.jpeg)
Pasbana - Setelah sempat tertekan dua hari berturut-turut akibat demonstrasi di sejumlah kota besar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan ketangguhannya.
Pada perdagangan Rabu (3/9), IHSG berhasil bangkit dan hampir menyentuh posisi yang sama seperti pekan lalu.
Pemulihan cepat ini bukan kebetulan.
Pemulihan cepat ini bukan kebetulan.
Ada tiga faktor utama yang menjadi penopang:
Stabilitas keamanan dalam negeri yang mulai pulih, membuat investor kembali percaya diri.
Kenaikan harga komoditas utama, seperti batu bara dan CPO, yang memberi dorongan positif bagi saham sektor energi dan perkebunan.
Ekspektasi penurunan suku bunga oleh bank sentral, yang biasanya mendorong likuiditas mengalir ke pasar saham.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, IHSG sempat menyentuh level psikologis 7.200 sebelum akhirnya terkoreksi.
Namun, dengan tren bullish yang masih terjaga sejak awal tahun, banyak analis menilai koreksi hanya bersifat jangka pendek.
“Pasar Indonesia masih punya daya tarik, terutama karena valuasi saham relatif murah dibanding kawasan lain,” ujar seorang analis dari Mirae Asset Sekuritas.
Bagi investor ritel, kondisi ini memberi dua pelajaran penting. Pertama, jangan mudah panik saat terjadi gejolak politik atau sosial, karena pasar bisa pulih lebih cepat dari dugaan.
Kedua, gunakan momentum koreksi untuk mengakumulasi saham-saham fundamental kuat, terutama di sektor energi, perbankan, dan konsumer.
Seperti pepatah lama, badai selalu diikuti langit cerah. Begitu juga IHSG—koreksi hanyalah bagian dari siklus alami sebelum kembali melaju.
Teruslah belajar membaca pergerakan pasar, karena literasi finansial adalah kunci menjadi investor yang tahan banting.
Baca juga artikel terkait strategi memilih saham saat pasar bergejolak agar makin siap menghadapi dinamika bursa.(*)
