Pasbana - Banyak investor pemula mengira keuntungan di pasar saham hanya bisa didapat lewat harga saham yang naik (capital gain).
Tapi, tahukah Anda bahwa ada strategi yang justru mencari untung dari arah sebaliknya—yakni dari dividen yang dibagikan rutin oleh emiten, bahkan ketika harga sahamnya stagnan?
Mari kita kupas tuntas strategi dividend investing yang sedang naik daun di tengah volatilitas pasar, lengkap dengan data, contoh nyata, dan tips aplikatif bagi Anda yang ingin membangun cashflow pasif dari pasar saham.
Apa Jadinya Jika Saham Dividen Saya Tidak Naik?
Bagi mayoritas investor, kenaikan harga saham ibarat hadiah utama—capital gain jadi ukuran utama kesuksesan investasi. Tapi tidak semua orang mengejar hal yang sama.
Di dunia pasar modal, ada satu kelompok yang justru tidak peduli harga sahamnya naik atau tidak, selama perusahaan tetap rutin membagi dividen. Mereka adalah para dividen investor.
Dan, percaya atau tidak, strategi ini bukan isapan jempol.
Dan, percaya atau tidak, strategi ini bukan isapan jempol.
Apa Itu Dividen Investing?
Targetnya sederhana:
✅ Beli saham dari emiten yang rutin dan konsisten membagikan dividen
✅ Pilih saham dengan dividen yield tinggi, minimal 8%–10%
✅ Reinvest hasil dividen untuk membeli lebih banyak saham dividen
Istilah dividen yield adalah perbandingan antara dividen per saham terhadap harga saham, dikali 100. Contoh:
Jika dividen Rp100 per saham dan harga saham Rp1.000, maka dividen yield = 10%.
Ketika Harga Saham Tidak Naik, Justru Bisa Jadi "Surga" Bagi Investor Dividen
Jika harga saham stagnan atau turun, tapi dividennya tetap atau meningkat, dividen yield-nya akan naik.
Dengan dividen yield yang tinggi, investor bisa mendapatkan lebih banyak keuntungan pasif dari saham yang sama.
Bahkan, jika harga turun, uang hasil dividen bisa membeli lebih banyak lot saham, artinya dividen berikutnya pun akan lebih besar lagi.
Itu sebabnya, para dividen investor justru senang kalau saham bagus tidak naik dulu.
Jangan Sampai Salah Pilih Saham
Kinerja Keuangan Naik
Penjualan, laba bersih, dan arus kas harus tumbuh stabil.
Dividen Konsisten dan Meningkat
Hindari emiten yang hanya sesekali membagikan dividen.
Perusahaan Berkualitas
Track record, tata kelola, dan sektornya jelas. Jangan tergiur dividen tinggi dari perusahaan yang tidak sehat.
Contoh Kasus Nyata: Saham Bagus, Harga Turun, Dividen Naik
Lihat beberapa contoh emiten seperti:
Lihat beberapa contoh emiten seperti:
POWR (Cikarang Listrindo)
Dividen tetap tinggi, kinerja meningkat, tapi harga saham stagnan.
MPMX (PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk)
Dividen jumbo selama beberapa tahun, padahal harga saham tidak melonjak.
TOTO (Surya Toto Indonesia Tbk)
Konsisten membagi dividen, padahal harga sahamnya sempat stagnan.
Bagi investor dividen, kondisi ini adalah “jackpot” karena pasar sedang “mengabaikan” saham bagus dengan harga diskon.
Apakah Dividen Investing Cocok untuk Semua Orang?
Strategi ini punya kelebihan dan kelemahan tersendiri:
✅ Keunggulan:
Stabilitas arus kas: Cocok untuk pensiunan atau yang ingin pasif income
Minim stres: Tidak perlu pantau harga setiap hari
Potensi dobel cuan: Dapat dividen + bisa dapat capital gain juga kalau harga naik
❌ Kekurangan:
Membosankan
Di saat orang lain panen cepat, dividen investor cuma duduk manis menunggu hasil.
Membosankan
Di saat orang lain panen cepat, dividen investor cuma duduk manis menunggu hasil.
Cuan terbatas
Karena fokus pada saham dividen tinggi, kenaikan harga biasanya tidak sebesar saham gorengan.
Risiko dividen turun
Kalau emiten tiba-tiba memutuskan tidak membagikan dividen, strategi ini bisa terganggu.
Kalau emiten tiba-tiba memutuskan tidak membagikan dividen, strategi ini bisa terganggu.
Tips Praktis Bagi Pemula yang Ingin Menjadi Dividen Investor
Pilih saham dengan dividen yield minimal 8%
Lihat track record dividen 5 tahun terakhir
Cek rasio payout dan pertumbuhan laba
Diversifikasi ke 5–10 saham dividen berkualitas
Gunakan dividen untuk beli lagi sahamnya (reinvest)
Lihat track record dividen 5 tahun terakhir
Cek rasio payout dan pertumbuhan laba
Diversifikasi ke 5–10 saham dividen berkualitas
Gunakan dividen untuk beli lagi sahamnya (reinvest)
Apakah Harus Takut Kalau Saham Dividen Tidak Naik?
Tidak perlu.
Justru kalau kinerja emiten naik tapi harga saham stagnan, itu sinyal untuk beli lebih banyak. Semakin banyak lot, semakin besar dividen berikutnya.
Dividen investing bukan buat yang suka adrenalin.
Tapi buat Anda yang ingin tidur nyenyak, pensiun tenang, dan hidup dari hasil investasi yang stabil. (*)