Notification

×

Iklan

Iklan

Dari Pedalaman ke Dunia Digital: Anak-anak Dharmasraya Kini Terhubung Lewat Langit

02 Juli 2025 | 09:39 WIB Last Updated 2025-07-02T02:39:03Z



Dharmasraya, pasbana - Di sebuah pagi yang hangat di Kecamatan IX Koto, tawa anak-anak SDN 01 terdengar lebih ceria dari biasanya. Langkah kaki mereka menuju sekolah terasa ringan, seperti ada semangat baru yang menyusup ke dalam kelas-kelas sederhana mereka. Hari itu, bukan sekadar mereka belajar. Hari itu, mereka terhubung ke dunia.

Selamat datang, internet. Selamat datang, masa depan.

Selama bertahun-tahun, ratusan pelajar di wilayah terpencil Kabupaten Dharmasraya hidup dalam bayang-bayang keterbatasan akses komunikasi dan pendidikan digital. Internet? ANBK? Video pembelajaran daring? Semua itu hanya cerita dari seberang kabupaten.

Namun semuanya berubah di tahun 2025, saat Bupati Annisa Suci Ramadhani dan Wakil Bupati Leli Arni menjalankan gebrakan nyata melalui program “100 Hari Kerja.” 

Sebanyak 17 sekolah di daerah blank spot Dharmasraya kini resmi tersambung internet melalui teknologi satelit Starlink—layanan internet orbit rendah milik SpaceX yang dikenal mampu menjangkau wilayah tanpa sinyal seluler atau jaringan kabel.

Ketika Sinyal Datang, Semangat pun Menyala

“Ini seperti membuka jendela ke dunia,” ujar Tamrin, S.Pd, Kepala SDN 01 IX Koto, dengan mata berbinar. “Dulu kami hanya bisa mengandalkan buku dan salinan materi, sekarang anak-anak bisa belajar dari video, ikut pelatihan online, bahkan mengikuti ANBK seperti sekolah-sekolah lainnya.”

Tak hanya di SDN 01, suasana serupa juga terasa di SDN 15 IX Koto. Chromebook yang selama ini tertidur karena tiada sinyal, kini kembali hidup. “Anak-anak kami merasa punya semangat baru. Internet ini bukan cuma alat bantu, ini harapan,” kata M. Yusuf, Kepala SDN 15 IX Koto.

Dari ujung timur Dharmasraya, kabar gembira juga datang dari Asam Jujuhan. “Dulu, sinyal di sini benar-benar mati total,” kenang Neldi, Kepala SDN 05 Asam Jujuhan. “Sekarang, sekolah kami seperti terlahir kembali secara digital.”

Starlink: Internet dari Langit untuk Anak Negeri

Teknologi Starlink dipilih karena kemampuannya menjangkau wilayah terpencil secara cepat dan efisien. Kepala Dinas Pendidikan Dharmasraya, Bobby Perdana Riza, menyebutkan bahwa proses pemilihan sekolah dilakukan melalui pemetaan menyeluruh terhadap wilayah yang masuk kategori blank spot.

“Tujuannya satu: tidak boleh ada lagi anak-anak Dharmasraya yang tertinggal karena tak punya internet,” tegasnya. Biaya pemasangan dan langganan internet awal pun ditanggung pemerintah daerah agar pemanfaatannya bisa langsung dimulai tanpa menunggu APBD perubahan.

Bukan hanya sekadar sambungan internet, inisiatif ini juga membuka jalan untuk digitalisasi pendidikan yang lebih luas dan merata.

Kolaborasi dengan Ruangguru: Belajar Makin Seru

Tak berhenti sampai di situ, Dinas Pendidikan Dharmasraya juga tengah menyiapkan kemitraan dengan platform edukasi digital Ruangguru. Lewat kerja sama ini, siswa di daerah pelosok bisa mengakses ribuan video pembelajaran, latihan soal, hingga try out online.

“Guru-guru juga akan mendapat pelatihan daring, agar bisa memaksimalkan teknologi yang tersedia. Kita ingin perubahan ini menyeluruh, bukan setengah-setengah,” ujar Bobby.

Model kerja sama seperti ini sudah diterapkan di beberapa kabupaten lain seperti Kutai Kartanegara dan Gunungkidul, dengan hasil peningkatan signifikan dalam skor literasi digital siswa (sumber: Kemendikbudristek, 2024).

Dari Langit ke Layar, dari Layar ke Mimpi Anak-anak

Di balik semua inovasi ini, ada satu hal yang paling penting: harapan. Anak-anak yang dulu merasa jauh dari dunia, kini bisa menatap masa depan dengan lebih percaya diri.

Bupati Annisa menegaskan bahwa ini bukan proyek sesaat, melainkan misi panjang untuk mewujudkan keadilan pendidikan. “Tidak boleh ada anak Dharmasraya yang merasa kecil hanya karena tempat tinggalnya jauh dari kota,” ujarnya dalam sebuah sesi wawancara bersama media lokal.

Teknologi Starlink telah digunakan di berbagai wilayah pelosok di dunia, termasuk Amazon, Afrika Selatan, dan beberapa daerah tertinggal di Amerika Serikat. Di Indonesia, Bali dan NTT menjadi lokasi uji coba Starlink pertama oleh Kementerian Kominfo pada tahun 2023. (Sumber: Kominfo, CNBC Indonesia, 2023)

Menurut World Bank, konektivitas internet yang baik berbanding lurus dengan peningkatan akses pendidikan dan produktivitas masyarakat. Investasi digital pada sektor pendidikan disebut dapat menurunkan learning poverty secara signifikan.

Dari ruang kelas sederhana di tengah hutan dan perbukitan Dharmasraya, cahaya kini mulai bersinar. Internet bukan hanya kabel dan satelit. Di tangan anak-anak itu, ia berubah menjadi jembatan menuju cita-cita. Karena setiap anak, dari mana pun asalnya, berhak terhubung dengan dunia.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update