Pasbana - Investasi saham sering dianggap seperti masuk arena permainan cepat kaya. Banyak investor pemula yang berpikir, “Kalau mau untung besar, ya beli sebanyak-banyaknya sekarang juga.” Padahal, langkah agresif seperti all-in justru bisa jadi tiket masuk ke kerugian besar ketika pasar berbalik arah.
Di tengah kondisi pasar 2025 yang masih bergejolak—mulai dari fluktuasi suku bunga global, melemahnya konsumsi domestik, hingga tekanan geopolitik—strategi investasi yang bertahap dan terukur bukan hanya pilihan, tetapi kebutuhan.
Artikel ini akan membahas cara berinvestasi dengan modal Rp10 juta menggunakan metode average buying atau pembelian bertahap, sehingga risiko lebih terkelola dan peluang cuan tetap terbuka.
Metode ini cocok untuk investor pemula maupun investor konservatif yang ingin membangun portofolio dengan lebih aman dan terencana.
Kenapa Tidak Boleh All-In?
Bayangkan kamu ingin membeli emas dalam jumlah besar. Harga memang terlihat menarik hari ini, tapi bagaimana jika besok turun lebih murah? Sama seperti saham, membeli sekaligus dengan seluruh modal membuat kamu tidak punya “amunisi” ketika harga jatuh.
Menurut laporan OJK (2024), lebih dari 60% investor pemula mengalami kerugian dalam dua tahun pertama karena overtrading dan entry terlalu agresif. Metode bertahap membantu menghindari dua kesalahan klasik ini.
Cara Berinvestasi Saham dengan Modal Rp10 Juta (Metode Investor Bertahap)
Contoh kasus menggunakan angka sederhana agar mudah diikuti. Disclaimer on — bukan ajakan membeli saham tertentu.
1. Tahap Pertama: Entry Kecil untuk Mengambil Posisi Awal
Mulailah dengan masuk kecil—misalnya 1 lot saja.
Contoh:
Kamu tertarik dengan saham $CDIA (contoh ilustrasi).
Pada tanggal 5, misalnya harga Rp1.785 per lembar.
Kamu beli 1 lot (100 lembar) = sekitar Rp178.500.
Contoh:
Kamu tertarik dengan saham $CDIA (contoh ilustrasi).
Pada tanggal 5, misalnya harga Rp1.785 per lembar.
Kamu beli 1 lot (100 lembar) = sekitar Rp178.500.
Kenapa 1 lot saja?
Karena di tahap awal tujuannya bukan mengejar cuan, tapi:
- mengenali karakter harga saham tersebut,
- membaca pergerakan hari ke hari,
- memahami volatilitasnya,
- membangun “jembatan” untuk average down jika harga jatuh.
2. Tahap Kedua: Kelola Modal — Simpan Minimal 50% untuk Average Down
Punya modal Rp10 juta bukan berarti semuanya harus masuk ke satu saham dalam satu hari.
Pisahkan modal menjadi:
50% untuk entry & akumulasi (Rp5 juta)
50% untuk cadangan average down jika harga terkoreksi (Rp5 juta)
Contoh:
Jika harga saham turun sekitar 7%, langsung siapkan pembelian 3× lipat dari entry awal, misalnya 3 lot di harga lebih rendah.
Jika harga saham turun sekitar 7%, langsung siapkan pembelian 3× lipat dari entry awal, misalnya 3 lot di harga lebih rendah.
Manfaatnya:
- menurunkan harga rata-rata beli,
- meningkatkan potensi profit saat harga pulih,
- menjaga ketenangan mental karena kamu siap menghadapi penurunan harga.
3. Tahap Ketiga: Tahan (Hold), Hindari Overtrading
Overtrading adalah musuh paling berbahaya bagi pemula.
Semakin sering transaksi, semakin tinggi biaya yang kamu keluarkan, dan semakin kacau strategi jangka panjangmu.
Investor besar seperti Warren Buffett selalu menekankan hal ini:
“Pasar adalah alat yang memindahkan uang dari yang tidak sabar kepada yang sabar.”
Memegang saham bagus dalam waktu panjang sering jauh lebih menguntungkan daripada jual-beli cepat tanpa arah.
4. Tahap Keempat: Fokus pada 2 Emiten Saja
Dengan modal Rp10 juta, cukup pilih 2 saham yang fundamentalnya kuat, misalnya:
Sektor perbankan besar: BBCA, BBRI, BMRI
Saham yang dimiliki konglomerat: CDIA, CUAN, SCMA
Kenapa hanya dua?
- lebih mudah dipantau,
- risiko lebih terkontrol,
- analisis lebih mendalam,
- menghindari portofolio “gado-gado”.
hindari saham gorengan yang likuiditasnya rendah dan rentan digerakkan bandar.
Sekali terseret di saham gorengan, keluar dari posisi bisa sangat sulit.
5. Tahap Kelima: Jaga Mental — Jangan FOMO, Beli Secicil Saja
Banyak pemula terpancing FOMO ketika harga tiba-tiba naik atau ada rumor panas. Akhirnya beli besar-besaran tanpa pikir panjang.
Padahal, beli 1 lot sehari sudah cukup untuk membangun posisi dengan tenang.
Ibarat membeli barang mahal—masa beli kulkas langsung lima sekaligus?
Dengan modal Rp10 juta, sangat logis untuk membangun posisi perlahan, bukan menghamburkan semuanya ke saham yang pergerakannya belum pasti.
Ingat:
Investasi itu maraton, bukan sprint.
6. Tahap Keenam: Catat Transaksi & Pantau Berita Emiten
Ini kunci investor sukses: pencatatan.
Buat catatan setiap bulan:
- berapa lot yang kamu beli,
- harga rata-rata,
- berapa dana tersisa,
- pergerakan harga terbaru.
Selain itu, wajib baca berita tentang perusahaan tersebut:
- apakah pemegang saham pengendali menjual kepemilikan?
- adakah sentimen fundamental baru?
- bagaimana kinerja kuartalan?
Menurut riset IDX (2024), mayoritas saham turun tajam saat pemegang saham pengendali melepas kepemilikan dalam jumlah besar.
7. Tahap Ketujuh: Tetap Take Profit Jika Target Tercapai
Di pasar modal Indonesia yang masih rentan gejolak, menunggu terlalu lama bisa berbahaya.
Jika harga sudah naik signifikan, lakukan take profit sesuai targetmu.
Jangan berharap harga akan terus naik “lebih tinggi lagi”.
Jika harga sudah naik signifikan, lakukan take profit sesuai targetmu.
Jangan berharap harga akan terus naik “lebih tinggi lagi”.
Faktor global 2025—seperti perlambatan ekonomi AS, ekspansi defisit fiskal negara berkembang, dan ketidakpastian suku bunga—membuat volatilitas pasar semakin tinggi.
Bersikap realistis dan disiplin jauh lebih bijaksana.
Investasi Bertahap Lebih Aman, Lebih Logis, dan Lebih Cocok untuk Pemula
Dengan modal Rp10 juta, kamu sudah bisa berinvestasi saham secara profesional asalkan:
(*)
- tidak all-in,
- punya dana cadangan untuk average down,
- fokus ke 1–2 emiten berkualitas,
- disiplin mencatat transaksi,
- siap take profit,
- menjaga mental dari FOMO.
(*)




