Notification

×

Iklan

Iklan

Tenang Jiwa, Damai Rasa: 11 Cara Menjaga Kesehatan Mental ala Islam

04 Juli 2025 | 08:25 WIB Last Updated 2025-07-04T08:22:47Z


Pasbana - Di tengah dunia yang semakin sibuk, penuh distraksi, dan makin menekan pikiran, menjaga kesehatan mental jadi bukan sekadar pilihan, tapi kebutuhan. 

Mulai dari tumpukan pekerjaan, tekanan sosial di media digital, hingga problem pribadi yang kadang sulit diceritakan, semua bisa menggerus ketenangan jiwa.

Namun, sebagai muslim, tahukah kamu bahwa ajaran Islam ternyata punya begitu banyak insight tentang bagaimana cara menenangkan pikiran dan merawat hati?

Bukan hanya lewat ibadah, tetapi juga dari cara kita memandang hidup, memperlakukan emosi, dan merespons masalah. 

Islam tidak hanya mengatur hubungan kita dengan Tuhan, tapi juga menuntun bagaimana kita merawat diri—baik fisik, jiwa, maupun mental.

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.”
(QS Ar-Ra’d: 28)


Nah, berikut ini 11 cara praktis dan aplikatif dalam menjaga kesehatan mental yang sejalan dengan ajaran Islam. 

Beberapa di antaranya mungkin sudah kamu lakukan tanpa sadar, tapi kini bisa kamu pahami lebih dalam maknanya.

1. Terima Emosimu, Jangan Pura-pura Baik-Baik Saja


Kita diajarkan untuk tidak memendam atau menolak emosi. Islam pun mengajarkan pentingnya sabar dan mengelola rasa sedih, takut, maupun cemas dengan bijak.

Contohnya? Lihat saja kisah Nabi Yusuf AS. Dari dikhianati saudara, dijual sebagai budak, hingga dipenjara karena fitnah—semua ia lalui dengan sabar dan keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkannya. 

Itu bukan kelemahan, justru bukti kekuatan mental sejati.


2. Ingat: Allah Selalu Ada


Merasa sendiri? Tenang, kamu nggak sendiri. Salah satu ayat paling menenangkan dalam Al-Qur’an ada di Surat Gafir ayat 60:
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”

Zikir, doa, dan berdialog dengan Tuhan lewat salat bisa jadi terapi jiwa yang luar biasa. Dan nggak harus selalu dalam bentuk formal—berbicara kepada Allah dalam hati juga bisa menjadi penenang saat hati resah.


3. Rawat Spiritualitas Sehari-hari


Spiritualitas bukan hanya soal salat 5 waktu. Tapi juga menyempatkan diri mengaji meski satu ayat, mendengarkan kajian online, atau sekadar merenung dalam kesunyian tentang makna hidup.

Penelitian dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa praktik spiritual yang konsisten berkorelasi positif dengan ketenangan pikiran dan pengendalian stres.


4. Gerak, Jangan Mager


Rasulullah SAW sangat menganjurkan aktivitas fisik. Dalam hadis riwayat Muslim, beliau bahkan berlomba lari dengan istrinya, Aisyah RA.

Aktivitas fisik terbukti mampu meningkatkan hormon endorfin yang bikin mood naik dan stres turun.

Jadi, sesibuk apa pun kamu, luangkan 15-30 menit untuk berjalan kaki, stretching, atau main badminton bareng teman.


5. Jangan Ragu Cari Bantuan Profesional


Butuh curhat? Tak ada salahnya bicara ke psikolog atau konselor. Islam juga mendukung kita untuk mencari pertolongan ketika sedang lemah, termasuk dalam urusan psikis.

Dan jika kamu tidak mengetahui, maka bertanyalah kepada orang yang berilmu.”
(QS An-Nahl: 43)


6. Bersahabat dengan Al-Qur’an


Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci, tapi juga bisa jadi teman curhat. Ayat-ayatnya bisa menenangkan hati, memberi harapan, dan membimbing saat bingung.

Dalam QS Yunus: 57, Allah berfirman bahwa Al-Qur’an adalah penyembuh untuk penyakit dalam dada. Bisa lebih healing dari musik lo-fi atau podcast motivasi.


7. Latih Sabar, Yakin Ada Hikmah


Kita mungkin pernah kecewa, gagal, bahkan merasa Tuhan tidak adil. Tapi Islam mengajarkan, kesabaran adalah kekuatan terbesar.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.
(QS Al-Baqarah: 216)

Belajar menerima takdir bukan berarti menyerah. Tapi meyakini bahwa semua ada waktunya.


8. Jaga Koneksi dengan Orang Tercinta


Ngobrol sama keluarga, temui sahabat lama, atau sekadar berbagi cerita ke orang terdekat bisa jadi penguat mental yang sederhana namun dalam. 

Jangan abaikan kekuatan pelukan atau sapaan “kamu nggak sendiri kok.”

Studi dari American Psychological Association menyebut bahwa dukungan sosial sangat berpengaruh terhadap penurunan risiko depresi dan kecemasan.


9. Detoks dari Lingkungan Toxic


Teman yang suka nyinyir, grup WhatsApp yang isinya drama, atau konten sosial media yang bikin overthinking... kadang semua itu lebih bahaya daripada junk food.

Islam mengajarkan kita untuk memilih pergaulan yang baik. Rasulullah SAW bersabda:
Seseorang itu tergantung agama temannya, maka lihatlah siapa yang menjadi temanmu.”
(HR Abu Dawud)


10. Eksplorasi Hal Baru



Pernah belajar melukis, naik gunung, atau ikut komunitas literasi Islam? Semua itu bukan cuma hiburan, tapi juga bentuk terapi jiwa.

Melakukan hal baru bisa merangsang kreativitas dan memberikan semangat hidup yang baru.


11. Perhatikan Makananmu

Pola makan yang sehat memengaruhi otak dan emosi. Dalam Islam pun kita dianjurkan mengonsumsi makanan halal, thayyib (baik), dan tidak berlebihan. 

Madu, kurma, dan air zam-zam sudah dikenal memiliki banyak manfaat fisik dan psikis.
Penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menyebutkan bahwa makanan tinggi antioksidan dan omega-3 bisa membantu menstabilkan mood.


Mental Sehat, Iman Kuat


Menjaga kesehatan mental bukan tanda lemah iman. Justru sebaliknya, ia bagian dari tanggung jawab sebagai muslim untuk menjaga amanah tubuh dan jiwa.

Dengan tetap terhubung kepada Allah SWT, merawat diri, dan terbuka pada bantuan, kita bisa menyeimbangkan pikiran, tubuh, dan ruhani dalam kehidupan modern yang makin rumit.

Karena pada akhirnya, ketenangan bukanlah saat semuanya baik-baik saja, tapi saat kita yakin Allah bersama kita, bahkan di tengah badai. (*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update