Notification

×

Iklan

Iklan

Galembong Jadikan Pakaian Wajib Peserta Asing Pada Ivent Silek Reatreat

24 Agustus 2017 | 19.42 WIB Last Updated 2017-08-24T12:42:45Z

PADANG PANJANG,—Pemerintah Kota (Pemko) Padang Panjang saat ini sedang gencar-gencarnya mengembangkan sektor Pariwisata, salah satu yang sedang dilakukan Dinas Pariwisata untuk maningkatkan citra Kota Padang Panjang yakni dengan menggelar acara Silek Retreat di Kota Berjuluk Serambi Mekah itu.

Ivent alek Minangkabau Silek Retreat yang di gelar dari tanggal 23 hingga 30 Agustus tersebut, mendapat respon dari beberapa negara yang sekaligus ikut berpastisipasi dalam mengikuti kegiatan tersebut, yakni Amerika, Inggris, Jerman, Irlandia, Spanyol, Malaysia, Singapura dan Ceko.

Medi Rosdian selaku kabid di Dinas Pariwisata Padang Panjang mengatakan, tujuan dari acara silek Retreat di adakan, untuk menjalin tali silahturrahmi dan mempererat hubungan antar sesama perguruan silek serta memperkenalkan pakaian khas silek minangkabau  "Galembong" kepada wisatawan Asing, sebagai pakaian khas silek dari Sumatera Barat.

"Selain mempererat tali persaudaraan sesama perguruan silek, melalui ivent ini, kita juga merevitalisasi pakaian galembong menjadi ciri khas silek minang, kepada para tamu kita dari mancanegara agar dapat dijadikan duta silek di negerinya masing-masing, sebagai ciri khas asal minangkabau," terang Medi saat di jumpai di gelanggang silek lanyah di kampung manggis, Rabu (24/8).



Tambahnya, saat ini sudah 40 perguruan silek yang ikut berpartisipasi dalam Silek Retreat, dan tidak menutup kemungkinan ivent ini akan kita lakukan setiap tahunnya sebagai ajang mempromosikan daerah dan kebudayaan miangkabau ke taraf internasional dengan menggelar ivent yang lebih besar lagi nantinya, selain itu juga sebagai bentuk menumbuhkan Ekonomi Kreatif bagi masyarakat sekitar.

Dan saat ini semua peserta, baik lokal maupun mancanegara kita wajibkan menggunakan Galembong, bahkan para pesilat asing pun antusias mengenakannya hingga mau membeli sendiri pakain khas minang ini. Karena galembong merupakan pakaian khas pesilat di ranah minang.

Sememtara itu pada kesempatan yang sama Mevi Rosdian selaku ketua panitia pelaksana menyampaikan, Silek Reatreat diadakan dalam rangka mempererat tali kekeluargaan antar sesama perguruan silek. "Silek lanyah, karena sudah merupakan icon Padangpanjang yang di mulai pertamakalinya di kubu gadang beberapa waktu lalau, maka saat ini kita juga coba dengan menggabungkan beberpa perguruan silek dengan tujuan menyatukan rasan persaudaraan, antar sesama perghruan baik lokal maupun dari mancanegara," jelas Mevi.

Lebih lanjut Mevi juga berharap, kerena ini merupakan agenda pertama kita di Padangpanjang, kita berharap agenda ini dapat menjadi agenda tahunan, guna melestarikan budaya minangkabau. Selain delapan negara yang ikut pada kali ini dari daerah lokal juga banyak yang ikut diantaranya ada duapuluh perguruan silat seperti dari Agam, Tanah Datar, Solok Selatan, Pariaman dan beberapa darah lainnya.



Selaian silahturahmi dan mempererat tali persaudaraan, Ivent ini juga sebagai ajang menyalurkan hobi bagi para pencinta photografi yang ada di Sumbar dan Mancanegara, mereka bisa menikmati setiap gerakan yang diberikan pesilat saat atraksi di tengah sawah dengan kondisi yang berair.

Sementara itu Reiner Datuak Rangkai Mulia salah seorang Tokoh Adat dari Kerapatan Adat Nagari (KAN) Bukit Surungan sangat mengapresiasi ivent yang mengangkat Budaya Minangkabau ini, apalagi kegiatan tersebut di buka secara resmi di PDIKM yang merupakan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau.

“Ivent seperti ini cukup bagus, namun alangkah lebih baiknya, semua kegiatan yang ada dalam ivent ini dikemas secara baik dan lebih mengemukakan adat tradisional minangkabau, seperti, semua panitia pelaksana menggunakan pakaian Kebesaran Minangkabau, serta di buka penggunakan pidato minangkabau dan makan bajamba ala minangkabau, maka kekentalan tradisi dan budaya Minangkabau lebih menonjol dan terasa bagi setiap peserta yang ada,” harap Rainer Datuak Rangkai Mulia. (Put)







×
Kaba Nan Baru Update