Notification

×

Iklan

Iklan

Akram Hakim Sutradarai "Kebo Nyusu Gudel" dengan Pendekatan Teater Epik Brecht

15 Juli 2025 | 20:13 WIB Last Updated 2025-07-15T13:13:37Z


Padang Panjang, pasbana
Mahasiswa Jurusan Seni Teater Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Akram Hakim, akan mementaskan naskah teater bertajuk "Kebo Nyusu Gudel" karya Dheny Jatmiko sebagai proyek penyutradaraan tugas akhir untuk meraih gelar Sarjana Seni. 

Pertunjukan ini akan digelar pada Jumat, 18 Juli 2025, pukul 20.00 WIB, di Gedung Teater Arena Mursal Esten, ISI Padangpanjang.

Dalam keterangannya kepada media, Ghea Nabilla Athifa selaku Pimpinan Produksi menyampaikan bahwa pementasan ini menjadi bagian dari agenda akademik mahasiswa Program Studi Seni Teater Minat Utama Penyutradaraan, dengan pendekatan Teater Epik Brecht sebagai landasan estetika utama.

Menurut Akram Hakim, pendekatan teater epik yang diperkenalkan oleh Bertolt Brecht dipilih karena mampu menjadi medium edukatif yang menyentuh sisi intelektual dan moral penonton, terutama generasi muda.

“Melalui pementasan ini, saya ingin menyampaikan pesan bahwa anak muda seharusnya tidak merasa lebih pintar dan hebat dari orang tua atau pemimpin. Kita harus belajar dari pengalaman generasi sebelumnya,” ujar Akram yang juga aktif di Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang, Selasa (15/7/2025).




Akram menjelaskan bahwa selama proses latihan, ia memberikan ruang eksplorasi luas kepada para aktor. Hal ini sejalan dengan prinsip teater epik yang mendorong bentuk naratif non-linear dan kolaborasi kreatif antara individu dan kolektif.

"Kebebasan berekspresi dalam latihan menjadi esensi pendekatan Brechtian yang kami terapkan," ungkapnya.

Pembimbing pertunjukan ini, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn, yang juga dikenal sebagai sastrawan dan sutradara senior, menekankan bahwa konsep Brecht bertujuan membangkitkan kesadaran kritis penonton.

“Teater epik tidak ingin penonton larut secara emosional. Sebaliknya, mereka harus menjadi pengamat yang berpikir. Brecht menciptakan Verfremdungseffekt atau efek keterasingan untuk membongkar ilusi panggung dan menyoroti pesan moral,” ujar Sulaiman.

Ia juga menjelaskan bahwa struktur teater epik bersifat episodik, menggabungkan narasi, lagu, dan efek visual yang mendobrak tradisi realisme. Selain itu, teknik akting Gestus menjadi penting agar aktor menunjukkan sikap sosial sekaligus menjadi komentator terhadap karakter yang mereka perankan.



Pementasan "Kebo Nyusu Gudel" akan menjadi ruang refleksi sekaligus kritik sosial. Mengangkat idiom Jawa yang secara harfiah berarti "kerbau menyusu anaknya sendiri", naskah ini menyindir fenomena generasi muda yang melupakan tata krama dan nilai-nilai leluhur.

“Tujuan utama kami bukan sekadar menghibur, tapi mengajak penonton berpikir kritis dalam menanggapi realitas sosial,” tegas Akram.

Pertunjukan akan berlangsung Jumat malam, 18 Juli 2025, pukul 20.00 WIB, di Gedung Teater Arena Mursal Esten ISI Padangpanjang. Acara ini terbuka untuk umum dan menjadi salah satu agenda seni pertunjukan yang dinantikan di kota Padang Panjang.

Pendekatan Teater Epik Brecht hingga kini masih menjadi rujukan dalam pementasan teater modern yang mengedepankan intelektualitas penonton. Dalam sejumlah kajian teater kontemporer, seperti dalam "Brecht on Theatre: The Development of an Aesthetic" (Brecht, 1964), teater epik terbukti efektif sebagai media penyadaran sosial dan politik.

"Kebo Nyusu Gudel" menjadi salah satu pertunjukan tugas akhir yang menarik perhatian di ISI Padangpanjang tahun ini.

Mengusung pendekatan teater epik dengan isu sosial yang kontekstual, karya Akram Hakim layak mendapat apresiasi, tidak hanya sebagai karya akademik, tetapi juga sebagai panggung reflektif bagi masyarakat.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update