Padang Panjang, pasbana— Dua komoditas pangan utama, yakni gula pasir dan ikan kembung, mengalami penurunan harga di pekan kedua Juli 2025.
Penurunan harga ini menjadi kabar baik di tengah kecenderungan naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok lainnya.
Penurunan harga tersebut disampaikan oleh Analis Perekonomian Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdako Padang Panjang, Chandra Erfiko, pada Ahad (13/7/2025).
Berdasarkan pemantauan mingguan, harga gula pasir tercatat turun sebesar Rp167, dari Rp18.317/kg menjadi Rp18.150/kg. Sementara itu, harga ikan kembung juga mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu Rp3.333, dari Rp70.000/kg menjadi Rp66.667/kg.
"Penurunan harga pada dua komoditas ini patut diapresiasi, karena cukup membantu day
a beli masyarakat yang dalam beberapa pekan terakhir dihadapkan pada lonjakan harga kebutuhan lainnya," ujar Chandra.
Namun di sisi lain, beberapa komoditas mengalami kenaikan yang cukup mencolok. Salah satu yang paling signifikan adalah cabai merah, yang melonjak sebesar Rp8.350, dari Rp31.000/kg menjadi Rp39.350/kg. Sedangkan cabai rawit naik Rp5.350, dari Rp25.150/kg menjadi Rp30.500/kg.
“Kenaikan harga cabai, terutama rawit dan merah, sudah mulai menunjukkan tren naik sejak awal bulan. Kita bersama OPD terkait telah merumuskan langkah antisipatif untuk menghindari lonjakan lebih tinggi pada minggu mendatang,” jelas Chandra.
Selain cabai, beberapa bahan pangan lain juga tercatat mengalami kenaikan harga, di antaranya:
Daging ayam broiler: naik Rp1.166, menjadi Rp30.500/kg
Telur ayam ras: naik Rp267, menjadi Rp27.767/kg
Cabai hijau: naik Rp2.333, menjadi Rp35.333/kg
Bawang merah: naik Rp1.833, menjadi Rp42.500/kg
Bawang putih: naik Rp1.000, menjadi Rp33.167/kg
Kacang hijau: naik Rp667, menjadi Rp26.000/kg
Bawang daun: naik Rp1.400, menjadi Rp22.700/kg
Seledri: naik Rp5.700, menjadi Rp47.700/kg
Menurut Chandra, kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pasokan dari daerah sentra produksi yang belum stabil serta perubahan cuaca ekstrem yang mengganggu pola tanam petani di sejumlah wilayah.
Meski sejumlah harga mengalami fluktuasi, sebagian besar kebutuhan pokok tetap stabil, termasuk komoditas utama seperti beras, minyak goreng, dan daging sapi.
Berikut beberapa harga komoditas yang tercatat tidak mengalami perubahan:
Beras kualitas I: Rp15.750/kg
Beras kualitas II: Rp14.750/kg
Beras kualitas III: Rp14.000/kg
Minyak goreng curah: Rp18.667/kg
Minyak goreng kemasan sederhana: Rp17.000/liter
Minyak goreng kemasan premium: Rp22.000/liter
Daging sapi segar: Rp141.667/kg
Telur ayam kampung: Rp52.133/kg
Telur itik: Rp32.400/kg
Kacang kedelai: Rp11.500/kg
Kacang tanah: Rp28.000/kg
Beras kualitas II: Rp14.750/kg
Beras kualitas III: Rp14.000/kg
Minyak goreng curah: Rp18.667/kg
Minyak goreng kemasan sederhana: Rp17.000/liter
Minyak goreng kemasan premium: Rp22.000/liter
Daging sapi segar: Rp141.667/kg
Telur ayam kampung: Rp52.133/kg
Telur itik: Rp32.400/kg
Kacang kedelai: Rp11.500/kg
Kacang tanah: Rp28.000/kg
Total Fluktuasi Harga Komoditas
Secara keseluruhan, dari total 48 komoditas yang dipantau pada minggu kedua Juli ini, 12 komoditas mengalami fluktuasi, dengan 10 komoditas naik harga dan hanya 2 komoditas yang mengalami penurunan harga.
Kenaikan harga cabai dan sayuran diperkirakan masih akan berlanjut, mengingat belum optimalnya distribusi dan cuaca yang belum mendukung di sejumlah daerah penghasil.
Sementara stabilitas harga beras dan daging memberikan kelegaan tersendiri bagi masyarakat dalam menjaga pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait tengah mengkaji langkah-langkah strategis untuk mengendalikan harga pangan, termasuk dengan menggencarkan operasi pasar jika dibutuhkan serta memperkuat stok di tingkat distributor.
Untuk mendapatkan informasi dan pantauan harga yang lebih rinci, masyarakat dapat mengakses Sistem Informasi Harga Pangan (SIHP) yang dikelola oleh Kementerian Perdagangan dan instansi daerah.
“Keseimbangan harga pangan sangat penting untuk menjaga daya beli dan stabilitas ekonomi lokal. Karena itu, pemantauan dan intervensi akan terus dilakukan secara terukur dan berkelanjutan,” tutup Chandra.(*)