Padangpanjang, -Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padangpanjang menyiapkan 70 orang guru pendamping bagi murid yang berkebutuhan khusus dalam rangka pencanangan kota inklusif. Kami sudah siapkan 70 orang guru yang nantinya akan bertugas sebagai pendamping di sekolah umum dari berbagai tingkatan bagi anak berkebutuhan khusus, kata Kepala Disdik Kota Padangpanjang Desmon.
Guru pendamping itu, terangnya, saat ini sudah dilakukan pembekalan dan pelatihan. Kami akan siapkan sematang mungkin guru pendamping itu sehingga nantinya bisa melaksanakan dengan baik, ujarnya.
Dari 70 orang itu, terdiri dari guru kelas rendah dan guru kelas tinggi di SD, guru Bimbingan Konseling di tingkat SLTP dan ditambah guru pusat sumber dari Sekolah Luar Biasa (SLB). Selain persiapan guru, Disdik Padangpanjang juga akan menyiapkan berbagai keperluan untuk pelaksanaan kota inklusif tersebut.
Kami juga akan menyiapkan keperluan lainnya mulai dari perlatan penunjang dasar sampai prasarana dan prasarana lainnya, jelasnya. Pencanangan kota inklusif, katanya, untuk mendapatkan hak yang sama bagi anak penyandang disabilitas di bidang pendidikan. Sudah saatnya anak berkebutuhan khusus mendapatkan perlakuan yang sama dibidang pendidikan dari pemerintah, katanya.
Pencanagan kota inklusif itu, katanya, akan dilakukan pada awal Desember 2016 yang bertepatan dengan ulang tahun Padangpanjang ke 226. " Tahun ajaran 2017/2018 sekolah umum sudah mulai menerima murid dari penyandang disabilitas tersebut, " katanya.
Ketua Komisi III DPRD Kota Padangpanjang Hendra Saputra mendukung program dari Pemko setempat untuk menjadikan daerah itu sebagai kota inklusif. Sudah saatnya anak berkebutuhan khusus itu bergaul dengan anak normal lainnya, baik itu di kehidupan sehari-hari maupun dalam mengenyam pendidikan di sekolah umum, katanya.
Menurut Hendra, pencangan kota Inklusif itu akan membentuk mental dari para peserta didik, baik itu dari murid yang normal maupun penyandang disabilitas. " Mereka akan mengetahui kalau ada teman sejawatnya yang tidak normal dan demikian sebaliknya, bagi yang berkebutuhan khusus tidak merasa minder lagi bergaul dengan murid normal lainnya, " terangnya. (Kenzie)