Notification

×

Iklan

Iklan

Slow Living di Tengah Gejolak IHSG: Seni Investasi Sabar di Pasar yang Bergegas

16 Juni 2025 | 08:28 WIB Last Updated 2025-06-16T01:28:13Z


Pasbana - Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak liar, naik-turun mengikuti arus berita global dan spekulasi pasar, banyak investor terjebak dalam euforia atau panik. Artikel ini hadir sebagai jeda—sebuah napas di antara hiruk-pikuk angka—untuk membahas filosofi slow living dalam dunia investasi. 

Mengapa penting? Karena dalam pasar yang tak pernah tidur, justru investor yang mampu berhenti sejenak dan berpikir jernihlah yang sering keluar sebagai pemenang.


1. IHSG dan Kegelisahan Kolektif Investor

Dalam sepekan terakhir, IHSG mencatat pergerakan volatil, terkoreksi 1,4% setelah menyentuh resistance di level 7.300. Data dari RTI Business menunjukkan sektor keuangan dan energi menjadi penekan utama, sementara saham-saham teknologi mencuri perhatian dengan reli singkat.

Namun, di balik angka-angka itu, tersimpan kegelisahan yang umum dirasakan para investor: takut kehilangan momentum (fear of missing out), panik saat koreksi, atau tergesa membeli saham karena takut ketinggalan.

Ini mirip dengan kondisi masyarakat modern—terburu-buru, ingin instan, dan takut tertinggal. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Ma’arij: 19–21, manusia memang cenderung keluh kesah dan terburu.


2. Menanam Pohon, Bukan Menyulut Kembang Api

Investasi sejatinya bukan tentang siapa paling cepat beli-jual, tetapi tentang siapa yang paling sabar. Seperti menanam pohon: butuh waktu, kesabaran, dan ketekunan. Warren Buffett tak henti menekankan bahwa pasar saham adalah tempat mentransfer uang dari mereka yang tak sabar kepada yang sabar.

Dalam konteks IHSG saat ini, banyak investor ritel tergoda ikut arus tanpa landasan analisis. Padahal, keputusan yang dibuat dengan terburu-buru jarang menghasilkan buah yang manis. Inilah pentingnya slow living dalam berinvestasi: jeda untuk berpikir, jeda untuk belajar, jeda untuk mengukur risiko.

3. Apa Itu Slow Living dalam Investasi?

Slow living bukan berarti pasif atau diam, tapi bijak dan terukur. Dalam dunia pasar modal, slow investing bisa diwujudkan lewat:

- Investasi jangka panjang berbasis fundamental
Pilih saham yang memiliki kinerja solid secara historis, bukan hanya karena sedang viral.

- Diversifikasi secara konsisten
Jangan tergoda memasukkan semua dana pada satu sektor hanya karena sedang "hype".

- Rutin review, bukan reaktif
Evaluasi portofolio secara berkala, bukan karena bisikan grup WhatsApp.

- Manajemen emosi
Tak semua penurunan harga saham harus direspons. Kadang yang dibutuhkan hanyalah diam dan mengamati.

4. Ketenangan Adalah Mata Uang Baru di Pasar Saham

Dalam era media sosial yang penuh distraksi dan rumor pasar yang membombardir setiap menit, kemampuan slow thinking menjadi keunggulan. Daniel Kahneman dalam bukunya Thinking, Fast and Slow menjelaskan bahwa pengambilan keputusan terbaik berasal dari proses berpikir yang lambat namun matang.

Pasar saham bukan sprint, tapi maraton. Mereka yang tergesa bisa cepat kelelahan, tapi yang berstrategi dan sabar akan tetap bertahan dalam jangka panjang.

5. Panduan Praktis Slow Investing untuk Investor Ritel

Berikut beberapa tips sederhana agar tetap waras di tengah gejolak pasar:

- Gunakan prinsip 3M (Mindset, Money, Method)
Jangan berinvestasi hanya karena ikut-ikutan. Pahami risikonya, siapkan dananya, tentukan metodenya.

- Tetapkan target jangka panjang
Alih-alih terpaku pada gain harian, fokuslah pada pertumbuhan nilai portofolio tahunan.

- Baca laporan keuangan, bukan sekadar headline
Data fundamental seperti ROE, EPS, dan growth revenue lebih penting daripada isu musiman.

- Ambil waktu untuk berhenti
Rehat dari layar sesekali. Refleksi. Kadang tidak melakukan apa-apa adalah strategi terbaik.

6. Rehat Sejenak: Menyelaraskan Diri dan Hati

Hari ini, Jumat—momen terbaik untuk menarik napas dalam dan meresapi hidup lebih utuh. Slow living bukan ajakan untuk lepas dari pasar, tapi mengajak kita mengelola stres investasi dengan spiritualitas dan kesadaran penuh.
Mari kita sambut Jumat dengan Sholat dan dzikir yang khusyuk. Karena kesehatan finansial tak bisa dilepaskan dari kesehatan spiritual.

Lambat Bukan Berarti Kalah

Pasar mungkin berlari kencang. Tapi bukan berarti kita harus ikut sprint. Terkadang, justru dengan berjalan pelan, kita bisa melihat lebih banyak, meresapi lebih dalam, dan memetik hasil lebih manis.
“Slow living adalah dividen jiwa.”
Investasi terbaik bukan hanya yang menghasilkan uang, tapi juga yang membuat hidup lebih bermakna.(*)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update