Padang - Terlalu tingginya batas angka kelulusan (passing grade) tes calon pegawai negeri sipil tahun 2018, banyak disesalkan oleh para peserta ujian. Rumitnya soal-soal yang jarang diketahui dan terbatasnya waktu yang diberikan panitia pelaksana yang menjadi satu alasan banyaknya peserta ujian gagal dalam tes seleksi kompetensi dasar (skd).
Hal ini dirasakan oleh Popy (27) asal kota Painan, lulusan sarjana seni budaya, peserta ujian skd sesi pertama, Kementerian Agama Provinsi Sumbar yang berlangsung di gedung Hospitality Center Universitas Negeri Padang. (18/11)
Menurut Popy, "Rumitnya soal-soal yang diberikan oleh panitia sebelumnya sudah diketahui Popy dari rekan yang sebelumnya telah mengikuti ujian tes skd. Namun yang menjadi perhatian Popy, tes penerimaan calon cpns ini, panitia mungkin tidak mempertimbangkan bagaimana perjuangan para peserta menyiapkan tes ini dengan segala bentuk pengorbanan baik dari segi waktu, jarak, biaya dan persiapan belajar materi-materi soal ujian."
Hal senada juga ditegaskan oleh peserta lain, Gusni asal Kamang, Kabupaten Agam (32), lulusan sarjana sosiologi dan antropologi "Ya seharusnya, jika memang pemerintah membuka peluang kepada masyarakat kedepannya harus dipertimbangkan hal-hal ini. Rata-rata peserta kurang di nilai tes intelegensi umum, akibat waktu yang terbatas kebanyakan para peserta hanya menebak-nebak jawaban dari soal yang diberikan.
Selain itu Gusni berharap, " Pemerintah harusnya melakukan evaluasi tentang tes penerimaan cpns ini agar tidak semakin banyak sarjana-sarjana yang sebenarnya memiliki prestasi tapi harus menambah angka pengangguran di Indonesia."
Namun demikian tambah Popy, setidaknya kami sudah mencoba meskipun harus menerima kegagalan yang sudah kita persiapkan untuk keberhasilan di tempat kerja yang lain.. Semangat tutup Popy. (Rz)
