![]() |
foto.Ai |
Pasbana - Pernah dengar pepatah, “Kalau kamu berteman dengan tukang parfum, kamu akan ikut wangi?" Ternyata, ungkapan sederhana itu juga berlaku dalam kehidupan spiritual kita. Tanpa kita sadari, pergaulan bisa jadi pintu masuk datangnya keberkahan, ilmu, hingga keselamatan di akhirat.
Khususnya, jika kita menjalin hubungan dengan orang-orang yang shaleh — mereka yang dekat dengan Allah, hidup sederhana, dan punya pengaruh positif luar biasa.
Lalu, apa sebenarnya keuntungan berteman dengan orang-orang seperti ini? Tidak hanya membuat hati tenang, ada tiga manfaat besar yang bisa kita rasakan, baik di dunia maupun di akhirat.
1. Ilmu dan Kecerdasan Mengalir Tanpa Disadari
Berada di lingkungan orang shaleh adalah seperti menghadiri kelas kehidupan yang tak pernah libur. Ucapan mereka menenangkan, sikapnya penuh adab, dan kebijaksanaan mereka kadang menular tanpa kita sadari. Menurut Ustaz Adi Hidayat, salah satu dai muda yang cukup dikenal di kalangan milenial, "Bergaul dengan orang baik akan menular kepada pola pikir dan sikap kita. Kita belajar tanpa perlu diajari."Dalam Al-Qur’an pun ditegaskan:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar (jujur, saleh)."
(QS. At-Taubah: 119)
Para ulama mengatakan, orang-orang shaleh memiliki ‘aura’ yang membawa cahaya ilmu. Bahkan, para ahli psikologi sosial menyebut fenomena ini sebagai “emotional contagion” — ketika emosi dan nilai dari seseorang bisa tertular kepada orang-orang di sekitarnya.
Jadi, tidak heran bila mereka yang sering duduk di majelis ilmu atau bersahabat dengan para guru rohani, perlahan mengalami perubahan cara berpikir yang lebih dewasa dan bijak.
2. Doa Orang Shaleh: Hadiah Tak Terlihat, Tapi Sangat Nyata
Pernahkah Anda merasakan cobaan terasa ringan atau urusan terasa dipermudah? Bisa jadi, itu berkah dari doa orang shaleh yang pernah kita temui atau kita bantu. Orang-orang shaleh dikenal memiliki hati yang bersih, dan dalam banyak riwayat disebutkan bahwa doa mereka diijabah.Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang tidak hadir, akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan, setiap kali ia mendoakan saudaranya, malaikat berkata: Amin, dan engkau mendapatkan seperti itu."
Berteman dengan mereka adalah seperti memiliki 'tabungan spiritual'. Ketika kita tidak tahu harus berbuat apa, mereka mungkin sedang menyebut nama kita dalam doanya — sesuatu yang tak bisa dibeli dengan harta.
3. Syafaat di Akhirat: Investasi yang Tak Ternilai
Ini mungkin salah satu bagian paling penting. Di hari akhir nanti, tak ada jabatan, kekayaan, atau koneksi duniawi yang bisa menyelamatkan kita — kecuali syafaat dan pertolongan dari orang-orang yang Allah beri izin untuk menolong.Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
"Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai."
Bayangkan, jika kita mencintai dan dekat dengan orang shaleh, maka kelak kita akan dikumpulkan bersama mereka. Bahkan, menurut beberapa ulama, syafaat bisa datang dari sahabat shaleh yang tak rela jika kita binasa di akhirat. Mereka akan memohon pada Allah agar kita turut diselamatkan.
Mencari Teman yang Menarik, Tapi Juga Menarik ke Surga
Di era digital yang serba cepat ini, mencari teman bukan hal sulit. Tapi, mencari teman yang bisa membuat kita makin dekat dengan kebaikan, itu seni tersendiri. Mungkin kita perlu menyaring ulang pergaulan, bukan dengan menghakimi, tapi dengan menyadari: bahwa waktu kita terbatas, dan hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan dalam lingkaran negatif.Jangan khawatir jika belum punya sahabat shaleh. Mulailah dari ikut kajian, komunitas positif, atau bahkan mengikuti tokoh-tokoh inspiratif di media sosial yang menebar kebaikan. Siapa tahu, dari situlah Allah membuka jalan.
Berteman dengan Orang Shaleh itu Luar Biasa
Tiga manfaat tadi bukan hanya untuk dunia, tapi juga akhirat. Di tengah kehidupan modern yang kadang membuat kita lelah dan kosong, memiliki sahabat yang mengingatkan kepada Allah adalah hadiah paling mahal. Maka, mari pilih teman bukan hanya yang asyik diajak nongkrong, tapi juga yang asyik diajak menuju surga.Sebagaimana kata bijak Imam Syafi’i:
"Jika engkau tak menemukan aku di surga, maka carilah aku. Katakan pada Allah: Ya Rabb, hamba-Mu ini dulu pernah mengingatkan aku tentang Engkau."
(*)