Batusangkar, pasbana— Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar sukses menggelar The 4th International Conference on Religion and Social Humanities (ICReSH) 2025 pada 5–6 November 2025.
Konferensi bergengsi bertema “Religion and Social Transformation in the Digital Era” ini menjadi ruang pertemuan akademisi dunia untuk membahas dinamika agama dan kemanusiaan di tengah derasnya arus digitalisasi global.
Menghadirkan 110 Presenter dan Ratusan Partisipan
Acara yang berlangsung secara hybrid (daring dan luring) ini mencatat kehadiran luar biasa dengan 110 presenter dari berbagai negara serta lebih dari 400 peserta, terdiri atas 294 partisipan daring dan 100 peserta luring.
Mereka membahas berbagai hasil riset terkini dalam 10 ruang sesi paralel, mencakup kajian lintas disiplin antara agama, sosial, dan teknologi.
Ketua Panitia Hardivizon, M.A. menjelaskan, konferensi tahun ini dirancang untuk menghadirkan diskusi yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif.
Ketua Panitia Hardivizon, M.A. menjelaskan, konferensi tahun ini dirancang untuk menghadirkan diskusi yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif.
“ICReSH 2025 tidak hanya berfokus pada aspek akademik semata, tetapi juga menjadi forum untuk merumuskan solusi nyata atas tantangan keagamaan dan sosial di era digital,” ujarnya.
Rektor Tekankan Peran Kampus dalam Transformasi Digital
Konferensi dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Prof. Delmus Puneri Salim, S.Ag., M.A., M.Res., Ph.D. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa perguruan tinggi Islam harus berperan aktif dalam mengarahkan dan mengkritisi dampak digitalisasi terhadap kehidupan beragama.
“Digitalisasi menghadirkan peluang dan risiko. Tugas akademisi adalah memastikan agar teknologi menjadi sarana yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas,” ungkapnya.
Sementara itu, Dekan FUAD, Dr. Wahidah Fitriana, S.Psi., M.A., menyampaikan apresiasinya atas antusiasme para akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai negara.
“Partisipasi lintas negara menunjukkan bahwa isu agama dan sosial dalam konteks digital menjadi perhatian global yang sangat relevan,” tutur Wahidah.
Pembicara Internasional dari Lima Negara
Kualitas akademik ICReSH 2025 kian diperkuat dengan kehadiran pembicara utama (invited speakers) dari berbagai belahan dunia, yang memaparkan perspektif global mengenai transformasi sosial dan keagamaan:
Assoc. Prof. Muhammad Ali, Ph.D. (University of California, USA) – “Islamic Moderation and Digital Qur’an: Reimagining Tafsir, Authority, and Ethics in the Age of AI.”
Dr. Zulfan Tadjoeddin (Western Sydney University, Australia) – “Religious (Islamic) Populism: Between Genuine Grievances and Political Strategy.”
Dr. Bibi Jan Mohamed Ayyub (Founder of NOCP & BTCsanctuary) – “The Application of Islamic Psychology to Promote Mental Health among the Senior Citizens.”
Mufutau Olusola Bello, Ph.D. (Ekiti State University, Nigeria) – “Nigerian Economy in the Throes of Politics and Religion.”
Assoc. Prof. Dr. Peu Ghosh (Hooghly Mohsin College, India) – “Globalization and Mental Health: Religion of Humanity as the Art of Living.”
Diskusi para pakar ini memperkaya wawasan peserta dalam memahami kompleksitas hubungan antara agama, teknologi, dan transformasi sosial di berbagai konteks budaya.
Tujuh Subtema Kritis Bahas Isu Aktual
Konferensi ini mengangkat tujuh subtema utama, mulai dari Digitalisasi Kajian Al-Qur’an, Psikologi Agama, Etika Digital, hingga Jurnalisme Islam. Beragam fenomena aktual turut dibahas, seperti munculnya Muslim influencer, otoritas tafsir dalam ruang digital, hingga tantangan hate speech dan disinformasi berbasis agama.
Isu-isu tersebut menjadi perhatian penting dalam upaya mewujudkan moderasi beragama dan literasi digital di tengah masyarakat global yang semakin terhubung secara virtual.
Dorong Kolaborasi Riset Internasional
ICReSH 2025 menjadi wadah kolaborasi ilmiah lintas negara yang mendorong penguatan jejaring riset dan publikasi internasional.
Karya ilmiah terpilih dari peserta akan diterbitkan dalam jurnal mitra bereputasi dan prosiding resmi konferensi yang dapat diakses publik melalui https://proceedings.uinmybatusangkar.ac.id/index.php/icresh.
Menurut data dari panitia, lebih dari 60 persen peserta berasal dari luar negeri, termasuk dari Malaysia, Nigeria, India, dan Australia, menunjukkan posisi UIN Mahmud Yunus Batusangkar sebagai salah satu pusat kajian keislaman yang aktif di kancah global.
Meneguhkan Peran Agama di Era Digital
Dengan keberhasilan penyelenggaraan ICReSH 2025, UIN Mahmud Yunus Batusangkar meneguhkan komitmennya dalam menjadikan agama sebagai kekuatan moral dan intelektual di era digital.
Rektor Prof. Delmus Puneri Salim menegaskan bahwa hasil dari konferensi ini diharapkan dapat memberi kontribusi nyata bagi kebijakan pendidikan dan penguatan nilai-nilai moderasi beragama.
“Kami ingin memastikan bahwa di tengah derasnya transformasi digital, agama tetap menjadi kompas moral yang menuntun masyarakat menuju kehidupan yang berkeadaban,” ujarnya.
Melalui ICReSH 2025, UIN Mahmud Yunus Batusangkar bukan hanya menjadi tuan rumah konferensi internasional, tetapi juga pionir dialog global yang menghubungkan nilai-nilai keagamaan dengan tantangan teknologi dan sosial masa kini. (*)






