Notification

×

Iklan

Iklan

Candi Pulau Sawah, Bukti Peninggalan Budha Di Dharmasraya

26 Agustus 2018 | 20.26 WIB Last Updated 2018-08-26T13:26:36Z

Dharmasraya - Temuan tim peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, (Puslit Arkenas), atas keberadaan Kompleks Percandian Pulau Sawah mengungkap banyak hal tentang sejarah masa lalu leluhur di Sumatera Barat.

Dharmasraya, daerah yang terletak di bagian hulu Sungai Batang Hari ini ternyata telah menjadi lokasi penting bagi kepercayaan umat Buddha berabad-abad yang lalu.

Temuan beberapa candi yang tersebar di kawasan tersebut mengindikasikan pada zaman dahulu pernah terjadi fenomena alam berupa banjir bandang yang mengakibatkan rusaknya struktur bangunan candi sehingga ditinggalkan oleh para penganutnya.

Beberapa temuan yang ada di lokasi itu mengindikasikan bahwa kawasan tersebut pernah aktif semenjak abad VIII Masehi. Jauh beratus tahun sebelum keberadaan Arca Amoghapasa dengan Arca Bairawa yang saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Selain dugaan soal terjadinya banjir bandang yang sampai mengubah aliran Sungai Batanghari, Ketua tim peneliti, Eka Asih Putrina Taim juga mensinyalir ada dua aliran agama Buddha yang tumbuh dan berkembang secara berdampingan, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Tantrayana.

Eka menilai, hal tersebut berangkat dari adanya beberapa temuan berupa arca yang merupakan identitas atau karakteristik dari masing-masing aliran.

Bukti keberadaan Buddha Mahayana ditemukan pada Candi Pulau Sawah II dengan penemuan avalokiteswara serta kaki Buddha. Sementara, bukti dari keberadaan Buddha Tantrayana adalah dengan ditemukannya beberapa arca lain dari ajaran tersebut.

Dari temuan yang ada, dapat dilihat bahwasanya pada zaman dahulu ajaran Buddha Mahayana dan Buddha Tantrayana hidup secara berdampingan atau bahkan telah terjadi sinkretisme antara masing-masing ajaran.

Dugaan tersebut diperkuat oleh Taqiudin, pakar Geografi dan Lingkungan terkait Arkeologi dari Universitas Indonesia. Ia menyebutkan bahwa pada komplek percandian tersebut terdapat lebih dari satu ajaran, sekalipun secara umum di lokasi tersebut ditemukan banyak bukti tentang keberadaan Buddha Mahayana.

Akan tetapi, pada komplek percandian tersebut juga ada indikasi Tantrayana dengan ditemukannya avalokiteswara dalam bentuk tantra. "Hal ini membuktikan bahwa toleransi umat beragama di daerah ini sudah berlangsung sejak lama," ujarnya.

Selain itu, penemuan keramik asal Cina di lokasi tersebut juga membuktikan bahwa pada kisaran abad VIII daerah tersebut sudah menjalin kontak dengan dunia internasional.
Sumber: Liputan6

×
Kaba Nan Baru Update