Pasbana - Kita semua tentu pernah sakit hati dan kecewa. Di-ghosting teman, diremehkan rekan kerja, atau merasa tidak dihargai oleh orang yang paling kita sayang — semua itu bisa bikin hati terasa penuh luka.
Tapi, ternyata ada cara untuk tidak terlarut dalam rasa sakit hati itu. Bukan dengan memendam atau pura-pura kuat, tapi dengan memahami cara Islam mengajarkan kita untuk healing — tidak hanya mental, tapi juga spiritual.
Dalam ajaran Islam, menjaga hati agar tetap bersih dan kuat dari rasa tersakiti adalah bagian dari proses memperbaiki akhlak. Ini bukan sekadar upaya agar terlihat sabar di luar, tapi lebih kepada membentuk mental dan iman yang sehat.
Mari kita bahas satu per satu langkah-langkah self-healing ala Islam — dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
1. Niat yang Ikhlas = Hati yang Lega
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kalau kita bantu orang tapi ujung-ujungnya merasa kecewa karena tidak dihargai, bisa jadi kita melakukannya bukan karena Allah.
Coba mulai tanamkan niat ikhlas, supaya hati lebih tahan banting dan nggak gampang kecewa.
2. Belajar Memaafkan: Bukan Lemah, Tapi Justru Kuat
“Balasan kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.”
(QS. Asy-Syura: 40)
Menurut psikolog klinis dari Mayo Clinic, memaafkan terbukti bisa mengurangi stres, menurunkan tekanan darah, hingga memperbaiki sistem imun. Jadi memaafkan bukan hanya baik secara spiritual, tapi juga scientifically proven, lho!
3. Stop Overthinking, Mulai Husnuzan
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa…”
(QS. Al-Hujurat: 12)
Banyak konflik dan luka hati bisa diredam kalau kita tidak buru-buru menyimpulkan. Cobalah berpikir dua kali, bahkan tiga kali, sebelum merasa tersinggung.
4. Zikir dan Doa: Recharge untuk Hati
Coba deh, saat hati lagi kalut, ambil waktu untuk zikir. Rasakan bagaimana hati perlahan jadi adem. Zikir adalah salah satu cara untuk “menyambung sinyal” kita ke sumber ketenangan sejati — Allah SWT.
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Bahkan menurut beberapa penelitian dari Harvard Medical School, meditasi atau praktik spiritual seperti zikir terbukti membantu menenangkan otak dan memperbaiki suasana hati.
5. Ekspektasi Tinggi = Sakit Hati Mudah Datang
“Barangsiapa menggantungkan harapannya kepada Allah, maka Dia akan cukupkan baginya.”
(QS. At-Talaq: 3)
Kalau kamu sering merasa kecewa karena berharap terlalu banyak dari pasangan, sahabat, atau bahkan atasan — mungkin ini saatnya memindahkan harapan kita kepada yang Maha Menepati Janji.
6. Cari Lingkaran Sosial yang Menyehatkan
Lingkungan itu punya pengaruh besar terhadap kondisi hati kita. Bertemanlah dengan orang-orang yang bijak, tidak suka drama, dan bisa diajak berdiskusi sehat.
Mereka bisa jadi cermin dan pengingat yang baik saat kita mulai goyah.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi...”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Teman yang baik akan menguatkanmu, bukan menjatuhkanmu.
Hati Boleh Terluka, Tapi Jangan Sampai Membatu
Ingat, punya hati yang tenang bukan cuma bikin hidup lebih bahagia, tapi juga bikin ibadah lebih khusyuk.
Semoga kita semua diberi kekuatan untuk tetap lapang dada, ringan memaafkan, dan selalu tenang menghadapi hidup. Aamiin. (*)