Pasbana - Ada satu momen dalam setahun yang disebut-sebut sebagai “10 hari terbaik di dunia”. Tidak lain dan tidak bukan: sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Di tengah hiruk pikuk dunia yang makin riuh dan kadang terasa makin egois, ajakan untuk berbuat baik dan tidak merusak jadi pengingat penting yang relevan untuk siapa pun — apapun profesinya.
"Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
(QS. Al-Qashash: 77)Berbuat Baik itu Tidak Harus Sulit
Berbuat baik tidak harus dalam bentuk besar seperti menyumbang rumah ibadah atau mendirikan yayasan sosial. Kebaikan bisa sesederhana meminta maaf dan mendoakan sesama.Bahkan menurut hadits Nabi Muhammad SAW, senyum kepada saudaramu adalah sedekah (HR. Tirmidzi).
Dalam ilmu psikologi positif, tindakan memaafkan dan mendoakan orang lain terbukti menurunkan stres, meningkatkan empati, dan memperkuat kesehatan mental.
Memaafkan bukan berarti kita lemah, melainkan tanda hati yang kuat. Apalagi jika diiringi dengan doa-doa tulus di sepertiga malam — saat langit paling sunyi, dan hati paling jujur.
Tahajjud, Doa, dan Harapan yang Dalam
Banyak orang merasakan kekuatan spiritual terbesar justru datang saat mereka menyendiri dalam gelap malam, bersujud dalam shalat tahajjud.Di waktu itulah, Allah menjanjikan pintu rahmat terbuka lebar:
“Di malam hari terdapat suatu saat di mana tidaklah seorang muslim memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah akan memberikannya kepadanya.” (HR. Muslim)
“Di malam hari terdapat suatu saat di mana tidaklah seorang muslim memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, kecuali Allah akan memberikannya kepadanya.” (HR. Muslim)
Lalu, mengapa tidak kita isi malam-malam ini dengan shalat tahajjud, witir, zikir, dan doa penuh harap? Jika tidak sekarang, kapan lagi?
Sepuluh Hari Terbaik: Dzulhijjah Bukan Sekadar Idul Adha
Menurut hadits shahih riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda:“Tidak ada amal shalih yang lebih dicintai Allah daripada amal yang dilakukan pada 10 hari pertama Dzulhijjah.” (HR. Bukhari)
Maka, selain menanti hari raya kurban, mari manfaatkan setiap detik di 10 hari pertama ini dengan amal ibadah yang terbaik: puasa sunnah, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan tentu saja—berbuat baik.
Karena Ajal Tidak Pernah Janjian
Tak ada yang tahu kapan waktu kita akan habis. Tapi setiap kita punya pilihan: apakah akan meninggalkan jejak sebagai perusak, atau sebagai pemberi kebaikan?Mumpung ajal masih di kandung badan, mari berbuat baik — sekecil apapun. Memaafkan. Mendoakan. Merenung. Menyapa orang dengan senyum. Menolong semampunya. Dan terus berharap ampunan dan cinta dari Sang Maha Penyayang.
Mari Kita Isi Dzulhijjah Ini dengan Cahaya Amal
Bulan Dzulhijjah bukan hanya tentang hewan kurban atau libur panjang. Tapi tentang kesempatan yang mungkin tak datang dua kali.Mari kita isi hari-hari ini dengan kebaikan — dimulai dari hal kecil yang kita bisa. Karena bisa jadi, inilah momen terbaik untuk mengubah hidup kita... dan menjadi versi terbaik dari diri kita.(*)