Notification

×

Iklan

Iklan

Hujan Ekstrem Picu Banjir dan Longsor di Mentawai, Puluhan Rumah Terendam di Dusun Mapadegat

11 Juni 2025 | 07:07 WIB Last Updated 2025-06-11T04:12:17Z
Foto Dok. Detik



Mentawai, Pasbana  — Curah hujan dengan intensitas ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai sejak Selasa pagi (10/6) telah mengakibatkan banjir setinggi 40 hingga 60 sentimeter dan longsor di sejumlah titik. Dusun Mapadegat, Desa Tuapeijat, Pulau Sipora menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah.

Plt. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Mentawai, Lahmuddin Siregar, mengungkapkan bahwa hujan lebat sejak dini hari menyebabkan meluapnya air hingga merendam permukiman warga dan memicu bencana longsor di kawasan perbukitan sekitar Desa Tuapejat.

“Kami bersama tim siaga bencana telah menurunkan perahu karet untuk mengevakuasi warga di Dusun Mapadegat. Proses evakuasi masih terus berlangsung hingga saat ini,” ujar Lahmuddin saat dikonfirmasi pada Selasa (10/6/2025).

Menurut laporan sementara BPBD, banjir tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk akses jalan utama desa. Longsor yang terjadi di beberapa titik juga memutus jalan penghubung antar dusun, menghambat proses distribusi bantuan dan mobilisasi warga.

“Saat ini kami masih dalam tahap pendataan dampak kerusakan. Fokus utama kami adalah keselamatan warga. Setelah evakuasi selesai, Pemkab akan menginventarisasi kerugian dan segera menyalurkan bantuan darurat,” tambah Lahmuddin.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Sumatera Barat termasuk Kepulauan Mentawai memang tengah berada dalam puncak musim hujan dengan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir hingga pertengahan Juni 2025. BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk kawasan pesisir barat Sumatera, termasuk Kepulauan Mentawai.

Sementara itu, warga yang terdampak banjir di Dusun Mapadegat telah dievakuasi ke lokasi aman sementara yang disiapkan oleh pemerintah desa dan BPBD. Beberapa titik pengungsian telah didirikan, termasuk di aula desa dan masjid setempat, dengan dukungan logistik awal seperti makanan siap saji, air bersih, dan selimut.

Hingga Rabu pagi (11/6), belum ada laporan korban jiwa. Namun, kerugian material diperkirakan cukup besar, terutama di sektor permukiman dan infrastruktur jalan desa.

Pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk segera melaporkan apabila terdapat kerusakan atau kebutuhan mendesak di wilayahnya, serta terus mengikuti perkembangan informasi resmi dari BPBD dan BMKG untuk mengantisipasi bencana lanjutan. (rel/rri)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update