Pasbana - Pernah merasa suhu udara di pagi hari terasa lebih menusuk dingin saat pertengahan tahun, terutama di bulan Juli? Nah, bisa jadi kamu sedang merasakan dampak tidak langsung dari sebuah fenomena astronomi yang bernama Aphelion.
Tapi tunggu dulu—jangan buru-buru menyalahkan Aphelion kalau kamu merasa kedinginan di pagi hari. Yuk, kita kupas lebih dalam.
Apa Itu Sebenarnya Aphelion?
Kata "Aphelion" berasal dari bahasa Yunani: apo (jauh) dan helios (Matahari). Artinya? Titik terjauh dalam orbit elips Bumi dari Matahari.
Orbit Bumi bukanlah lingkaran sempurna, melainkan elips. Itu sebabnya, ada saat di mana kita lebih dekat ke Matahari (disebut Perihelion, biasanya terjadi awal Januari), dan ada saat di mana kita lebih jauh (itulah Aphelion).
Fakta Menarik:
Perihelion ≈ 147 juta km
Aphelion ≈ 152 juta km
Jaraknya bisa selisih sekitar 5 juta kilometer, lho!
Fenomena yang Tak Terlihat Tapi Terasa
Berbeda dengan gerhana atau hujan meteor, Aphelion bukan fenomena visual. Kita tidak bisa melihatnya secara langsung. Tapi, berikut beberapa hal yang bisa jadi ‘tanda-tanda’ Aphelion:
Matahari Tampak Lebih Kecil
Karena lebih jauh, ukuran tampak Matahari sedikit menyusut—meski ini hanya bisa dilihat lewat alat bantu.
Cahaya Matahari Lebih Lemah (Sedikit!)
Intensitas sinar matahari saat Aphelion turun sekitar 7% dibandingkan saat Perihelion. Tapi kamu nggak bakal merasakan bedanya secara langsung.
Tidak Menyebabkan Musim Dingin
Jangan salah paham. Musim-musim di Bumi ditentukan oleh kemiringan sumbu Bumi, bukan jarak ke Matahari. Justru saat Aphelion, belahan Bumi utara sedang musim panas!
Kenapa Indonesia Dingin Saat Aphelion?
Nah, ini dia pertanyaan yang sering bikin penasaran: kok pas Aphelion, udara di Indonesia lebih dingin ya? Apakah Aphelion penyebabnya?
Jawabannya: bukan.
Jawabannya: bukan.
Penurunan suhu di Indonesia pada Juli-Agustus lebih disebabkan oleh angin muson timur yang bertiup dari Australia. Saat itu, Australia sedang musim dingin, dan udara dingin serta kering bergerak ke utara—ke arah Indonesia.
Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), efek pendinginan ini sangat terasa di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga sebagian Kalimantan dan Sulawesi. Ditambah lagi, musim kemarau membuat langit lebih cerah, sehingga radiasi panas bumi di malam hari lebih cepat menghilang.
Fakta Tambahan yang Perlu Kamu Tahu
Aphelion bukan sinyal bahaya. Fenomena ini alami dan rutin terjadi tiap tahun.
Tidak perlu panik. Suhu bisa saja menurun, tapi bukan karena Bumi “menjauh” dari Matahari.
BMKG telah mengonfirmasi bahwa tidak ada dampak ekstrem dari Aphelion terhadap iklim atau cuaca di Indonesia.
Suhu bisa turun hingga 16-18°C di dataran tinggi, seperti Bandung, Dieng, atau Malang, terutama pada dini hari.
Langit Tak Selalu Harus Spektakuler Untuk Menarik
Dan tak lama lagi, ia akan kembali mendekat. (*)