Notification

×

Iklan

Iklan

Siswa di Padang Panjang Mulai Belajar Tatap Muka dengan Prokes Ketat

12 Agustus 2021 | 20.13 WIB Last Updated 2021-08-12T13:13:12Z


Padang Panjang -- Pemerintah Kota resmi memulai pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk tingkat SMP dan SD se-Kota Padang Panjang mulai hari ini, Kamis (12/8).


Hal ini merupakan kali pertamanya sekolah menggelar pembelajaran tatap muka setelah libur semester genap. Di awal semester ganjil, Juli lalu, sekolah terpaksa lakukan pembelajaran online lantaran penerapan PPKM Mikro, PPKM Level 4 dan PPKM Level 3. Semester ganjil yang mestinya dimulai pada 12 Juli, digelar dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).


Seiring dengan Instruksi Mendagri No 32 Tahun 2021 tentang pemberlakuan PPKM Level 3 yang membolehkan pelaksanaan PTM ini, SMPN 5 Kota Padang Panjang telah jauh-jauh hari melakukan berbagai persiapan matang untuk proses belajar mengajar (PBM) ini. Protokol kesehatan (prokes) yang mesti diberlakukan,  telah dirancang dan siap diterapkan pihak sekolah secara ketat guna menghadapi PTM.


Kepala SMPN 5, Ermita, S.Pd saat ditemui Kominfo mengatakan, prokes ketat diterapkan pihaknya dalam proses PTM kali ini. Mulai di pintu masuk sekolah, siswa dan guru langsung cek suhu tubuh dan harus cuci tangan sebelum masuk kelas. Semua siswa maupun guru wajib pakai masker. 


“Di dalam kelas pun, siswa dan guru harus menjaga jarak. Jumlah siswa yang masuk juga dibatasi dan dibagi, yakni separuh dari kapasitas ruang kelas. Setiap satu bangku hanya diisi satu siswa,” tuturnya.


Selain itu, Ermita menjelaskan, pada setiap kelasnya juga dilengkapi dengan wastafel (tempat cuci tangan). Dalam penataan tempat duduk siswa-siswi di kelas, setiap kursi dan meja diberi nama siswa-siswi yang bersangkutan. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi penempatan tempat belajar yang sama dengan murid yang berbeda shift nantinya.


“Jadi besok kalau yang shift selanjutnya datang, ia harus mengikuti tempat duduk dan meja belajar yang sudah tertera namanya. Misalnya shift hari ini, si A duduk di kursi dan meja belajar B. Untuk shift besoknya si C duduk di kursi dan meja belajar D. Jadi tiap-tiap murid tidak menempati fasilitas belajar yang sama. Begitu seterusnya. Para murid juga diharuskan untuk membawa bekal sendiri dari rumah,” jelasnya.


SMPN 5 yang memiliki dua gerbang akses masuk, membuat Ermita kembali menemukan ide untuk semakin memperketat prokes di sekolahnya. Untuk jam pulang sekolah, ia membuat dua akses keluar.


“Untuk kelas 7 dan 8, pulangnya lewat akses gerbang belakang. Sedangkan kelas 9 melalui akses gerbang depan. Itupun keluarnya per lokal yang diarahkan langsung wakil kesiswaan. Contohnya wakasis mengatakan silahkan kelas 7.1 keluar, selanjutnya 7.2 begitu sampai habis,” ucapnya.


Ermita menyebutkan, untuk PTM hari pertama ini, berjalan dengan lancar dan aman. Para murid memakai masker dan membawa bekal dari rumah masing-masing.


“PTM kami mulai dari jam 07.15 - 12.00 WIB setiap harinya. PTM juga dilakukan per shift dengan sistem ganjil genap (nomor urut absen siswa-siswi). Kami melihat para murid dan orang tua tampak semangat dan bahagia bisa kembali melakukan pembelajaran tatap muka ini,” tutupnya. (rel/bd) 

×
Kaba Nan Baru Update