Pasbana - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, kadang kita lupa sejenak berhenti dan bertanya: apa kabar hati kita hari ini?
Mungkin di siang hari kita sibuk mengejar dunia: target kerja, cicilan rumah, urusan anak sekolah, bahkan scroll media sosial tanpa henti. Tapi tahukah kita, di tengah malam yang sunyi, ada sebuah momen yang sangat berharga—saat langit terbuka untuk hamba-hamba-Nya yang ingin kembali pulang.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam—manusia paling mulia yang sudah dijamin masuk surga—ternyata tetap bangun di malam hari. Kaki beliau sampai bengkak karena lamanya berdiri dalam shalat. Tidak lain, karena begitu dalamnya cinta dan rasa syukur beliau kepada Allah SWT.
Lalu, bagaimana dengan kita—yang penuh dosa dan kekurangan?
Menghidupkan Malam: Bukan Sekadar Ibadah, Tapi Obat untuk Jiwa
Shalat tahajjud dan witir sebenarnya bukan hanya ritual, tapi pengobatan hati. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah bersabda: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam (tahajjud).” (HR. Muslim no. 1163)Dalam dunia psikologi modern, quiet time atau meditasi spiritual disebut mampu menurunkan kadar stres, kecemasan, bahkan memperkuat sistem imun. Maka tak heran jika para ulama dulu menjadikan tahajjud sebagai sumber kekuatan ruhiyah dan mental.
Tahajjud, Bisa Dimulai dari yang Ringan
Tidak perlu langsung 11 rakaat seperti yang dilakukan Rasulullah. Cukup mulai dengan dua rakaat ringan di akhir malam, lalu tutup dengan satu rakaat witir. Perlahan, jadikan itu kebiasaan.Jika mampu, bentuk ideal tahajjud seperti yang dijelaskan oleh para ulama adalah 2-2-2-2 dan 3 rakaat witir, atau 4-4-3. Semua boleh, yang penting adalah kekhusyukan dan keikhlasan.
Mengapa Malam? Karena Allah Turun Membawa Rahmat
Dalam hadis yang sangat terkenal, Rasulullah bersabda:"Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Lalu berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
Momen sepertiga malam adalah waktu istimewa. Bahkan, banyak tokoh besar dalam sejarah Islam, seperti Imam Al-Ghazali, Imam Ahmad bin Hanbal, hingga Buya Hamka, menulis bahwa mereka menemukan ketenangan dan inspirasi terbesar dalam tahajjud mereka.
Negeri ini mungkin tengah diuji. Ada krisis, ada perpecahan, ada tantangan. Tapi kita percaya, doa dan dzikir para hamba di malam hari bisa jadi kekuatan luar biasa untuk menjaga keberkahan tanah air ini.
Mari kita jadikan shalat malam sebagai bagian dari gaya hidup spiritual kita. Tidak harus sempurna, tapi mulai saja dulu. Dua rakaat, satu witir. Sambil berdoa, sambil menangis. Tidak untuk dilihat manusia, tapi cukup agar Allah melihat kita sedang berusaha menjadi hamba yang kembali.
Cahaya Malam untuk Hari yang Lebih Tenang
Saat dunia terasa menyesakkan, mungkin bukan pekerjaan kita yang berat—tapi karena jiwa kita sudah lama tidak beristirahat di hadapan-Nya.Tahajjud adalah ruang sunyi yang menyembuhkan, tempat berkeluh kesah paling aman, dan peluang terbaik untuk mendekat kepada-Nya—di saat semua orang tertidur.
Mari mulai malam ini.
Oleh: Sanitsaka