Oleh Satria Asmal,SP,CHt,CI,CMT NLP
Direktur Specta Indonesia
Trainer dan Penulis
Pasbana - Setiap daerah di nusantara ini, punya keunikan dan karakteristik masing masing. Setiap karakter yang berbeda tersebut terhimpun dalam kebhinekaan yang merupakan sumberdaya luar biasa dimiliki negeri ini.
Tanah Minangkabau di Sumatera Barat juga memiliki karakteristik istimewa, mulai dari alamnya, sosial kemasyarakatanya, tatanan budayanya dan banyak hl istimewa lain nya yang hadir di ranah minang ini.
Namun bukan sekadar bentangan alam yang indah, ladang subur, budaya yang ingin kita bicarakan, lebih dari itu ada karakter istimewa dalam diri orang minang yang telah melahirkan banyak pribadi istimewa dan tokoh berpengaruh sekaliber dunia.
Karakteristik unik masyarakatnya telah membentuk identitas kuat dan melahirkan tokoh-tokoh besar yang mengukir sejarah Indonesia. Mari kita selami lebih dalam karakter-karakter istimewa tersebut dan bagaimana mereka beresonansi dengan masa kini, serta peluang untuk kembali "mambangkik batang tarandam."
Memahami Keistimewaan Karakter Minang
Orang Minang memiliki sejumlah sifat menonjol yang telah terbukti menjadi kunci keberhasilan mereka, baik di kampung halaman maupun di perantauan:
Taat Beragama Falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" (Adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Kitabullah) bukan sekadar semboyan, melainkan pondasi hidup. Keimanan yang kuat menjadi landasan moral dan etika dalam setiap langkah, mendorong lahirnya ulama dan cendekiawan agama yang mendalam.
Kritis dan idealis
Sejak dahulu, masyarakat Minang dikenal dengan daya analisis yang tajam dan sikap tidak mudah menerima sesuatu tanpa pertimbangan. Sangat ideal melihat sebuah kondisi. Semangat kritis dan idealisme yang kuat ini mendorong mereka untuk terus belajar, mencari kebenaran, dan berinovasi.
Kemampuan Retorika
Masyarakat Minang diberkahi dengan keahlian berbicara dan menyampaikan gagasan secara lugas dan persuasif. Kemampuan retorika yang mumpuni membuat mereka piawai dalam berpidato, berdebat, dan meyakinkan orang lain. Sehingga dikedai kedai kopi di ranah minang, berkumpul orang orang yang bicarakan banyak hal, politik,ekonomi, budaya, prinsip kehidupan, bahkan kondisi terkini dunia pun tak luput dari pembahasan.
Semuanya dikupas tajam dan "boneh". Didalam kedai duduk orang orang dengan berbagai macam latar belakang pendidikan,ekonomi, sosial dan budaya, namun menyatu dalam diskusi,debat dan adu argumentasi hangat dna menghujam.
Maka di kedai kedai ini lah sering kali kemampuan retorika, berdebat dan berargumentasi terasah. Ditambah diranah minang tempo dulu orang belajar pidato,pasambahan, ceramah, sehingga makin mempertajam kemampuan retorika nya.
Negosiasi
Beriringan dengan retorika, keahlian negosiasi adalah kekuatan utama. Mereka terampil mencari titik temu, mencapai kesepakatan, dan menyelesaikan konflik melalui musyawarah, mencerminkan nilai-nilai kolektivisme.
Seringkali putera terbaik ranah minang sering menjadi utusan negara karena kemampuan negosiasi ini. Pada konferensi meja bundar misalnya, dua putera terbaik ranah minang diutus yang diketuai muhammad Hatta dan ada Haji agus salim serta sutan syahrir juga disana.
Leadership(Kepemimpinan)
Jiwa kepemimpinan orang Minang sering kali muncul secara alami. Struktur adat yang egaliter dan dorongan untuk merantau membentuk pribadi yang mandiri, berani mengambil keputusan, dan mampu memimpin.
Realistis
Meskipun menjunjung tinggi tradisi, orang Minang juga dikenal realistis dalam menghadapi kehidupan. Mereka mampu beradaptasi dengan perubahan, melihat peluang, dan mengambil langkah praktis untuk mencapai tujuan.
Kemampuan Komunikasi
Lebih dari sekadar berbicara, orang Minang unggul dalam komunikasi interpersonal dan intrapersonal. Mereka mampu memahami nuansa, membaca situasi, dan menyampaikan pesan dengan efektif, baik dalam konteks formal maupun informal.
