Notification

×

Iklan

Iklan

Dari Negeri Gajah Putih ke Ranah Minang

25 April 2024 | 11.47 WIB Last Updated 2024-04-25T04:47:23Z
Mahasiswa Asing Lewat Bandara Internasional Minangkabau ke Minangkabau
(Sumber: Dokumentasi Ferdinal)

 




Oleh Ferdinal Ferdinal
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang


pasbana - Universitas Andalas (Unand) adalah salah satu PTN yang sedang berjuang dan berproses menjadi perguruan tinggi berkualitas internasional yang menjadi tujuan belajar mahasiswa asing khususnya dari negara-negara Asia Tenggara. Dengan demikian, Unand tidak hanya milik masyarakat Minangkabau tapi juga milik semua anak dunia yang ingin melanjutkan pendidikan di institusi ini. Sejumlah mahasiswa dari berbagai negara dan benua sudah melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi ini.

Unand membuka peluang yang seluas luasnya kepada semua calon mahasiswa baik dari dalam maupun luar negri untuk belajar in universitas ini. Sejauh ini, Unand sudah mendidik mahasiswa dari Afrika seperti dari Madagaskar; Eropah seperti Inggris dan Belanda; dan Asia seperti Birma, Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina. Dengan 15 fakultas dan satu sekolah pascasarjana, Unand siap melayani semua mahasiswa, seperti tabel berikut.


Fakultas

Dies Natalis

Hukum

17 Agustus 1951

Pertanian

30 November 1954

Kedokteran

7 September 1955

Matematika dan IPA

7 September 1955

Ekonomi

7 September 1957

Peternakan

9 Oktober 1963

Ilmu Budaya

7 Maret 1982

Program Pascasarjana

17 September 1984

Teknik

13 Mei 1993

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

13 Mei 1993

Farmasi

15 Mei 2008

Teknologi Pertanian

15 Mei 2008

Kesehatan Masyarakat

13 Juli 2012

Teknologi Informasi

13 Juli 2012

Keperawatan

13 Juli 2012

Kedokteran Gigi

13 Juli 2012

 

Unand, sejalan dengan arahan DIKTI, menggunakan beberapa metode dalam menerima mahasiswa baru mulai dari level S1, S2 dan S3.  Calon mahasiswa bisa masuk Unand melalui jalur prestasi atau jalur tes. Untuk mahasiswa pascasarjana, calon mahasiswa bisa mengikuti jalur seleksi. Disamping itu, Unand juga menerima mahasiswa asing melalui jalur seleksi. Fakultas Ilmu Budaya adalah salah satu fakultas yang juga merekrut mahasiswa asing untuk belajar di beberapa program studi, terasuk Sastra Inggris, Sastra Indonesia, Ilmu Sejarah, Sastra Minangkabau, Sastra Jepang, Magister Linguistik, Magister Sejarah, Magister Susastra dan Magister Kajian Budaya.

Semenjak berdiri tahun 1982, Fakultas Ilmu Budaya Unand sudah mendidik mahasiswa asing dari berbagai negara termasuk Madagaskar, Belanda, Inggris, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Mereka ini tersebar di berbagai prodi di fakultas ini. Program Magister (S2) juga menerima mahasiswa baik dalam maupun luar negeri. Prodi ini dijalankan dengan visi menjadi prodi terkemuka dibidang ilmu bahasa, sastra, sejarah dan kajian budaya. Program ini melahirkan lulusan yang berkualitas, bermartabat, dan berdaya saing tinggi dalam bidang ilmu humaniora yang responsif terhadap isu-isu kebahasaan, kesusastraan, kesejarahan, kemanusiaan, kebudayaan, dan kebangsaan berbasis penelitian humaniora. Dengan pembelajaran yang sinergis secara institusional dengan institusi dalam dan luar negeri, program ini menyiapkan luaran penelitian yang unggul dalam bidang ilmu humaniora dan mendarmabaktikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya untuk kemaslahatan masyarakat.

Akhir akhir ini, minat warga negara asing, khususnya Thailand untuk belajar di Fakultas Ilmu Budaya Unand mulai meningkat. Sebut saja Muhammad Alee Nalee Yi Yupok, Nadya Yasee-ngo, dan Anuwat Romalee, 3 mahasiswa asal Thailand yang belajar di prodi Magister Linguistik dan Susastra. Ketiganya berasal dari Thailand selatan dan Bangkok.

