Notification

×

Iklan

Iklan

HJK ke 134, Sawahlunto Gelar 'Dhulur Tunggal Sekuto'

18 Desember 2022 | 19.33 WIB Last Updated 2022-12-18T12:33:13Z


Sawahlunto, pasbana - Festival antar-budaya (multikultural) berjudul 'Dhulur Tunggal Sekuto' yang diselenggarakan Pemko Sawahlunto dengan dukungan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Sabtu 17 Desember 2022 di Lapangan Segitiga telah berlangsung lancar dan meriah.

Penampilan artis ibu kota Dory Harsa yang menutup sesi pentas seni sukses menjadi membuat hampir seribuan penonton ikut bernyanyi bersama. 

Wali Kota Sawahlunto Deri Asta mengatakan selain penampilan seni dan budaya, dalam 'Dhulur Tunggal Sekuto' juga dilaksanakan pameran atau bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sawahlunto.





"Untuk rangkaian acaranya, antara lain sarasehan membahas pengelolaan warisan dunia, penampilan seni dan musik, pameran produk UMKM, flashmob dan lain-lain. Dalam penampilan musik itu didatangkan artis ibu kota yaitu penyanyi campur sari Dory Harsa," kata Wali Kota Deri Asta.

Disebutkan Wali Kota Deri, kegiatan 'Dhulur Tunggal Sekuto' ini termasuk pada salah satu acara untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Sawahlunto ke-134 Tahun.





"Kegiatan ini bermaksud mengeskplorasi, mempublikasikan dan mempromosikan tentang potensi keberagaman sejarah dan budaya di Kota Sawahlunto. Sehingga ini dapat dilestarikan generasi muda sekaligus menjadi penambah daya tarik pengunjung/wisatawan," kata Wali Kota Deri Asta.

Untuk 'Dhulur Tunggal Sekuto' itu dijelaskan Wali Kota Deri Asta mengandung makna filosofis yang yang bersumber dari sejarah saat para pekerja paksa zaman Belanda yang dibawa dari pulau Jawa dalam satu kapal. 

"Ini terkait sejarah pekerja paksa di Sawahlunto pada zaman pertambangan batubara oleh Kolonial Belanda. Di masa itu, pekerja paksa dari Pulau Jawa dibawa ke Sawahlunto menggunakan kapal laut, jadi dalam kapal itu seluruh pekerja paksa menjalin tali persaudaraan yang kuat," ujar Wali Kota Deri Asta menceritakan.

Jalinan persaudaraan itu semakin kuat menurun kepada para anak cucu keturunan para pekerja paksa itu yang kini menetap di Sawahlunto. Sehingga semangat persatuan yang awalnya dari satu kapal itu kini berkembang menjadi persatuan dalam satu kota yakni Sawahlunto.(rel/bd) 

#makin tahu Indonesia
×
Kaba Nan Baru Update