Notification

×

Iklan

Iklan

Ngaji Literasi: Menghidupkan Surau, Membangun Generasi Melek Ilmu

17 September 2025 | 10:57 WIB Last Updated 2025-09-17T03:57:38Z


Padang, pasbana – Ada yang menarik di UNP Convention Center pada Selasa (16/9/2025) siang itu. 

Ratusan mahasiswa, pegiat literasi, dan tokoh masyarakat duduk rapi mendengarkan pembicaraan tentang literasi.

Bukan seminar biasa, kegiatan ini diberi nama "Ngaji Literasi", sebuah ajang belajar yang memadukan nilai budaya Minangkabau, syair, dan sains.

Program ini digagas Gramedia bersama Universitas Negeri Padang (UNP), dan mendapat dukungan penuh dari Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang, dr. Feri Mulyani Hamid, M. Biomed.

Menurutnya, inisiatif seperti ini adalah langkah strategis untuk menumbuhkan minat baca dan daya kritis generasi muda.

“Kita sangat mengapresiasi kegiatan ini karena sejalan dengan visi Kota Padang sebagai kota cerdas dan religius. Kegiatan ini juga mendukung upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan salah satu program unggulan kita, Smart Surau,” ujar Feri Mulyani.

Menghidupkan Surau Lewat Buku

Smart Surau sendiri adalah program inovatif yang menjadikan masjid dan musala sebagai pusat pengembangan literasi. Dari 11 surau percontohan yang sudah berjalan, salah satunya bahkan telah menerima 1.000 buku bermutu untuk memperkaya koleksi bacaan jamaah dan masyarakat sekitar.

Pendekatan ini dianggap relevan dengan karakter masyarakat Minangkabau yang menjadikan surau bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat pendidikan dan pembentukan karakter. Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. 

Kini, dengan sentuhan buku dan teknologi, surau kembali dihidupkan sebagai ruang belajar bersama.

Syair, Sains, dan Kepemimpinan

Tema kegiatan kali ini, "Alam Takambang Jadi Guru: Syair dan Sains, Jalan Baru Syiar dan Kepemimpinan Generasi Muda", menjadi daya tarik tersendiri. 

Syair-syair Minang dibacakan untuk menghidupkan suasana, sekaligus mengajak generasi muda menemukan inspirasi dari kearifan lokal.

Pakar pendidikan menyebutkan, pendekatan literasi yang menggabungkan budaya dan sains terbukti lebih efektif menarik minat baca anak muda.

Data UNESCO menunjukkan, tingkat literasi Indonesia masih berada di peringkat 62 dari 70 negara (UNESCO, 2023). Program seperti ini diharapkan mampu menggerakkan minat baca yang selama ini dinilai masih rendah.

Literasi, Bekal Masa Depan

Menurut para pegiat literasi, tantangan terbesar saat ini adalah mengubah kebiasaan konsumsi informasi generasi muda dari sekadar media sosial menjadi bacaan yang memperkaya wawasan. 

Program seperti Ngaji Literasi menjadi salah satu jawabannya: mendekatkan buku ke ruang-ruang publik, memberi ruang dialog, dan memadukan nilai spiritual serta ilmu pengetahuan.

“Kalau kita ingin melahirkan pemimpin yang cerdas, bijak, dan berkarakter, literasi harus menjadi gerakan bersama. Tidak hanya tugas sekolah, tetapi juga masyarakat,” tambah Feri.

Dengan dukungan pemerintah, kampus, dan komunitas literasi, Kota Padang punya peluang besar menjadi salah satu kota dengan tingkat literasi tertinggi di Sumatra. 

Dan siapa tahu, dari surau-surau inilah lahir generasi pemimpin yang mampu memadukan ilmu, iman, dan integritas.(*) 

IKLAN

×
Kaba Nan Baru Update