Muhammad-Alee Nalee Yi Pupok (Alee), misalnya, adalah Putra Narathiwat yang menyelesaikan studi S1 nya di prodi Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammdiyah Sumatra Utara tahun 2016. Kemudian dia melanjutkan studi S2 nya di prodi S2 Linguistik FIB Unand.



Alee dalam sebuah Kesempatan (Sumber: facebook.com)

Kedua, Nadiya Yasee-ngo (Nadiya) adalah mahasiswa asal Bachok, Narathiwat, Thailand yang bercita-cita menjadi guru sastra Indonesia dan Thailand. Nadiya menamatkan S1 nya di prodi Bahasa dan Sastra Thailand dengan minor Bahasa Inggris dari Prince of Songkla University (2016). Terhitung tahun 2021, Nadiya menjadi mahasiswa program pascasarjana Magister Susastra FIB Unand. Nadiya yang menguasai bahasa Thailand, Bahasa Indonesian  dan Inggris ini punya minat besar dalam kajian sastra banding, khususnya Indonesian-Thailand. 

Dia sudah menerbitkan tulisan dengan judul “Perkembangan Sastra Thailand: Sebuah Kajian Awal“ (2023) diJurnal Linguistika Kultura. Nadiya juga pernah menjadi presenter dalam “Kuliah Umum Poskolonialisme dan Identitas Politik dalam Sastra” (2022) dengan topik bahasan “Identity Issues In the PostModern Era in the Short Story ”The Goats in the Cemetry” by Kanogpong Songsompun” danpresenter dalam “International Conference on Local Wisdom of the Malay Archipelago (COLLEGA 2023)” dengan makalah berjudul “Negotiation of the Thai Identity of the Characters In the Novel the Murder Case of Tok Imam Stopa Karde.”



Foto Nadiya Yasee-ngo (Dokumentasi Nadiya)

Tiga, Anuwat Romalee adalah mahasiswa yang berasal dari Prawet Districk, Bangkok Metropolitan. Mahasiswa yang dipanggil Fitdy ini (lahir 1977) meguasai bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. Pemuda yang suka olah raga dan menata rambut ini menyelesaikan pendidikan S1 nya di jurusan Pendidikan Islam, tamat tahun 2020, di Universitas Muhammadiyah Surabaya dengan judul Skripsi Model Pembelajaran Karn Son Islam di Rongrianprathom Kanlayanacharangsan  Thailand. Mulai tahun 2023, dia melanjutkan studi di prodi S2 Susastra Fakultas Ilmu Budaya Unand.

 

Fitdy dalam suatu Kesempatan (Sumber: Anuwat Romalee)

 




Apa yang membuat mereka tertarik untk belajar di FIB Unand? Banyak alasan yang mungkin bisa diberikan untuk menjelaskan kenapa mereka memilih fakultas ini. Menurut pemahaman saya, ada beberapa hal mendasar yang membuat mereka tertarik untuk belajar di FIB Unand. Pertama, Thailand Selatan relatif dekat dengan Padang. Budaya masyarakat Thailand selatan sedikit banyaknya bersentuhan dengan budaya masyarakat Melayu Malaysia. Jadi belajar di Padang, yang merupakan masyarakat Melayu Minangkabau, masih bersentuhan dengan budaya Melayu yang mereka kenal di Thaiand Selatan.

Kedua, diaspora Minangkabau yang ada di perantauan termasuk Thailand juga menjadi alasan kenapa mereka ingin belajar di Padang. Perantau keturunan Minang yang ada di luar negeri merasa belajar di Padang bagaikan sebuah upaya untuk mengenal kembali daerah kelahiran orang tua mereka. Nadya Yasee-ngo, misalnya, yang merupakan keturunan ibu Minang dan ayah Thailand ini  mendapatkan rekomendasi dari ibunya untuk belajar ilmu sastra di FIB Unand.

Ketiga, penawaran beasiswa kepada warga asing untuk belajar di Unand juga merupakan faktor penting dalam mendatangkan mahasiswa asing ke Unand, termasuk FIB. Unand menganggarkan  dana setiap tahunnya untuk diberikan kepada mahasiswa dalam dan luar negeri sebagai beasiswa bagi mereka yang membutuhkan dan berhak mendapatkannya sesuai peruntukkan.

Padang, 16 April 2024

×
Kaba Nan Baru Update