Notification

×

Iklan

Iklan

Peringati HUT RI ke-74 Ny. Hj. Emi Irdinansyah Lakukan Anjangsana Hingga Meneteskan Air Mata

14 Agustus 2019 | 09.02 WIB Last Updated 2019-08-14T02:02:49Z


Batusangkar -- Dalam rangka memperingati HUT RI ke-74 organisasi wanita yang ada di kabupaten Tanah Datar lakukan anjangsana. Anjangsana merupakan salah satu kegiatan rutin untuk menjaga tali silaturahmi dan saling melepas rindu yang dilakukan oleh teman atau sahabat. Istilah anjangsana di negara kita juga selalu dipakai dalam rangkaian kegiatan memperingati hari kemerdekaan.

Dulunya anjangsana selalu dilakukan ke rumah para janda-janda perintis kemerdekaan, sehingga banyak kalangan memaknai anjangsana bertujuan untuk menghargai jasa para pejuang kita yang telah gugur dalam merebut atau mempertahankan kemerdekaan. Maka dari itu yang selalu dikunjungi pun para janda pejuang dan perintis kemerdekaan, dengan harapan apa yang diberikan mampu meringankan beban mereka.

Namun seiring dengan waktu kegiatan menyantuni para janda pejuang atau perintis kemerdekaan semakin sulit karena mereka rata-rata telah wafat. Dan kegiatan ini pun mulai beralih dari menyantuni para janda pejuang kemerdekaan kepada masyarakat yang kondisinya memang benar-benar membutuhkan bantuan atau warga masyarakat yang dalam kondisi sakit dan butuh biaya pengobatan yang besar.

Seperti halnya pada tahun 2019 ini, organisasi wanita di kabupaten Tanah Datar yang tergabung dalam PKK, GOW, Dharma Wanita, Persit, Bhayangkari, dan Bundo Kanduang juga melakukan kegiatan rutin tersebut. Rombongan yang dipimpin langsung oleh ketua PKK kabupaten Tanah Datar Ny. Hj. Emi Irdinansyah Tarmizi dan didampingi oleh ketua GOW Ny. Retri Zuldafri Darma dan tokoh perantau Lampung Hj. Merywati serta kepala dinas Sosnaker, dan Ketua Baznas, selasa (13/08/2019) bertolak dari Indo Jolito menuju kecamatan Sungayang tepatnya di nagari Tanjung Sungayang.

Tujuannya adalah rumah Jasmaniar, Jasmaniar (73 th) adalah salah seorang warga nagari Tanjung Sungayang yang telah 8 tahun menderita sakit lumpuh, sementara suaminya Syamsir Munaf (82 th) hanyalah seorang pensiunan pegawai negeri golongan 1 dari Balai Pengobatan.

Kondisi Jasmaniar semakin parah karena dia tidak memiliki BPJS atau jaminan kesehatan lainnya, sehingga untuk berobat harus sebagai pasien umum yang sudah barang tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Hal ini tentu sulit bagi mereka yang hanya mengandalkan penghasilan dari gaji pensiunan pegawai negeri golongan 1 yang tidak seberapa, sehingga Jasmaniar yang seharusnya mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit terpaksa hanya dirawat seadanya di rumah. Penderitaan terasa semakin lengkap karena mereka juga harus membesarkan seorang cucu yang masih duduk di bangku SMP karena ibu kandungnya telah meninggal dunia.



Melihat kondisi Jasmaniar yang sangat memperhatikan inilah Ny. Hj. Emi Irdinansyah Tarmizi meneteskan air matanya, Dia merasa sedih dan prihatin dengan penderitaan yang dialami oleh Jasmaniar dan keluarganya. Kenapa tidak, disaat usia kemerdekaan sudah menginjak usia 74 tahun masih ada warganya yang mengalami kesulitan dalam hidupnya.

"Saya selaku ketua PKK kabupaten Tanah Datar mohon maaf karena baru sekarang bisa kesini, sementara ibu Jasmaniar sudah 8 tahun lamanya menderita sakit. Kita berharap ada kuasa Allah SWT sehingga ibu bisa sembuh, biar bagaimanapun setiap penyakit pasti ada obatnya, yang penting kita terus berupaya," ujar Ny. Emi sambil terus menyeka air nya yang tak berhenti menetes.

Karena kita bersama-sama ada pak wali nagari, pak camat dan juga ada perantau kita yang bersedia membantu, tentu hal ini bisa kita atasi bersama, mudah-mudahan ibu bisa sehat, tambahnya.

Melihat kondisi rumah ibu Jasmaniar yang memang sudah tidak layak huni Ny. Emi berharap BAZ bisa segera mengupayakan untuk memberikan bantuan rehap rumah. "Kalau tidak di robohkan minimal kita bisa membangun yang baru, apalagi ibu ini juga ada cucu, untuk itu harapan kami ini bisa segera dilaksanakan," ujarnya.

Dia juga menyarankan, hendaknya secara berkala perawatan terhadap ibu Jasmaniar juga bisa dilakukan jangan dibiarkan kondisinya terus seperti ini. "Kami mengharapkan walaupun kondisi ibu Jasmaniar stroke dan tidak bisa kemana-mana hendaknya ada satu perawat dari puskesmas yang bisa datang ke sini untuk merawatnya secara berkala. Artinya kalau obat yang diberikan satu kali dalam seminggu kan terkadang tidak cocok lagi dengan kondisinya dan harus diganti dengan obat yang lain yang lebih cocok, kalau kita biarkan obat itu itu saja yang kita berikan nanti malah penyakit lain yang datang. Kami nanti juga akan sampaikan pada dinas kesehatan, mudah-mudahan ini adalah progres dari proses pengobatan ibu Jasmaniar," kata Ny. Emi lagi.

Setelah mengunjungi ibu Jasmaniar rombongan juga mengunjungi Hj. Rosna yang ada di nagari Simabur kecamatan Pariangan. Beliau adalah seorang janda perintis kemerdekaan.

Selanjutnya rombongan bertolak menuju jorong Baiang nagari Guguak Malalo kecamatan Batipuh Selatan untuk berkunjung ke rumah Rindu Septiangelsa (14 th). Rindu merupakan penderita tumor pembuluh darah putri pasangan Alexsis (40 th) dan Rita Persia (34 th) yang kehidupan sehari-harinya berkerja sebagai wiraswasta. (Put/Hp)
×
Kaba Nan Baru Update