Setelah diluncurkan oleh Kementerian Pertanian RI di Bandung pada Mei 2016 lalu, Toko Tani Indonesia kini telah diluncurkan juga di Kota Padang Panjang.
Menurut Menteri Pertanian, program Toko Tani adalah program permanen, bukan hanya menjelang puasa dan lebaran saja.
Program Toko Tani Indonesia ini adalah program berkelanjutan, bukan hanya menjelang puasa dan lebaran saja. Toko Tani akan menjual pangan lebih murah. Menteri Pertanian Amran Sulaiman akan mengembangkan 1.000 Toko Tani Indonesia (TTI) untuk menstabilkan harga komoditas pangan.
Toko Tani merupakan upaya Pemerintah untuk memutus jalur distribusi yang panjang menjadi hanya 3 tahap saja. Harga beli ke petani dinaikan, sementara harga jual ke masyarakat diturunkan. Dan lebih mengutamakan bekerja sama dengan kelompok-kelompok tani. Keberadaan Toko Tani Indonesia (TTI) dapat mendekatkan hubungan antara produsen (petani) dan konsumen (masyarakat).
Dengan memotong rantai suplai, pemerintah berharap dapat menekan harga komoditas, seperti bawang merah, cabai, dan beras, yang sering kali melonjak tinggi di pasar, terutama menjelang hari-hari besar, seperti hari raya Idul Fitri.
Toko Tani Indonesia dianggap dapat mempengaruhi harga penjualan hasil pertanian di pasar, sehingga tidak memberatkan konsumen. Keberadaannya juga diyakini dapat menyerap hasil pertanian dari petani lokal dan menjaga stabilitas harga pangan, serta mempercepat penjualan produk pertanian tanpa melalui rantai perdagangan yang panjang.
Di Kota Padang Panjang, keberadaan toko tani Ganto Minang yang dikelola oleh gabungan kelompok tani Lembuti Mandiri diharapkan dapat berdampak pada pengendalian harga kebutuhan pokok secara keseluruhan di pasar dan mengangkat taraf hidup petani. (*)