Solok Selatan, pasbana - Padang Aro, pagi itu terasa berbeda. Embun belum kering ketika barisan ASN berdiri rapi di halaman kantor bupati. Udara dingin, namun kata-kata Bupati Solok Selatan, H. Khairunas, datang seperti alarm yang membangunkan.
“2026 sudah di depan mata,” ucapnya, perlahan namun tegas. Nada suaranya mengalir, seperti ingin menegur waktu yang bergerak terlalu cepat.
“2026 sudah di depan mata,” ucapnya, perlahan namun tegas. Nada suaranya mengalir, seperti ingin menegur waktu yang bergerak terlalu cepat.
Tahun baru anggaran sedang disiapkan. Namun sebelum langkah besar itu dimulai, ada PR yang menunggu di belakang: evaluasi tahun ini. Kegiatan 2025 harus ditutup dengan rapih—tanpa sisa, tanpa target yang meleset.
Ia menatap jajaran OPD. “Jangan tunggu sampai akhir. Pelajari. Periksa. Pastikan semua berjalan,” katanya.
Kalimat pendek. Pesan jelas.
Di penghujung tahun, setiap pekerjaan harus selesai, termasuk serah terima (PHO) proyek yang masih berjalan. Karena, bagi Khairunas, masyarakat tidak boleh menunggu manfaat pembangunan terlalu lama.
Apalagi, APBD 2026 sudah disahkan. Angkanya besar:
Pendapatan Rp737,1 miliar.
Belanja Rp775 miliar.
Pembiayaan netto Rp38,5 miliar.
Di atas kertas, itu adalah rencana. Di lapangan, ia adalah harapan.
Ia meminta dokumen pengadaan disiapkan sejak awal, tidak menunggu bulan berganti. Karena keterlambatan di meja kerja, bisa berarti keterlambatan di jalan desa, puskesmas, sekolah, dan layanan publik lain.
Program kini terintegrasi. Dari pusat, turun ke daerah. Setiap langkah terlihat, setiap anggaran dipantau.
Apel pagi itu bukan sekadar rutinitas.
Ia seperti garis start.
Tahun baru akan datang, dan Solok Selatan ingin siap menyambutnya—tanpa catatan merah di belakang, dan tanpa jeda untuk menunda pekerjaan di depan.
