Pasbana - Dalam dunia investasi saham, siapa cepat belum tentu dapat — tapi siapa siap dan sabar, justru yang sering memetik hasil paling manis.
Banyak investor ritel seringkali baru melirik saham ketika sudah naik kencang, viral di media sosial, atau jadi perbincangan hangat di grup WhatsApp.
Padahal, peluang terbaik justru muncul sebelum semua orang menyadarinya.
Kalau kamu ingin untung lebih besar dari rata-rata, strategi early bird ala value investor patut kamu coba.
Mari kita ulas tuntas bagaimana caranya menjadi investor yang “datang lebih awal” dan membawa pulang cuan lebih dulu — lengkap dengan contoh nyata, data, dan tips aplikatif. Yuk, kita bahas!
Apa Itu Strategi Early Bird?
Ibarat burung pagi yang dapat cacing, investor yang masuk sebelum ramai, justru bisa menikmati lonjakan harga saham ketika pasar mulai sadar.
Kenapa Jadi Early Bird Itu Menguntungkan?
Berikut adalah beberapa alasan mengapa masuk lebih awal bisa jadi keunggulan kompetitif:
1. Pasar Sering Telat Sadar
Contoh nyatanya adalah saham-saham sektor konstruksi seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan Wijaya Karya (WIKA). Setelah sempat anjlok selama pandemi, saham-saham ini mulai bangkit ketika isu pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan percepatan infrastruktur digulirkan.
Namun, investor yang masuk sejak valuasi masih rendah di 2021–2022 justru sudah mencetak cuan ketika berita IKN mulai ramai dibicarakan di 2023–2024.
2. Informasi yang Belum Terungkap = Peluang
Dalam dunia investasi, ini disebut asymmetric information. Contohnya? Banyak saham farmasi yang mulai melakukan efisiensi dan restrukturisasi operasional sejak akhir 2022, tapi belum banyak diliput media.
Investor jeli yang membaca laporan keuangan dan mencermati laporan publikasi emiten bisa lebih dulu masuk sebelum harga saham merespons.
3. Psikologi Pasar Itu Penuh Dislokasi
Pasar mudah panik. Lihat saja saham-saham properti seperti PWON atau SMRA yang sempat tertekan hebat saat pandemi. Banyak investor menjual dalam keadaan takut, padahal nilai intrinsik perusahaan tetap kuat.
Investor yang membeli di masa “takut” ini, hari ini sudah menikmati kenaikan harga 30%–70%.
4. Waktu Adalah Senjata Terbaik Value Investor
Value investing bukan sprint, melainkan maraton. Ketika kamu masuk lebih awal di saham undervalued, kamu punya waktu lebih panjang untuk menunggu fundamental membuahkan hasil. Ini yang disebut "time arbitrage" — kesabaran yang menghasilkan cuan.
Tips Praktis Jadi Early Bird yang Cuan
✅ 1. Buat Watchlist Saham Turnaround
Cari saham dengan ciri-ciri:
Valuasi rendah (PER < 10x, PBV < 1x)
Laba bersih mulai positif setelah rugi
Utang menurun
Efisiensi meningkat (beban operasional turun)
Contoh emiten turnaround: saham-saham sektor ritel pasca-pandemi seperti ACES, ERAA, atau MAPI.
✅ 2. Akses Langsung Laporan Keuangan
Jangan tunggu berita viral! Buka website idx.co.id dan baca laporan keuangan kuartalan terbaru. Cek juga e-reporting untuk insight lebih dini.
✅ 3. Jangan Tergoda Keramaian
Saham yang sudah jadi top gainer seringkali sudah mahal, dan margin of safety-nya menipis. Ingat, value investing itu bukan ikut tren, tapi membaca potensi.
✅ 4. Gunakan Rasio Keuangan Sederhana
ROE naik? Tanda efisiensi meningkat
DER turun? Risiko makin kecil
Current ratio sehat? Likuiditas aman.
Contoh Nyata: Saham INDY & BRPT
INDY (PT Indika Energy Tbk), sempat dianggap “sunset industry” karena tergantung batu bara. Namun, pada 2022 mulai diversifikasi ke bisnis kendaraan listrik dan energi terbarukan. Investor yang masuk saat harga di kisaran Rp1.000-an, kini menikmati lonjakan hingga Rp2.500–3.000.
Hal serupa terjadi di BRPT (Barito Pacific) yang sempat undervalued saat restrukturisasi internal, lalu melonjak setelah ekspansi ke energi hijau terpublikasi.
Sabar Itu Cuan
Kalau kamu ingin jadi investor yang bukan hanya ikut-ikutan, tapi jadi pelopor cuan — maka early bird strategy adalah pilihan yang layak dicoba.
Karena dalam investasi, yang cepat bukan yang paling kencang — tapi yang paling sabar, cermat, dan siap sebelum yang lain tahu.(*)