Notification

×

Iklan

Iklan

Inisiatif Inklusif: ISI Padangpanjang dan DPC PPDI Padang Panjang Latih Penyandang Disabilitas Olah Limbah Kayu Jadi Produk Bernilai

21 Juli 2025 | 08:54 WIB Last Updated 2025-07-21T01:54:50Z



Padang Panjang, pasbana — Dalam upaya meningkatkan kreativitas dan keterampilan kewirausahaan kaum disabilitas, Dewan Pengurus Cabang Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (DPC PPDI) Kota Padang Panjang menggandeng Program Studi Pendidikan Kriya Seni dan Desain Produk Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang. 

Kolaborasi ini diwujudkan melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang mengangkat tema “Pelatihan Pemanfaatan Limbah Serbuk Kayu Guna Meningkatkan Kreativitas Kaum Disabilitas.”

Program pelatihan secara resmi dimulai pada beberapa waktu lalu (12/07)  di Kota Padang Panjang, dan akan dilaksanakan secara berkala dengan metode pendampingan berkelanjutan. Kegiatan ini dirancang agar para peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis, tetapi juga pembinaan yang konsisten untuk mendorong terciptanya produk-produk seni berbasis limbah kayu yang ramah lingkungan.



Kegiatan ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Kriya Seni dan Desain Produk ISI Padangpanjang. Ketua DPC PPDI Padang Panjang, Muhamad Ilham, S.Ds., M.Sn., menjadi penggerak utama di sisi organisasi disabilitas. Sementara dari pihak akademisi, pelaksanaan kegiatan dipimpin oleh Chairul Haq, S.Sn., M.Sn. dan Rahmad Washinton, S.Sn., M.Sn., bersama sejumlah dosen dan mahasiswa pendamping.

Menurut Muhamad Ilham, pelatihan ini merupakan bentuk pengakuan atas potensi kaum disabilitas dalam berkarya. “Kami sangat menyambut baik sinergi ini. Kegiatan ini bukan hanya pelatihan teknis, tetapi juga bentuk nyata pengakuan terhadap potensi teman-teman disabilitas dalam berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.

Senada dengan itu, Chairul Haq menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial institusi pendidikan seni. “Kami ingin mengenalkan bahwa limbah seperti serbuk kayu memiliki potensi tinggi untuk diolah menjadi karya seni bernilai jual, seperti hiasan dinding, miniatur, dan aksesori,” jelasnya.

Pelatihan dilaksanakan secara inklusif dan partisipatif. Para peserta yang terdiri dari penyandang tunadaksa, disabilitas intelektual ringan, serta keluarga disabilitas, dilatih langsung melalui metode praktik. Materi pelatihan meliputi pengolahan serbuk kayu menjadi kerajinan, pengembangan desain sesuai potensi lokal, hingga konsep dasar pemasaran produk.




Metode yang digunakan menekankan pendekatan empatik agar peserta merasa nyaman dan termotivasi. Para pendamping mendorong peserta untuk mengekspresikan ide-ide kreatif yang sesuai dengan minat masing-masing, sehingga hasil kerajinan yang dihasilkan pun memiliki nilai orisinal dan potensi pasar yang kuat.

Ke depan, hasil karya peserta akan dipamerkan dalam berbagai event kerajinan lokal maupun platform digital. Produk-produk tersebut juga diarahkan untuk dikembangkan sebagai unit usaha mikro berbasis seni dan ramah lingkungan, yang bisa menopang kemandirian ekonomi peserta.

Langkah ini diharapkan menjadi model kolaborasi inklusif antara lembaga pendidikan dan komunitas disabilitas di daerah lain. Selain meningkatkan kapasitas individu, kegiatan ini juga membuka ruang kesetaraan dalam dunia kerja kreatif.

Pelatihan pemanfaatan limbah serbuk kayu ini tidak hanya menjadi media transfer ilmu dan keterampilan, tetapi juga sebuah langkah konkrit membangun masyarakat yang lebih inklusif, mandiri, dan kreatif. 

Sinergi antara ISI Padangpanjang dan DPC PPDI Padang Panjang membuktikan bahwa ketika akademisi dan komunitas saling mendukung, potensi setiap individu—termasuk kaum disabilitas—dapat berkembang maksimal dan memberi dampak positif bagi masyarakat luas.(hms/ppdi)

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update