Pasbana- Investasi saham makin populer di kalangan masyarakat, apalagi dengan kemudahan akses melalui aplikasi digital. Tapi banyak investor pemula yang "nyemplung" tanpa strategi, lalu panik ketika pasar goyah. Nah, agar cuan tetap mengalir dan kepala tetap dingin, penting banget menyusun portofolio saham yang seimbang dan tahan banting.
Berikut panduan praktis dan mudah dipahami tentang cara menyusun portofolio saham, mulai dari memilih emiten, mengalokasikan dana, menghitung proyeksi keuntungan, hingga melakukan rebalancing. Cocok untuk siapa saja yang ingin meningkatkan literasi investasi dan meminimalkan risiko.
Langkah 1: Kenali Tujuan Investasi dan Profil Risiko
🔑 Contoh:
Dana: Rp200 juta
Tujuan: Investasi jangka panjang (5–10 tahun)
Target: Imbal hasil 8–12% per tahun
Toleransi risiko: Rendah (tidak ingin stres melihat harga naik-turun tajam)
Maka strategi yang cocok adalah pendekatan defensif: memilih saham-saham dengan fundamental kuat, rutin bagi dividen, dan fluktuasi harga yang tidak liar.
Langkah 2: Pilih Emiten dengan Cermat – Bukan Asal Ikut Tren
Jangan hanya tergiur saham yang lagi “ngetren” di media sosial. Kita butuh saham dari perusahaan yang memang layak untuk disimpan jangka panjang. Berikut kriteria sederhananya:✅ Kriteria Pemilihan Saham:
Fundamental Kuat
Laba bersih tumbuh 5–10% per tahun
DER (Debt to Equity Ratio) < 1
Arus kas operasi positif
Dividen Menarik
Dividen yield minimal 3% sebagai pendapatan pasif
Contoh: BBCA, TLKM, UNVR
Diversifikasi Sektor
Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Gabungkan saham dari sektor perbankan, konsumsi, tambang, kesehatan, dan energi baru.
Volatilitas Terkendali
Pilih saham dengan beta < 1, artinya lebih stabil dibanding IHSG.
Potensi Pertumbuhan
Lihat apakah harga saham saat ini di bawah nilai wajarnya (margin of safety > 20%). Bandingkan PER saham vs rata-rata PER sektornya.
Langkah 3: Hitung Alokasi Dana dengan Strategi Bobot yang Cerdas
Contoh Pembobotan (Dana: Rp200 juta):
Sektor | Kriteria | Bobot | Nominal |
---|---|---|---|
Perbankan | Stabil, dividen tinggi | 35% | Rp70 juta |
Konsumer | Stabil, pertumbuhan moderat | 15% | Rp30 juta |
Tambang | Potensi besar, tapi volatil | 30% | Rp60 juta |
Energi Terbarukan | Potensi masa depan, MoS besar | 10% | Rp20 juta |
Kesehatan | Prospek bagus, tahan krisis | 10% | Rp20 juta |
Lalu bagi dana tersebut ke masing-masing saham berdasarkan harga dan minimum pembelian (per lot = 100 lembar saham).
Langkah 4: Proyeksikan Keuntungan – Jangan Tebak-tebakan
Sebelum membeli, kita perlu menghitung kira-kira berapa potensi cuan dan apakah masuk akal.Contoh Perhitungan:
Beli: 10.000 lembar saham @Rp2.000 = Rp20 juta
Target harga: Rp3.000
Dividen yield: 5%
Biaya transaksi: 0,5% (beli+jual)
Beli: 10.000 lembar saham @Rp2.000 = Rp20 juta
Target harga: Rp3.000
Dividen yield: 5%
Biaya transaksi: 0,5% (beli+jual)
Proyeksi Keuntungan:
Potensi capital gain: Rp10 juta
Dividen: Rp1 juta
Biaya: Rp250 ribu
Cuan bersih: Rp10,75 juta (53,75%)
Lakukan kalkulasi ini untuk seluruh saham di portofolio agar tahu total proyeksi portofolio dalam 6–12 bulan ke depan.
Langkah 5: Rebalancing – Kunci Portofolio Tetap Sehat
Portofolio yang baik bukan hanya dibentuk, tapi juga dipelihara.
Kapan Rebalancing?
Setiap 3–6 bulan
Saat ada perubahan besar di pasar
Jika bobot suatu saham melenceng jauh dari rencana awal
Kapan Rebalancing?
Setiap 3–6 bulan
Saat ada perubahan besar di pasar
Jika bobot suatu saham melenceng jauh dari rencana awal
Cara Rebalancing:
Cek performa: Misalnya, saham tambang naik drastis hingga menguasai 50% portofolio, padahal target hanya 30%
Hitung ulang bobot
Ambil untung dari saham yang overweight
Top-up saham yang underweight tapi masih prospektif
Evaluasi fundamental: Ganti saham yang kinerjanya memburuk
Langkah 6: Pantau dan Sesuaikan Berdasarkan Situasi Pasar
Laporan Keuangan Emiten: Apakah masih sehat?
Sentimen Pasar: Suku bunga BI, harga komoditas, isu politik
Kondisi Makroekonomi: Inflasi, pertumbuhan ekonomi
Kinerja Dividen: Jika dividen menurun drastis, evaluasi
Katalis Positif/Negatif: Seperti akuisisi, ekspansi, PHK besar-besaran, dll
Investasi Saham yang Tenang dan Cuan Itu Mungkin
Membangun portofolio saham itu seperti merancang rumah tangga keuangan kita sendiri. Harus ada perencanaan matang, pemilihan yang bijak, dan pemeliharaan rutin. Dengan strategi portofolio seimbang seperti ini, kamu bisa menikmati potensi cuan tanpa harus stres setiap kali pasar merah.Tips Praktis:
Gunakan aplikasi seperti RTI Business, Stockbit, atau Investing.com untuk pantau dataSimpan catatan portofolio dalam Excel atau Google Sheet
Gunakan fitur watchlist di aplikasi saham untuk memantau emiten pilihan
Gabung komunitas diskusi saham untuk memperluas perspektif.
(*)