menjadi penyeimbang: jangan menunda kebaikan, jangan mempermainkan hal-hal sakral, dan jangan lalai pada amanah.

Hikmah Nabi bagaikan cahaya yang tak pernah padam—tinggal bagaimana kita mau memungutnya sebagai pedoman hidup.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update