Notification

×

Iklan

Iklan

Terhanyut Dalam Alunan Merdu Bansi Minangkabau

05 Maret 2023 | 20.43 WIB Last Updated 2023-03-05T13:43:49Z

Pasbana - Bansi Minangkabau atau sering disebut juga sebagai Saluang adalah alat musik tradisional yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. 

Alat musik ini mirip dengan suling, namun memiliki bentuk yang lebih pendek dan khas.
Bansi Minangkabau terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 30-50 cm dan memiliki enam atau tujuh lubang di bagian atasnya. 

Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup di ujungnya dan menghasilkan suara yang indah dan khas.

Bansi Minangkabau biasanya dimainkan dalam berbagai acara tradisional seperti pernikahan, upacara adat, dan pertunjukan seni. Banyak musisi dan seniman dari Minangkabau yang menggunakan bansi sebagai alat musik utama dalam karya-karya mereka. 

Hal ini membuat bansi Minangkabau menjadi salah satu warisan budaya yang penting dari Indonesia. 

Alat musik bansi juga digunakan di berbagai belahan dunia seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin.




Bansi biasanya memiliki lubang-lubang kecil yang ditiup oleh pemain untuk menghasilkan suara. Ada berbagai jenis bansi yang berasal dari berbagai negara seperti Shakuhachi dari Jepang, Bansuri dari India, dan Suling dari Indonesia.

Bansi biasanya dimainkan untuk memainkan lagu-lagu tradisional, musik etnik, dan musik kontemporer. Banyak pemain bansi yang menghargai alat musik ini karena kemampuannya menghasilkan suara yang halus dan indah.

Bunyi Bansi Minangkabau pada sebuah lagu terkadang membawa perasaan yang tenang dan mendayu-dayu sehingga cocok untuk dinikmati saat bersantai atau menenangkan diri.

Jenis bambu yang dipakai untuk membuat Bansi Minangkabau adalah bambu betung atau yang juga dikenal dengan sebutan bambu tali. 

Bambu betung memiliki diameter yang cukup besar dan dinding yang tebal sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai alat musik tiup seperti Bansi. 

Selain itu, bambu betung juga memiliki serat yang cukup kuat dan seragam sehingga dapat menghasilkan bunyi yang jernih dan merdu. Bambu betung biasanya dipilih yang masih muda atau belum terlalu tua untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan Bansi.

Bunyi Bansi Minangkabau pada setiap lagu membawa perasaan yang tenang dan mendayu-dayu sehingga cocok untuk dinikmati saat bersantai atau menenangkan diri.

Jenis bambu yang dipakai untuk membuat Bansi Minangkabau adalah bambu betung atau yang juga dikenal dengan sebutan bambu tali. 

Bambu betung memiliki diameter yang cukup besar dan dinding yang tebal sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai alat musik tiup seperti Bansi. 

Selain itu, bambu betung juga memiliki serat yang cukup kuat dan seragam sehingga dapat menghasilkan bunyi yang jernih dan merdu. Bambu betung biasanya dipilih yang masih muda atau belum terlalu tua untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan Bansi.




Sentra pengrajin Bansi Minangkabau terdapat di beberapa daerah di Sumatera Barat, Indonesia, terutama di daerah-daerah yang memiliki tradisi musik Minangkabau yang kuat. Beberapa daerah yang dikenal sebagai sentra pengrajin Bansi Minangkabau antara lain adalah Bukittinggi, Payakumbuh, dan Padang Panjang.

Di Bukittinggi, terdapat beberapa kampung yang khusus memproduksi Bansi, seperti Kampung Pasar Atas dan Kampung Pasar Bawah. Sedangkan di Payakumbuh, sentra pengrajin Bansi terdapat di Kampung Koto Tinggi dan Kampung Tanjung Medan. Di Padang Panjang, sentra pengrajin Bansi terdapat di Kampung Batipuh Ateh dan Kampung Ombilin.

Pengrajin Bansi Minangkabau umumnya merupakan keluarga yang telah mewarisi keahlian pembuatan Bansi dari generasi ke generasi. 

Meskipun demikian, saat ini juga terdapat beberapa pengrajin yang memproduksi Bansi secara komersial dan menjualnya ke pasar lokal dan internasional. Jadi Makin Tahu Indonesia. (Budi) 
×
Kaba Nan Baru Update