![]() |
Foto. Ai |
Jangan Tunggu Sakit! Organ Pencernaan adalah Gerbang Kesehatan, Bukan Tempat Sampah
Pasbana - Tahukah kamu bahwa di dalam tubuh kita ada sahabat setia yang bekerja tanpa lelah setiap hari, tapi sering kali justru kita abaikan?
Namanya usus halus, bagian dari sistem pencernaan yang bertugas mengolah dan menyerap sari makanan. Organ ini mungkin tak terlihat, tapi perannya luar biasa besar: dialah "dapur utama" tubuh yang memastikan setiap energi dan zat gizi dari makanan bisa dimanfaatkan oleh seluruh sel tubuh.
Sayangnya, banyak dari kita—baik sadar maupun tidak—justru menyiksa si usus ini lewat kebiasaan makan yang sembrono: makan berlebihan, suka gorengan, jajan sembarangan, sampai diet ekstrem yang asal-asalan.
Kalau usus bisa bicara, mungkin dia sudah lama teriak, “Tolong, beri aku istirahat!”
Usus Halus: “Dapur” Kecil dengan Tanggung Jawab Besar
Secara medis, usus halus (intestinum tenue) memiliki tugas utama menyerap nutrisi dari makanan yang telah dicerna di lambung. Panjangnya bisa mencapai 6 meter, dan dibagi menjadi tiga bagian: duodenum, jejunum, dan ileum.Di sinilah sebagian besar proses penyerapan zat gizi terjadi, mulai dari vitamin, mineral, protein, lemak, hingga karbohidrat.
Dr. Vita Yuliana, Sp.PD-KGEH, ahli penyakit dalam konsultan gastroenterologi, menyebutkan bahwa “usus halus adalah organ penting yang kadang justru diabaikan. Padahal jika usus terganggu, seluruh sistem tubuh bisa ikut kacau.”
Rasulullah Sudah Mengingatkan Sejak 15 Abad Lalu
Menariknya, peringatan tentang pentingnya menjaga sistem pencernaan bukan hal baru. Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:"Lambung itu kolamnya badan dan urat-urat berjalan kepadanya. Apabila lambung sehat, urat-urat keluar dengan sehat. Dan jika lambung sakit, urat-urat keluar dengan sakit."
(HR. Abu Nu’aim)
Tak hanya itu, Rasulullah juga bersabda:
“Al-ma’idatu baitud-da’.”
“Perut adalah rumah penyakit.”
(HR. Ad-Dailami)
Dari sini, jelas bahwa Islam pun telah memberi perhatian serius pada pentingnya pola makan yang baik sebagai fondasi kesehatan tubuh.
Pola Makan: Antara Nikmat dan Bencana
“Makan dan minum adalah kesibukan favorit manusia,” kata Prof. Dr. Zubairi Djoerban, dokter spesialis penyakit dalam.“Tapi kalau tidak bijak, bisa jadi itu awal dari bencana kesehatan.”
Banyak orang tak sadar bahwa usus bisa rusak perlahan akibat kebiasaan buruk: makan terburu-buru, sering ngemil junk food, minum minuman tinggi gula, atau bahkan kebiasaan tidak sarapan.
Banyak orang tak sadar bahwa usus bisa rusak perlahan akibat kebiasaan buruk: makan terburu-buru, sering ngemil junk food, minum minuman tinggi gula, atau bahkan kebiasaan tidak sarapan.
Semua itu bisa memicu gangguan seperti sindrom iritasi usus (irritable bowel syndrome/IBS), radang usus, hingga kanker kolorektal.
Diet Sehat Bukan Sekadar Tren, Tapi Kebutuhan
Harits bin Kaladah, seorang tabib di masa Rasulullah, bahkan menyebutkan bahwa pengobatan terbaik adalah hamiyyah—yakni menahan diri dari makan yang tidak perlu.Ia bahkan pernah mengatakan, “Obat terbaik adalah jangan memasukkan makanan ke atas makanan.”
Artinya, kita harus memberi jeda dan waktu istirahat bagi usus untuk bekerja optimal. Bukan makan terus-menerus hanya karena bosan atau lapar mata.
Artinya, kita harus memberi jeda dan waktu istirahat bagi usus untuk bekerja optimal. Bukan makan terus-menerus hanya karena bosan atau lapar mata.
Tips Ringan Menjaga Kesehatan Usus
✅ Kunyah makanan dengan benar. Jangan terburu-buru. Kunyahan yang sempurna membantu kerja lambung dan usus.
✅ Perbanyak makanan berserat. Sayur, buah, biji-bijian utuh adalah sahabat usus sejati.
✅ Batasi makanan ultra-proses. Kurangi makanan kaleng, junk food, dan minuman manis.
✅ Minum air putih yang cukup. Air membantu proses pencernaan dan pergerakan usus.
✅ Perhatikan kombinasi makanan. Hindari mencampur terlalu banyak jenis makanan berat sekaligus.
Mulai dari Perut, Kesehatan Menyeluruh
Kesehatan bukan hanya soal olahraga atau tidur cukup. Ia dimulai dari perut—dari apa yang kita makan, dan bagaimana kita memperlakukannya.Jika selama ini kita rajin merawat wajah dengan skincare mahal, mungkin sudah saatnya kita juga mulai "merawat" usus kita dengan makan sehat dan penuh kesadaran. Karena seperti kata pepatah lama: “Kita adalah apa yang kita makan.”
(*)