Foto: Dok. Istimewa |
Sumber: pixabay |
Dalam adat minangkabau seorang suami atau sumando sangat dihargai dan dihormati di keluarga istri atau pasumandan.Hal ini dikarenakan saat seorang laki laki menikah dalam adat minangkabau maka dia akan tinggal di rumah istrinya.
Bareh Kunyik sendiri secara harfiah artinya beras kunyit, sesuai dengan warna kunyit sendiri yang kuning, ada sebagian masyarakat yang menyebut tradisi dengan Manyerak Bareh Kuniang.
Tidak seperti kebanyakan suku di indonesia yang menganut sistem patrelinial, masyarakat minang menganut paham Matrilineal atau garis keturunan berdasarkan ibu.
Oleh karena itu seorang laki laki yang telah menikah maka ia akan tinggal di rumah istrinya. Selama tinggal di rumah istri ia akan dijamu seperti raja, karena seorang laki laki biasanya akan dilayani sepenuhnya dalam adat minang.
Maka tidak heran,saat penyambutannya pun akan sangat meriah, salah satu ritual atau tradisinya adalah manyirak bareh kunyik.
Bareh kunyik ( beras kuning) akan dilemparkan/ditaburkan ke pengantin pria saat akan masuk rumah, bareh kunyik sebagai tanda penyambutan dan penghormatan pada marapulai tersebut.
Prosesi akan berlangsung cukup lama karena sebelumnya disertai petatah petitih adat yang disampaikan oleh mamak dan dilanjutkan dengan saling berbalas pantun oleh kedua mamak calon mempelai.Adapun pantun yang disampaikan. Pantunnya cukup panjang.
Foto: Dok. Istimewa |
Setelah selesai berpantun maka marapulai akan diserak bareh kunyik dan dipersilahkan untuk masuk kerumah adak daro atau pengantin wanita.
Seperti itulah prosesi ritual manyirak bareh kunyik dari Sumatera Barat yang termasuk salah satu ritual pernikahan adat minangkabau.
Memahami tradisi di Indonesia akan membuat kita jadi makin tahu Indonesia. (Budi)