Mengukir Sejarah: Jejak Tokoh-tokoh Ranah Minang
Karakter-karakter istimewa ini terwujud nyata dalam diri tokoh-tokoh besar yang namanya harum di kancah nasional maupun internasional:
Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi: Ulama besar yang menjadi imam Mazhab Syafi'i di Masjidil Haram, Mekkah. Beliau adalah guru bagi banyak ulama terkemuka dari berbagai penjuru dunia Islam, menunjukkan kedalaman pemahaman agama dan pengaruh intelektual Minang.
Haji Agus Salim: Diplomat ulung dengan retorika dan negosiasi yang luar biasa. Dijuluki "The Grand Old Man," pidato-pidatonya selalu memukau dan argumennya sulit dibantah, menjadikannya salah satu negosiator ulung masa kemerdekaan.
Buya Hamka: Ulama kharismatik, sastrawan, dan pemimpin Muhammadiyah. Kapasitasnya sebagai ulama dengan pemahaman Islam yang mendalam, ditambah kemampuan komunikasi yang kuat, menjadikannya panutan bagi umat.
Mohammad Hatta: Proklamator dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Seorang negarawan jujur, cerdas, dan realistis. Pemikiran ekonominya yang brilian dan integritasnya menjadi teladan bagi bangsa.
Mohammad Natsir: Perdana Menteri pertama Indonesia dan pemimpin Masyumi. Dikenal dengan pemikiran Islam modernnya dan kemampuan retorika dalam menyampaikan gagasan-gagasannya.
Rahmah El Yunusiyyah: Tokoh pendidik perempuan yang mendirikan Diniyyah Puteri Padang Panjang, pelopor pendidikan modern bagi kaum perempuan di Minangkabau.
Rasuna Said: Tokoh perempuan pejuang kemerdekaan yang gigih. Dengan kemampuan retorika dan keberaniannya, beliau menyuarakan hak-hak perempuan dan semangat perjuangan melawan penjajahan.
Masih banyak lagi tokoh lain seperti Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Abdul Muis, dan Muhammad yamin yang turut memberikan kontribusi besar bagi bangsa.
Refleksi Masa Kini
Perbandingan dengan Orang Ranah Minang Sekarang
Di era modern ini, kita masih dapat melihat jejak karakter-karakter istimewa Minang, terutama dalam kemampuan komunikasi dan semangat merantau yang tetap kuat. Banyak orang Minang sukses di berbagai bidang, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga seni, berkat adaptasi dan interaksi yang baik.
Namun, tidak dapat dimungkiri ada pergeseran.
Semangat kritis mungkin tidak selalu seintensif dulu; terkadang informasi diterima tanpa analisis mendalam. Kemampuan retorika dan negosiasi perlu diasah kembali agar tidak hanya menjadi keahlian individual, tetapi juga kekuatan kolektif dalam menghadapi tantangan zaman. Ketaatan beragama tetap kuat, namun perlu terus diperkuat agar menjadi landasan moral dalam setiap tindakan, bukan hanya ritual.
"Mambangkik Batang Tarandam": Peluang Melahirkan Kembali Tokoh Hebat
Frasa "Mambangkik Batang Tarandam" yang berarti mengangkat kembali harkat dan martabat yang telah tenggelam, adalah seruan untuk membangkitkan kembali potensi besar Ranah Minang agar dapat melahirkan tokoh-tokoh hebat. Peluang untuk ini sangat terbuka lebar, dengan fokus pada:
Pendidikan Berbasis Karakter: Memperkuat lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, yang tidak hanya menekankan ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai adat, agama, dan pengembangan karakter seperti kritis, leadership, dan komunikasi.
Revitalisasi Nilai Adat: Menginternalisasi kembali nilai-nilai luhur adat Minangkabau yang mendorong musyawarah, mufakat, gotong royong, dan semangat berani berpendapat.
Pengembangan Potensi Diri: Mendorong generasi muda untuk berani bermimpi besar, mengasah kemampuan retorika dan negosiasi melalui pelatihan dan forum diskusi.
Literasi dan Pemikiran Kritis: Membangun budaya literasi yang kuat dan mendorong pemikiran kritis dalam menghadapi berbagai informasi dan tantangan global.
Jaringan dan Kolaborasi: Membangun jejaring kuat antara perantau Minang di seluruh dunia dengan masyarakat di Ranah Minang untuk saling mendukung, berbagi pengalaman, dan menciptakan peluang.
Dengan "Mambangkik Batang Tarandam," Ranah Minang memiliki potensi besar untuk kembali melahirkan generasi emas yang tidak hanya unggul dalam keilmuan, tetapi juga memiliki karakter leadership, realistis, dan komunikasi yang kuat, sebagaimana para pendahulu mereka. Kontribusi Ranah Minang terhadap kemajuan bangsa dan dunia pasti akan terus berlanjut.
(*)