Solok Selatan, pasbana - Di balik dinginnya udara Padang Aro, ada satu rahasia kecil yang bikin banyak orang rela datang jauh-jauh: Kopi Sangir.
Bukan sekadar kopi biasa, racikan ini lahir dari kebun di lereng-lereng Kecamatan Sangir, Solok Selatan.
Keistimewaannya sudah terasa sejak dari kebun. Kopi Sangir menggunakan Fine Robusta petik merah—artinya, hanya buah kopi yang matang sempurna yang dipetik.
Proses panennya pun masih banyak dilakukan secara manual oleh petani lokal.
Menurut penuturan para peracik, cara ini membuat rasa kopi lebih konsisten, tidak pahit berlebihan, dan punya aroma yang lebih wangi.
Setelah dipetik, biji kopi diproses secara tradisional. Penjemuran dilakukan dengan memanfaatkan panas matahari, sehingga kadar airnya terjaga.
Inilah yang memberi biji kopi karakter rasa yang khas—kaya, sedikit manis, dan beraroma tanah basah setelah hujan.
Warung Kopi Pak Datuak, salah satu kedai yang menyajikan Kopi Sangir dengan cara meracik yang cukup unik.
Biji kopi digiling halus tepat sebelum diseduh agar aromanya tetap segar. Proses penyeduhannya menggunakan coffee maker yang menghasilkan ekstrak kopi jernih tanpa ampas.
Belum selesai sampai di situ. Kopi yang sudah diseduh kemudian dipadukan dengan susu kental manis dan di-press menggunakan French Press—alat seduh manual yang bisa menghasilkan lapisan foam tipis di permukaan kopi.
Foam inilah yang memberi pengalaman minum yang lebih lembut, sekaligus menghadirkan rasa karamel natural yang menjadi ciri khas Kopi Sangir.
Yang menarik, Kopi Sangir justru paling nikmat disajikan dingin. Suhu dingin membuat rasa robusta yang biasanya kuat menjadi lebih halus, meninggalkan sensasi manis-karamel di ujung lidah.
Banyak penikmat kopi Sangir yang datang hanya untuk menikmati versi dinginnya sambil duduk santai di sore hari.
"Kopi ini bikin rileks. Rasanya pas, nggak bikin perut kaget, dan ada manisnya yang lembut,” kata salah seorang penikmat kopi Sangir.
Bagi pecinta kopi, ini adalah pengalaman yang sulit ditemukan di tempat lain. Kopi Sangir bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang cerita: dari kebun di pegunungan Sangir, proses tradisional yang penuh ketelatenan, hingga racikan terakhir di meja barista.
Harganya? Tenang saja, masih ramah di kantong. Satu cangkir Kopi Sangir bisa dinikmati siapa saja—mahasiswa, pekerja, bahkan wisatawan yang sedang menjelajah keindahan Solok Selatan.
Jika Anda mencari kopi yang bukan sekadar minuman, tapi juga pengalaman rasa dan cerita, maka Kopi Sangir adalah jawabannya. Makin tahu Indonesia. (*)