Notification

×

Iklan

Iklan

Berbahan Baku Putri Malu, Petani Solok Kendalikan Hama dan Penyakit Cengkeh secara Alami

04 Maret 2023 | 11.35 WIB Last Updated 2023-03-05T04:37:58Z


Kota Solok, pasbana - Cengkeh merupakan komoditas yang cukup menggiurkan untuk diusahan oleh petani karena harga yang cukup tinggi di pasaran. Petani Kota Solok, tidak ketinggalan membudidayakan tanaman cengkeh di lahan mereka. 

Namun, saat ini banyak tanaman cengkeh yang mati karena serangan hama dan penyakit. Petani yang awalnya memiliki tanaman cengkeh yang cukup banyak, akibat serangan ini cengkeh yang ditanami tersebut tinggal beberapa batang saja.

Setelah dilakukan pengamatan lapangan dan uji laboratorium oleh Tim Pengendalian Organisme Pengendalian Tanamanan (POPT) Perkebunan Provinsi Sumatera Barat diketahui tanaman cengkeh ini telah terserang Penggerek Batang dan Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh.

Salah satu pengendalian Hama dan Penyakit tersebut POPT Perkebunan Provinsi Sumatera Barat merekomendasikan Pengendalian dengan menggunakan MS APH (Metabolisme Sekunder Agen Pengendali Hayati) dengan bahan baku yang berada di sekitar lingkungan petani.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani cengkeh, Dinas Pertanian melalui Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan melaksanakan praktek pembuatan MS APH dan pengaplikasiannya ke tanaman cengkeh petani di Lokasi Kelompok Tani Mato Aie Payo Dalam, Kelurahan Tanah Garam, Kamis (2/3).

Kegiatan praktek ini dibuka oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Solok, Edi Haryanto, SP, MM. Kegiatan ini juga diikuti oleh Koordintor Penyuluh Pertanian Kecamatan Lubuk Sikarah Siska Nofita, SP, M.Si dan Penyuluh Pertanian Wilayah Binaan Tanah Garam Melda, SP.

“Semua peserta diharapkan dapat membuat dan mengaplikasikan MS APH ini dan dapat menyebarkan ilmunya kepada petani lain yang ada di Kota Solok,” kata Edi.

Anggota Kelompok Tani Mato Aie Payo Dalam sangat antusias dalam mengikuti bimbingan dari Joni, SP selaku narasumber, mulai dari penyampaian materi hingga praktek pembuatan MS APH.

Joni membimbing petani membuat MS APH Jamur dan Bakteri dengan bahan baku yang berada di lokasi setempat. MS APH Jamur yang diajarkan adalah MS APH Jamur Trichoderma dengan bahan baku dari kelapa atau jagung yang telah diisolasi. Untuk bakteri MS APH adalah Bakteri Solanacearum dengan bahan baku dari akar putri malu yang diisolasi.

Joni membimbing petani mulai dari membuat Isolasi Agen Pengendali Hayati (APH) baik isolasi bakteri maupun jamur, Pembuatan Metabolisme Sekunde (MS) bakteri maupun jamur hingga pembuatan infus untuk pengendalian OPT Cengkeh.

“MS APH yang dihasilkan selain mengendalikan OPT pada tanaman cengkeh, MS APH bisa juga digunakan untuk pengendalian OPT pada tanaman lainnya. Ke depannya petani yang telah mengikuti kegiatan ini dapat berbagi ilmu dengan petani lain, sehingga permasalahan tanaman cengkeh yang mati dapat diminimalisir dan dikendalikan sehingga produksi cengkeh di Kota Solok meningkat diiringi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani Kota Solok,” tutur nara sumber. 

Putri malu atau Mimosa pudica memiliki kandungan senyawa aktif seperti tannin, flavonoid, alkaloid, dan saponin. Senyawa-senyawa ini diyakini dapat membantu dalam pengendalian hama pada tanaman.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak putri malu memiliki sifat insektisida, yang artinya dapat membunuh atau mengusir serangga yang merugikan tanaman. Selain itu, putri malu juga memiliki sifat anti-nematoda, yang artinya dapat membunuh atau mengusir cacing parasit yang merugikan tanaman. Makin tahu Indonesia. (rel) 


×
Kaba Nan Baru Update