Notification

×

Iklan

Iklan

Komunitas Seni Kuflet Jadi Ruang Inspiratif bagi Peserta Residensi BBM Seni Sastra Kemdikbud

03 Agustus 2025 | 14:10 WIB Last Updated 2025-08-03T12:20:13Z


Padang Panjang, pasbana  — Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang menerima kunjungan peserta Residensi Belajar Bersama Maestro (BBM) Bidang Seni Sastra, sebuah program unggulan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. 

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini menjadi ruang perjumpaan kreatif yang mempertemukan pelaku seni lokal dengan mahasiswa dari berbagai wilayah Indonesia dalam sebuah dialog sastra yang inspiratif dan edukatif.

Sebanyak 16 peserta residensi dari berbagai kota seperti Padang, Banten, Purwokerto, Denpasar, Mataram, Manado, Yogyakarta, dan Semarang mengikuti kunjungan ini. 




Mereka merupakan mahasiswa terpilih dari sejumlah perguruan tinggi yang sedang menjalani masa residensi di bawah bimbingan maestro sastra nasional Gus Tf. Sakai. 

Dalam kegiatan ini, mereka juga didampingi penulis dan pegiat literasi Muhammad Subhan.
Kunjungan ini bertujuan sebagai bentuk pembelajaran langsung mengenai ekosistem sastra lokal dan praktik kreatif komunitas.

Selain itu, kegiatan ini membuka ruang bagi pertukaran pengalaman, ide, serta wawasan lintas daerah dalam pengembangan komunitas sastra di tengah tantangan zaman.




Dalam suasana hangat dan penuh keakraban, para peserta disambut oleh tokoh-tokoh utama Komunitas Seni Kuflet. Ketua Harian Kuflet, Nofal Dwi Saputra, menyampaikan bahwa kehadiran para peserta menjadi momen berharga untuk berbagi perspektif mengenai dunia kepenulisan dan manajemen komunitas seni. 

“Ini menjadi bukti bahwa komunitas daerah pun punya suara nasional dan dapat memberi kontribusi nyata dalam pembangunan kebudayaan,” jelasnya.

Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., pendiri Komunitas Seni Kuflet, membagikan sejarah berdirinya komunitas ini. Ia menjelaskan bahwa Kuflet awalnya tumbuh sebagai komunitas sastra, namun seiring waktu berkembang menjadi ruang ekspresi lintas disiplin, termasuk teater, musik, dan seni visual.

“Kami memilih kata Kuflet dari kata Yunani Kuplet yang berarti bait dalam puisi, sebagai simbol kekuatan ikatan antar ide dan ekspresi. Huruf ‘p’ kami ubah menjadi ‘f’ sebagai simbol transformasi dan dinamika kreatif,” ungkap Sulaiman yang juga menjabat sebagai dosen teater di ISI Padangpanjang.

Ia menegaskan bahwa menulis bukan sekadar aktivitas berkarya, namun juga bisa menjadi media pembelajaran, refleksi diri, hingga terapi psikologis. “Saya memilih menulis sebagai jalan hidup,” ujarnya penuh keyakinan.



Dialog berlangsung interaktif, dengan para peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar dunia kepenulisan, tantangan mempertahankan komunitas, serta masa depan teater dan sastra di tengah arus digital.

Sulaiman membagikan sejumlah prinsip agar komunitas tetap eksis: menjaga konsistensi, menumbuhkan rasa memiliki, serta terus memperkuat budaya belajar di dalam komunitas.

Teuku Abdul Aziz Alfaruq, Sekretaris Komunitas Seni Kuflet, menyampaikan bahwa kunjungan ini memperkuat posisi Kuflet sebagai simpul penting dalam jaringan seni-sastra nasional. 




“Ini membuktikan bahwa komunitas lokal seperti Kuflet tetap relevan sebagai ruang dialog antargenerasi dalam dunia sastra. Semangat ini harus dijaga agar praktik sastra tetap hidup di tengah zaman yang terus berubah,” tuturnya.

Program BBM Seni Sastra merupakan upaya konkret pemerintah dalam menjembatani generasi muda dengan para maestro seni, agar nilai-nilai budaya dan sastra dapat diwariskan secara hidup.

Kunjungan ke Komunitas Seni Kuflet menjadi bukti nyata bahwa ruang-ruang alternatif seperti komunitas tetap menjadi garda depan dalam menjaga keberlangsungan dan dinamika kebudayaan.(*/mursidiq) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update