Notification

×

Iklan

Iklan

Pariaman Siaga Tsunami: Pemkot dan BMKG Tinjau Lokasi Pemasangan HF Radar Senilai Rp28 Miliar Bantuan Prancis

16 Juni 2025 | 08:55 WIB Last Updated 2025-06-16T01:55:41Z


Pariaman, pasbana — Pemerintah Kota Pariaman bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Barat melakukan peninjauan lokasi pemasangan sistem deteksi tsunami High-Frequency (HF) Radar di kawasan Pantai Taman Anas Malik, Kelurahan Lohong, Kecamatan Pariaman Tengah, pada Minggu (15/6). Peninjauan ini dipimpin langsung oleh Wali Kota Pariaman, Yota Balad, didampingi Kepala BMKG Sumbar, Suaidi, bersama sejumlah kepala OPD dan camat setempat.

Pemasangan radar ini merupakan bagian dari upaya penguatan sistem mitigasi bencana di wilayah pesisir Sumatera Barat, khususnya Kota Pariaman yang berada di jalur rawan megathrust Siberut. HF Radar beroperasi di frekuensi 3 hingga 30 MHz dan mampu memberikan data real-time tentang arus laut, gelombang, serta pergerakan air permukaan laut, sehingga sangat vital dalam memberikan peringatan dini sebelum terjadi tsunami.

“Hari ini kita meninjau titik lokasi penempatan HF Radar tsunami di Pantai Taman Anas Malik. Alat ini sangat penting karena Kota Pariaman merupakan wilayah rawan bencana, terutama gempa dan tsunami,” ujar Yota Balad.

Pemasangan HF Radar ini merupakan bantuan dari Pemerintah Prancis senilai Rp28 miliar. Di Sumatera Barat, hanya dua lokasi yang mendapatkan alat canggih ini, yaitu Kota Padang (di Masjid Al-Hakim) dan Kota Pariaman (Pantai Taman Anas Malik).

Wali Kota Yota Balad menegaskan bahwa tidak ada penggusuran terhadap para pedagang yang berada di sekitar lokasi pemasangan radar. Namun, demi keamanan dan keberfungsian alat, area sepanjang 300 meter di sisi kiri dan kanan serta 30 meter ke arah laut dari titik pemasangan harus dikosongkan.

“Kami sudah menyampaikan kepada para pedagang terkait kebutuhan area ini. Perlu ditegaskan, tidak ada penggusuran. Justru alat ini akan sangat bermanfaat, tidak hanya untuk mitigasi bencana, tetapi juga bagi nelayan dalam mendeteksi pergerakan ikan di laut,” jelasnya.

Selain HF Radar, Pemkot Pariaman juga berharap BMKG dapat melengkapi sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) di daerah tersebut guna memperkuat sistem deteksi bencana secara menyeluruh.

“Kami harap BMKG Sumbar mendukung pemasangan EWS di Kota Pariaman. Alat ini dapat berbunyi 30 detik sebelum gempa terjadi. Ini penting karena kita berada di zona rawan megathrust Siberut,” tambahnya.

Rencana pemasangan alat pendeteksi tsunami ini juga mendapat respons positif dari masyarakat setempat. Adek Filardi, tokoh masyarakat Kelurahan Lohong yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua KAN Kanagarian Pasar, menyatakan bahwa keberadaan radar tsunami akan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi gempa dan tsunami.

“Ini sangat penting agar masyarakat lebih waspada terhadap potensi bencana. Kita semua paham risiko megathrust yang mengancam pesisir Sumatera Barat. Ini tentang keselamatan kita bersama,” ujar Adek Filardi.

Meski mendukung penuh program ini, Adek juga menyampaikan harapan agar proses pembangunan tidak merusak estetika dan fungsi kawasan wisata pantai, mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu penggerak utama ekonomi di Kota Pariaman.

“Kami berharap pembangunan radar tsunami ini tidak merusak keindahan pantai. Pariwisata adalah tulang punggung ekonomi masyarakat, jadi semoga semuanya bisa seimbang,” katanya.

Kota Pariaman merupakan salah satu wilayah pesisir yang masuk dalam peta rawan tsunami akibat aktivitas patahan megathrust Siberut. Data dari BMKG menunjukkan bahwa wilayah pesisir barat Sumatera, termasuk Pariaman dan Padang, memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap gempa besar dan tsunami.

Dengan keberadaan HF Radar dan dukungan sistem peringatan dini, Kota Pariaman diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat serta mempercepat respon darurat saat bencana terjadi.(rel/*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update