Notification

×

Iklan

Iklan

Manusia Modern Pertama Berasal Dari Payakumbuh, Teori Ini Jadi Buktinya

10 Agustus 2017 | 22:26 WIB Last Updated 2017-08-10T15:26:04Z

Payakumbuh - Apakah Manusia Modern sudah hadir di Asia Tenggara lebih kurang beberapa ribu tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya ?

Mantan mahasiswa STKIP Abdi Payakumbuh, Mega Meningsih, SPd, mengatakan kepada pasbana.com, Kamis (10/8) di kediamannya,“ Yang menjadi pertanyaan apakah kebiasaan manusia modern itu berevolusi (berkembang secara perlahan.red) atau tiba-tiba muncul begitu saja,"ungkapnya.

“Ada banyak hipotesa yang diajukan para ahli untuk menerangkan asal-usul manusia, tetapi ada dua hipotesa yang cukup banyak dibicarakan orang yaitu Neanderthal phase atau Multiregional continuity atau Candelabra dan Noah Ark atau Replacement atau Out of Africa,"imbuhnya.

Dikatakannya, seperti dituliskan Jones et.al., 1992; pp.391," Kedua hipotesa ini sulit dibedakan jika hanya mengandalkan kepada bentuk variasi morfologi saja baik yang ada pada manusia modern ataupun fosil," pungkasnya.

Karena berdasarkan kepada bukti yang terdapat di Asia barat, Wolpoff (1980) & Jelinek (1982), mengatakan," bahwa manusia modern di Asia Barat merupakan turunan dari manusia neander melalui proses hybridisasi (hipotesa ini dikenal sebagai multi regional continuity). Bentuk-bentuk peralihan seperti fosil Tabun, Skhull adalah bentuk-bentuk peralihan antara manusia neander dengan manusia modern. Pendapat ini banyak dibantah oleh para ahli karena seperti yang telah disebutkan di atas dari segi kronologi keakuratan umur absolut masih sering diperdebatkan orang," kata Mega yang pernah mengenyam jurusan sejarah di kampus tersebut.

Manusia modern sudah hadir di Asia Tengggara kurang lebih sekitar 20 ribu tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Dibuktikan dari penelitian terbaru yang dipublikasikan di Nature Today, terhadap temuan gigi manusia awal yang berada di kepulauan Indonesia.Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Macquarie University, di Sydney mengkaji beberapa fosil gigi manusia yang ditemukan lebih dari 120 tahun lalu di Gua Lida Ajer, Payakumbuh, Sumatera Barat.

Awalnya, kajian memprediksi temuan gigi di gua ini merupakan gigi manusia purba. Peneliti lantas kembali mengidentifikasi usia gigi manusia purba dari gua Sumatera ini dengan hadirnya manusia modern.

Nature Today menjelaskan, gigi ini adalah kunci untuk memahami saat manusia pertama kali melakukan perjalanan melalui wilayah kepulauan nusantara. Dan memberikan bukti pertama manusia modern di hutan hujan, serta perjalanan mereka akhirnya ke daratan Australia.

Gua Lida Ajer di dataran tinggi Sumatera Barat, awalnya digali oleh arkeolog Belanda, Eugene Dubois dan menemukan dua gigi manusia. Fosil gigi ini kemudian disebut dengan 'Manusia Jawa' dan diklaim menjadi bukti 'missing link' atau jalur yang hilang antara evolusi kera besar menuju manusia.

Namun, bukti tersebut telah terbantahkan saat mempertimbangkan jalan penyebaran manusia dari Afrika dan menyeberang ke Asia, terutama karena keraguan pada usia dan identifikasi gigi.


Tim dari Macquarie University mengakui, bagian tersulit mengungkap sejarah fosil gigi ini adalah keasrian situs gua yang hampir berusia 120 tahun dari awal penggalian Dubois. Tim hanya memiliki sketsa gua dan peta kasar dari salinan buku catatan asli Dubois.

Analisis gigi memungkinkan melihat struktur internal gigi, memperlihatkan ketebalan enamel dan persimpangan antara enamel dan dentin. Persimpangan ini sangat penting untuk membedakan gigi manusia modern dari gigi kera lainnya seperti orangutan, dan spesies manusia lainnya yang jauh lebih tua.

"Hasil kami menunjukkan bahwa gigi manusia diletakkan di dalam gua antara 73.000 dan 63.000 tahun yang lalu, menyiratkan bahwa manusia modern tinggal di bentang alam pada saat itu," katanya.

Bukti dari fosil di Gua Lida Ajer ini menunjukkan, bahwa manusia modern telah tinggal lama di lingkungan hutan hujan Sumatera. Hal ini mengejutkan karena kajian sebelumnya manusia modern hidup di hutan hujan Sumatera di Asia Tenggara sekitar 45.000 tahun yang lalu. (Bayu Denura)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update