Notification

×

Iklan

Iklan

Siska Aprisia Akan Tampil di Pembukaan Pekan Nan Tumpah 2025

14 Agustus 2025 | 20:35 WIB Last Updated 2025-08-14T13:35:47Z


Padang, pasbana– Seniman tari dan pegiat budaya asal Pariaman, Siska Aprisia, akan menjadi salah satu penampil utama dalam Pembukaan Pekan Nan Tumpah 2025. 

Dalam gelaran seni tahunan ini, Siska akan membawakan sebuah pertunjukan berjudul “Lidah Yang Tersangkut di Kerongkongan Ibu”. 

Pertunjukan ini menandai kolaborasi lintas disiplin seni yang melibatkan beberapa nama besar di dunia seni pertunjukan, seperti Jumaidil Firdaus sebagai penata musik, Yusuf Fadly Aser sebagai penata artistik, dan Mahatma Muhammad sebagai dramaturg.

Kolaborasi ini menjanjikan sebuah karya yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menggugah kesadaran sosial dengan tema yang mendalam.

Dengan pengalaman Siska sebagai koreografer dan penari yang telah berkiprah di berbagai negara, termasuk Jerman, pertunjukan ini menjadi salah satu yang paling dinantikan dalam ajang Pekan Nan Tumpah yang akan digelar di Fabriek Padang pada 24 Agustus 2025.

“Lidah Yang Tersangkut di Kerongkongan Ibu” mengangkat tema-tema kuat seputar isu sosial dan budaya, termasuk penghakiman sosial, perantauan yang penuh perjuangan, dan kekerasan domestik. 

Dalam karya ini, Siska mengungkapkan tubuh sebagai arsip tak resmi yang menyimpan jejak-jejak dari peristiwa-peristiwa yang sering kali dipinggirkan. Dengan kekuatan gerakan tari yang dihadirkan, pertunjukan ini tidak hanya menjadi sebuah karya seni, tetapi juga sebuah pernyataan tentang keterbatasan perempuan dalam menyuarakan pendapat di tengah sistem nilai yang rapuh dan tradisi yang kerap mengekang.

Menurut Siska, "Lidah Yang Tersangkut di Kerongkongan Ibu" tidak hanya sekadar metafora fisikal, melainkan simbol dari ketidakberdayaan perempuan yang terjebak dalam benturan tradisi, ekonomi, dan patriarki.

Pertunjukan ini mempertanyakan peran bahasa ibu yang seharusnya menjadi alat perawatan dan perlindungan, namun kerap berubah menjadi jerat yang membatasi kebebasan ekspresi.

Keunikan dari pertunjukan ini terletak pada kolaborasi antara seniman dari berbagai disiplin ilmu. Jumaidil Firdaus, yang dikenal sebagai penata musik berpengalaman, akan mengisi karya ini dengan elemen musik yang kuat dan penuh makna, menyatu dengan gerakan tubuh Siska yang penuh ekspresi.

Sementara itu, Yusuf Fadly Aser, penata artistik, akan mendesain bentuk panggung yang mendukung narasi visual yang kuat dan memukau. Mahatma Muhammad, sebagai dramaturg, akan mengolah rancang laku yang memadukan semua elemen seni tersebut menjadi sebuah pertunjukan yang memukau dan menyentuh hati.

Pertunjukan ini juga memiliki kekuatan visual yang sangat mendalam, dengan penggunaan Ulu Ambek sebagai basis penciptaan karya. 

Ulu Ambek, yang merupakan seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang terinspirasi dari pencak silat, diadaptasi oleh Siska untuk menggambarkan pergulatan batin yang intens.

Dalam konteks ini, Ulu Ambek tidak hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga sebuah perjalanan emosional yang mengajak penonton untuk merenung dan merasakan setiap ketegangan yang ada.

Siska Aprisia, yang kini berdomisili di Yogyakarta, memiliki perjalanan panjang dalam dunia seni pertunjukan. Sebelum tampil di Pekan Nan Tumpah 2025, Siska telah menyelesaikan karya berjudul “Body Migration – I Do(n’t) Want” yang merupakan hasil residensinya di Jerman. 

Karya ini pertama kali dipentaskan di TanzFaktur, Koln, pada November 2024, dan kembali disajikan di GoetheHaus Jakarta pada Juli 2025. Selain itu, pengalaman Siska yang luas di berbagai negara memberi dimensi internasional pada setiap karya yang dihasilkannya.

"Setiap karya yang saya buat selalu berusaha untuk merangkul dan menyampaikan pesan-pesan sosial yang mendalam melalui bahasa tubuh dan pertunjukan," ujar Siska. "Lidah Yang Tersangkut di Kerongkongan Ibu adalah bagian dari upaya saya untuk mengangkat isu-isu yang sering terabaikan dalam masyarakat."

Pekan Nan Tumpah 2025 akan menjadi ajang seni yang penting bagi para seniman dan penikmat seni di Indonesia. Dengan menampilkan karya-karya yang mengangkat tema-tema sosial dan budaya yang relevan, acara ini diharapkan dapat memicu refleksi mendalam bagi masyarakat. 

Pertunjukan yang disajikan oleh Siska Aprisia di pembukaan Pekan Nan Tumpah 2025 akan menjadi pembuka yang kuat, mengajak penonton untuk merenung dan meresapi pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan pertunjukan yang penuh makna ini pada 24 Agustus 2025 di Fabriek Padang! Siska Aprisia dan kolaboratornya menjanjikan sebuah pengalaman seni yang tak terlupakan dan sarat dengan pesan-pesan penting bagi kehidupan kita bersama. (*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update