Notification

×

Iklan

Iklan

Pacu Jawi di Sungai Tarab Berlangsung Meriah, Tradisi Anak Nagari yang Menguatkan Pariwisata

14 Juni 2025 | 23:37 WIB Last Updated 2025-06-15T13:33:23Z



Tanah Datar, pasbana Tradisi budaya Pacu Jawi kembali menjadi sorotan dalam kalender wisata Tanah Datar. Alek anak nagari Pacu Jawi yang digelar di Sawah Date Guguak Binuang, Jorong Sungai Tarab, Nagari Sungai Tarab, Kecamatan Sungai Tarab, resmi ditutup oleh Bupati Tanah Datar yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Parpora) Tanah Datar, Riswandi, pada Sabtu, 14 Juni 2025.

Penutupan kegiatan ini sekaligus menjadi penanda berakhirnya rangkaian alek nagari yang tidak hanya menjadi simbol kebudayaan lokal, tetapi juga daya tarik wisata unggulan Kabupaten Tanah Datar.

“Kami atas nama pemerintah daerah sangat mengapresiasi konsistensi Porwi Tanah Datar dalam menyelenggarakan event Pacu Jawi ini. Tradisi ini terbukti menjadi magnet wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” ujar Riswandi dalam sambutannya.




Pacu Jawi merupakan olahraga tradisional khas masyarakat Minangkabau yang telah berlangsung turun-temurun dan biasanya digelar pasca panen. Tradisi ini tidak hanya menyuguhkan tontonan unik—sapi berpacu di areal persawahan berlumpur—tetapi juga menjadi sarana memperkuat ikatan sosial antar warga nagari.

Ketua Persatuan Olahraga Pacu Jawi (Porwi) Tanah Datar, Aresno Dt. Andomo, menyampaikan bahwa nilai-nilai sosial dan budaya yang terkandung dalam Pacu Jawi menjadi kekuatan utama daya tariknya.

“Pacu Jawi bukan sekadar hiburan, tapi juga wadah mempererat persatuan anak nagari. Tradisi ini mengajarkan kita saling menghargai dan hidup dalam harmoni. Ini budaya yang tumbuh dari masyarakat, bukan datang dari atas,” jelas Aresno.

Ia juga menambahkan bahwa tradisi ini kerap menarik perhatian peneliti dan fotografer dari luar negeri. Banyak mahasiswa menjadikan Pacu Jawi sebagai objek riset akademik karena kekayaan nilai budayanya.

Dalam keterangannya, Riswandi juga menegaskan komitmen Pemkab Tanah Datar untuk terus mendorong sektor pariwisata melalui program unggulan Satu Nagari Satu Event. Meski dengan keterbatasan anggaran, tahun 2025 ditetapkan lima nagari yang akan menyelenggarakan kegiatan budaya serupa.

“Tahun ini, lima nagari telah ditetapkan dalam program ini, yaitu Tanjung Alam, Pasia Laweh, Pandai Sikek, Baringin, dan Taluak. Kami berharap semua pihak turut mendukung dan menjaga kelestarian budaya lokal sebagai daya saing pariwisata daerah,” ungkapnya.




Tak hanya itu, Pemkab juga mengimbau para pelaku usaha dan pengelola destinasi wisata untuk menjaga standar layanan, menawarkan harga yang wajar, serta menciptakan pengalaman berkesan bagi wisatawan.

Kegiatan penutupan ini turut dihadiri Camat Sungai Tarab, Miza Azis, bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca), Perangkat Nagari, Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN), serta elemen masyarakat lainnya. Antusiasme warga yang memenuhi lokasi acara mencerminkan kuatnya peran serta masyarakat dalam menjaga dan memajukan tradisi budaya lokal.

Dengan berakhirnya alek Pacu Jawi di Sungai Tarab, harapan baru kembali tumbuh untuk menjadikan tradisi ini sebagai ikon budaya dan destinasi wisata unggulan Tanah Datar di kancah nasional bahkan internasional.

Tradisi yang lahir dari masyarakat dan dijaga oleh masyarakat ini terus menjadi perekat nilai-nilai sosial serta magnet bagi wisatawan yang rindu akan kearifan lokal yang autentik dan bermakna.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update